CERPEN : Lubang di Pasir Pantai

Kris tidak punya kakak atau adik. Ia sangat pemalu dan tidak punya teman. Kris tinggal di desa di tepi pantai. Ia selalu bermain sendiri. Anak sebaya Kris sebetulnya banyak. Namun Kris lebih suka bermain sendiri.

Kris suka sekali menggali lubang di pasir pantai. Itulah yang dilakukannya saat hari libur.  Ayahnya nelayan. Ibunya berjualan ikan di pasar. Dan memang hanya itu yang bisa Kris lakukan, sebab ia tak punya teman.

Di tempat itu, ada juga Tita. Setiap liburan, Tita sering kesepian. Ia juga anak tunggal. Apalagi, mama papanya selalu tak bisa menemaninya berlibur. Seperti tahun ini, Tita sendirian berlibur di rumah kakek neneknya di desa tepi pantai.

Tita suka  sekali mencari lubang-lubang di tepi pantai. Ia akan mengisinya dengan pasir pasir. Ya, Tita selalu membawa sekop saat bermain di pantai.

“Mengisi lubang lebih mudah dari menggalinya,” begitu pikir Tita. Dan Tita  selalu mencari kalau ada lubang besar untuk diisi pasir.

Suatu pagi, Kris pergi ke pantai. Seperti biasa ayah ibunya sedang sibuk berjualan ikan di pasar desa.

Kris mulai menggali lubang di pasir. Lubang  yang besar dan dalam. Itu pekerjaan yang melelahkan tapi memuaskan hatinya. Ketika lelah, Kris meninggalkan galiannya sebentar. Ia pergi ke warung di dekat pos pantai untuk membeli es dawet.  

Ketika dia pergi, datanglah Tita dengan sekop kecilnya. Tita melihat

lubang yang dibuat Kris tadi. Dia girang sekali dan bekerja mengisi dengan banyak pasir. Tapi dia lalu lelah dan haus  juga. Tita pun pergi ke pos pantai untuk beli es dawet.

Ketika Kris balