Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

CERPEN : Terjebak di Pasar Kuno

Pagi itu murid-murid kelas 6 SD Pelita Indah sedang berkunjung ke kawasan Banten Lama. Namun, bukannya memperhatikan Ibu Yani, guru sejarah mereka, Adhia malah sibuk menunjukkan pena barunya kepada Liana. Pena bergagang mutiara itu harganya mahal sekali. Orangtua Adhia memang kaya raya. Mereka memberinya banyak sekali uang. Akibatnya, Adhia tidak terlalu menghargai dan menjaga barang-barang miliknya. Seperti kamera digital canggihnya yang dalam seminggu sudah terjatuh ke kolam. Begitu pula rok sutranya yang dengan cepat ketumpahan tinta. Adhia juga tidak segan-segan beli es krim mahal hanya untuk dicicipi sedikit lalu dibuang begitu saja. Liana hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Ia sendiri harus amat berhati-hati menggunakan barang-barangnya supaya bisa dipakai selama mungkin. Orangtuanya memang tidak kaya. “Adhia, Liana, perhatikan, ya,” tukas Ibu Yani sambil menatap tajam ke arah Adhia dan Liana. Adhia langsung berhenti memamerkan penanya. “Dulu sekali, saat Kesultanan Bante

CERPEN : Es Krim Meleleh

Setiap Sabtu dan Minggu pagi, Nia selalu menemani ibunya belanja di pasar. Ia senang karena di pasar terdapat banyak penjual kue enak. Bahkan, ada penjual es krimnya. Daripada kue, Nia lebih suka jajan es krim. Enaknya, Ibu selalu mengijinkan ia mengambil dua jenis es krim. Satu untuk dimakan siang hari, satunya lagi untuk sore hari. Di Sabtu pagi ini, seperti biasa Nia ikut ke pasar. Ibu sudah selesai belanja. Sambil berjalan keluar dari lorong pasar, mereka mampir di kios penjual es krim. “Hari ini, aku beli es krim stroberi, ya, Bu,” kata Nia saat berhenti di depan kios. Belum sempat ibunya menjawab, tiba-tiba terdengar teriakan memanggil. “Bu Rinaaa… apa kabar?” Rina adalah nama ibu Nia. Nia dan Ibu mengangkat wajah bersamaan. Tampak Bu Anya, pemilik toko es krim keluar dari dalam kiosnya. “Eh, Bu Anya! Tumben ikut menjaga kios,” sapa Ibu ramah. Bu Anya tersenyum ramah dan mengelus rambut Nia. “Iya, si Tinah karyawan saya sedang sakit. Jadi hari ini saya jaga sendiri. Nia mau es kr

CERPEN : Teman baru ema

Setiap liburan panjang kenaikan kelas, Ema selalu berlibur di rumah neneknya di Wonogiri. Biasanya, ayah dan ibunya mengantar dan menginap dua tiga hari di Wonogiri. Lalu mereka kembali lagi ke Jakarta, meninggalkan Ema di rumah Nenek. Seminggu menjelang masuk sekolah, ayah dan ibu Ema baru datang lagi untuk menjemput Ema. Ema sebetulnya kesepian kalau tidak ada ayah dan ibunya di Wonogiri. Di sekitar rumah neneknya, tak ada anak yang sebaya Ema. Untunglah, liburan kali ini, nenek Ema mengajak Ema ke rumah Nek Sakem, sahabat nenek Ema. Nek Sakem punya cucu yang sebaya Ema. Namanya Leles. Mereka berkenalan. Jadi, liburan kali ini, Ema punya teman baru bernama Leles. Di suatu pagi, selesai sarapan bersama, Nenek berkata,   “Ema, kamu tolong pergi ke rumah Nek Sakem ya. Bawakan lentho buatan Nenek untuk Nek Sakem dan Leles. Kaki Nenek sedikit sakit. Jadi Nenek tidak bisa ikut ke sana.”   Rumah Nek Sakem tidak jauh. Namun, tidak bisa dibilang dekat juga. Untunglah Ema sudah hapal jalan ke

CERPEN : Layangan Bali

Swiish swiish…. Layangan sederhana bermotif ukiran Bali terbang di langit naik dan turun. Nyoman memegang benang layangan, menariknya dan melepasnya. Ia membiarkan kemanapun arah layangannya terbang. Di desanya, Nyoman adalah anak yang paling jago main layangan. Wooshh.... Tiba tiba layangan itu menukik ke tanah, lalu naik lagi tinggi ke langit. “Wooow…. Hebat!” terdengar suara dari sebelah Nyoman. “Kamu jago sekali main layangan!” Seorang bapak berjalan naik bukit dan mendekati Nyoman. Nyoman tersenyum ramah. Ia kenal, bapak itu kemarin ada di pura ikut sembahyang bersama warga di banjar Nyoman. Bapak itu datang bersama kepala banjar. Nyoman sempat berkenalan dengannya. Namanya Pak Panji. Katanya, ia masih bersaudara dengan kepala banjar tempat Nyoman tinggal. Pak Panji memang orang Bali, namun ia tinggal di Jepang.   Pak Panji membawa tas kanvas besar. Ia berlutut di rumput dan membuka tasnya. Ia mengeluarkan enam layangan, semua berlainan bentuk, ukuran, dan warna. Semua sangat inda

CERPEN : Liburan Unik

Putri mengikuti ekskul berenang dan paduan suara di sekolah. Ia juga ikut les matematika dan piano. Karena kegiatannya padat, Ibu membelikannya handphone agar Ibu mudah memantau kegiatan Putri. Kalau tidak ada ekskul dan pulang lebih cepat, Putri juga bisa menghubungi Ibu agar bisa dijemput lebih cepat. Sayangnya, kegunaan utama handphone itu jadi berubah. Putri jadi sering sekali bermain game di handphone. Ia sampai tidur terlalu malam dan susah dibangunkan di pagi hari. Kadang, Putri malah lupa membuat PR karena terlalu asyik main game. “Putri, Ibu terpaksa menyita handphone kamu. Kalau pulang sekolah lebih cepat, kamu minta ijin pakai telepon TU saja, untuk menelepon Ibu,” tegur Ibu suatu hari. Rupanya, Ibu sudah jengkel karena Putri seperti tak peduli pada larangan Ibu. “Kalau nilai-nilai ulangan kamu sudah membaik, baru handphone ini Ibu kasih kamu lagi. Kamu harus belajar atur waktu dulu, dan tidak ketagihan main game di handphone,” kata Ibu lagi. Putri agak kesal pada Ibu. Namun

CERPEN : Meina si Penakut

Si Penakut. Itu julukan Meina dari temantemannya karena dia memang selalu ketakutan. Dia takut gelap, anjing, kodok, kecoa, tikus, dan masih banyak lagi. Tapi terutama dia takut pada Geng Pemberani yang jahil dan suka menakutnakuti dirinya dan teman sekelas yang lain. Sialnya, pada darmawisata ke Ambon kali ini, Meina malah sekamar dengan Lisa, kepala Geng Pemberani. Dan, malam itu tak sengaja Meina memergoki Lisa dan Geng Pemberani mengambil saputangan sutra milik Diandra. Sayang, ia ketahuan Lisa. Lisa mengancam Meina jika berani mengadukan dirinya pada Diandra. Meina, si penakut, gemetar ketakutan. Maka, benar saja. Di bawah sinar matahari Ambon, saat mereka sedang mengunjungi Monumen Martha Tiahahu, Diandra yang kepanasan sadar bahwa saputangannya hilang. Diandra menangis sedih karena saputangan sutra itu milik ibunya yang harus ia jaga baik-baik. Meina membuka mulut hendak memberitahunya, tetapi langsung terdiam melihat pandangan mengancam dari Lisa. Meina merasa sangat ketakutan

CERPEN : Lubang di Pasir Pantai

Kris tidak punya kakak atau adik. Ia sangat pemalu dan tidak punya teman. Kris tinggal di desa di tepi pantai. Ia selalu bermain sendiri. Anak sebaya Kris sebetulnya banyak. Namun Kris lebih suka bermain sendiri. Kris suka sekali menggali lubang di pasir pantai. Itulah yang dilakukannya saat hari libur.  Ayahnya nelayan. Ibunya berjualan ikan di pasar. Dan memang hanya itu yang bisa Kris lakukan, sebab ia tak punya teman. Di tempat itu, ada juga Tita. Setiap liburan, Tita sering kesepian. Ia juga anak tunggal. Apalagi, mama papanya selalu tak bisa menemaninya berlibur. Seperti tahun ini, Tita sendirian berlibur di rumah kakek neneknya di desa tepi pantai. Tita suka  sekali mencari lubang-lubang di tepi pantai. Ia akan mengisinya dengan pasir pasir. Ya, Tita selalu membawa sekop saat bermain di pantai. “Mengisi lubang lebih mudah dari menggalinya,” begitu pikir Tita. Dan Tita  selalu mencari kalau ada lubang besar untuk diisi pasir. Suatu pagi, Kris pergi ke pantai. Seperti biasa ayah i

CERPEN : Waktu Panen

Biasanya, ketika Dipta dan Tia mengunjungi Kakek dan Nenek, mereka bermain dan bersenang-senang saja. Namun kali ini mereka diajak ikut memanen buah dan sayur di ladang. Dipta dan Tia sangat senang. Apel merah dan pir sangat indah untuk disentuh dan dilihat. Mereka memetik buah yang besar dan ranum, lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Semua pohon tampak berbuah lebat. Mereka juga memanen wortel dan beet. Mereka menariknya dari tanah.  Mengeluarkan kacang-kacang polong matang dari kultnya juga menyenangkan. Mereka paling suka memetika jagung. TREK! Terdengar bunyi indah waktu jagung itu patah di batangnya. Anak-anak tetangga Kakek dan Nenek ikut memanen ladang itu juga. Setelah itu, masih banyak yang harus mereka petik lagi. Matahari  perlahan makin terik dan panas. Lengan Tia mulai sakit karena memetik. Punggung Dipta juga pegal karena membawa keranjang- keranjang penuh. Mereka membawa hasil ladang dan memberikannya pada Nenek. Setelah itu, mereka beristirahat. Sambil menunggu Nenek

CERPEN : Bangku Perah Susu

Di sebuah desa tinggal seorang gadis gembala. Meiti, demikian nama gadis cantik itu. "Belum pernah aku melihat gadis secantik dia!" kata pemuda-pemuda yang berjumpa dengannya. Mendengarpujian-pujian itu Meiti menjadi sombong. Ia merasa tak pantas lagi menyapu, mencuci piring ataupun menggembalakan sapi. Namun Meiti harus mengerjakannya, karena orang tua Meiti bukanlah orang kaya. "Seharusnya aku tinggal di rumah terus, supaya kulitku tidak hitam terbakar matahari. Dan aku dapat bersolek, agar selalu kelihatan cantik!" Begitulah keluhan Meiti setiap hari. Untuk melampiaskan kekesalannya Meiti mencambuki sapi-sapinya yang tak bersalah itu. Sore itu, seperti biasa Meiti memerah susu. Tiba-tiba terdengar suara memanggil namanya, "Meiti! Meiti! Coba ke sini!" Meiti menoleh ke belakang. Tampak olehnya seorang nenek yang berdiri di pintu kandang. "Ada apa, Nek? Mau menggantikan aku menggembalakan sapi dan memerah susu?" tanya Meiti. "Ooh, tidak! Ak

CERPEN : Rama dan Keluarganya

  Setiap kali Rama ikut pergi berbelanja ibunya selalu khawatir.  "Sekarang ingat, kalau Rama tersesat, tetap di tempat ya. Jangan jalan keliling-keliling. Biar Ibu, Ayah atau kakak-kakak yang berkeliling mencari Rama.”  Rama mengangguk mengerti. “Baik, Bu!” Hari ini, Rama kembali ikut ibu dan kakaknya berbelanja di supermarket.  Ia mencoba untuk tetap berada di dekat keluarganya. Sesekali ia menengok ke kiri, ke kanan, kadang mencium aroma permen atau cokelat pada rak di dekatnya. Namun ia kemudian bergabung lagi dengan keluarganya yang sengaja berjalan lambat sambil menunggu Rama bergabung. Kini, Rama, Ibu dan kakaknya sudah berada di konter kue. Ketika di rumah tadi, Ibunya sudah berpesan, ia boleh memilih dua potong kue yang ia sukai. Maka itu, Rama berhenti di konter kue. Ia memilih kue yang disukainya. Rama bingung. Semua kue di dalam etalase kaca itu tampak enak. Ia butuh waktu lama untuk memutuskan kue mana yang ia suka. Sebab, ia suka semua kue yang dipajang itu. Setelah

CERPEN : Bukan Ikan Air Tawar

  Hari masih pagi. Becok bersama Udin mengayuh sepeda sambil bersiul. Pada boncengan sepeda mereka ada tas yang besar. Tak berapa lama kedua laki-laki itu telah berada di jalan raya. Mobil dan motor yang lalu lalang melewati mereka tak dipedulikan. Mereka terus saja mengayuh sepeda mereka hingga di pasar ikan, tak jauh dari pantai. Din, kau tunggu di sini, ya? Aku mau membeli ikan dulu," ujar Becok seraya memarkir sepedanya di tempat yang aman. Lalu dengan tergesa-gesa Becok pergi ke sebuah kios penjual ikan. Ia tawar menawar dengan si penjual ikan. Setelah harga disepa- kati, Becok pun membayar harga ketiga ekor ikan yang dibelinya. Seekor ikan kakap dan dua ekor ikan mujair. “Beres, Din! Rencana kita kali ini pasti siiiip!" ujar Becok seraya memperlihatkan ikan yang dibelinya. Mereka lalu melanjutkan perjalanan ke arah timur, ke daerah perumahan mewah. Pagi itu, jalanjalan di daerah ini sangat sepi. Karena para penghuninya kebanyakan pergi ke kantor atau ke sekolah. Sedang

CERPEN : Hadiah Naik Kelas

Malam Itu suasana di jalan hening sekall. Di luar tak terdengar suara kodok ataupun cengkerik. Hanya kadang-kadang terdengar suara gonggong anjing dan penjual sate pang menjajakan dagangannya. Di rumah Pak Tarji pun sepi. Semua sedang asyik. Pak Tarji dengan kacamata yang bertengger di hidungnya asyik membaca.Bu Tarji menjahit. Sedangkan Heri belajar di sudut ruangan. Sekali-sekali tampak ia memainkan jari-jarinya. Dan mulutnya komat-kamit seperti sedang menghafal sesuatu. Mungkin belajar untuk ulangan besok.   "Ada ulangan besok, Her!" tiba-tiba Pak Tarji memecah kesunyian, seraya meletakkan korannya. "lya, Yah!" sahutnya seraya mendekati ayah-ibunya. "Ulangan IPS! Susahnya! Sejak tadi Heri menghafal nama-nama provinsi dan ibukotanya, selalu saja ada yang salah!" keluhnya. "Heri, sebenarnya tidak susah, kalau dipelajari dengan sungguh-sungguh. Setiap orang yang ingin pandai, memang harus rajin belajar. Kalau malas mana mungkin cita-citanya dapat terc

SERBA-SERBI : Hati-Hati Kena Cakar atau Gigit! Ini Tanda Kucing Marah yang Harus Diwaspadai

Gambar
  Sama seperti kita, kucing juga bisa marah karena beberapa sebab. Salah satunya adalah karena kita menyentuh bagian tubuh yang sensitif.  Bagian tubuh itu adalah perut dan ekornya. Karena itu, sebaiknya kita mengelus area kepala saja, ya!  Kalau  kucing marah , ia bisa mencakar atau menggigit kita. Jika kucing sudah menunjukkan tanda-tanda marah, segeralah menjauh, ya.  Berikan waktu untuk kucing untuk menenangkan diri.  Seperti apa tanda-tanda  kucing marah ? Yuk, cari tahu!  1. Ekor Saat kucing kesal, ekornya terlihat diayunkan ke arah depan dan belakang atau samping kanan dan kiri dengan cepat. Kucing yang sudah marah mengangkat ekornya dengan tinggi dan bulu di bagian ekornya berdiri sehingga tampak mengembang. 2. Tubuh Bulu di tubuh kucing yang marah juga berdiri sehingga membuat tubuhnya tampak lebih besar. Kucing yang sedang marah cenderung meninggikan bagian belakang tubuhnya untuk membuatnya terlihat lebih besar lagi. Bahkan, jika tanda ini muncul, kucing bukan hanya kesal, t

SERBA-SERBI : Wah, Ada 5 Kesalahan yang Mungkin Dilakukan saat Olahraga, Apa Saja?

  Selain mengonsumsi makanan sehat, cara lain untuk menjaga tubuh tetap sehat adalah dengan berolahraga secara teratur. Olahraga  penting dilakukan karena membuat kita terus bergerak dan membuat organ tubuh seperti jantung, otot, serta paru-paru bekerja lebih keras. Apalagi bagi anak-anak,  olahraga  ini penting dilakukan karena membuat kita menjadi lebih aktif. Meskipun  olahraga  membuat kita terus bergerak, ternyata  olahraga  tidak bisa dilakukan secara sembarangan, lo. Kalau kita tidak hati-hati dalam melakukan  olahraga , mungkin saja ada lima  kesalahan  yang bisa terjadi dan membuat  olahraga  kehilangan manfaatnya. Apa saja, ya,  kesalahan  yang mungkin saja kita lakukan saat berolahraga? 1.  Olahraga  secara Berlebihan Olahraga  secara teratur memang baik untuk kesehatan tubuh dan berbagai fungsi organ di tubuh kita. Namun,  olahraga  harus tetap dilakukan dengan porsi yang tepat, yaitu tidak boleh berlebihan. Melakukan  olahraga  berlebihan bukannya membuat tubuh sehat, tapi

SERBA-SERBI : Seperti Pemanasan, Pendinginan Setelah Olahraga Juga Penting Dilakukan

Gambar
  Sebelum melakukan  olahraga , kita akan melakukan gerakan ringan yang disebut sebagai pemanasan. Pemanasan merupakan sesi atau bagian persiapan sebelum melakukan aktivitas fisik. Gerakan pemanasan berupa aktivitas ringan yang biasanya terdiri dari latihan ringan yang berhubungan dengan jantung dan sistem peredaran darah serta peregangan. Pemanasan penting dilakukan untuk menghindarkan kita dari cidera yang bsia terjadi selama kita melakukan  olahraga , teman-teman. Meskipun gerakan pemanasan sebelum  olahraga  penting dilakukan, ternyata ada gerakan lain yang juga penting untuk dilakukan, nih, teman-teman, yaitu gerakan  pendinginan  setelah  olahraga  selesai dilakukan. Wah, apa sebabnya gerakan  pendinginan  juga penting dilakukan, ya? Cari tahu bersama, yuk! Membantu Mengurangi Kelelahan Otot Setelah berolahraga, apakah teman-teman pernah mengalami nyeri otot atau kelelahan? Nah, dua hal ini disebabkan oleh produksi asam laktat dalam otot yang terbentuk ketika teman-teman berolahr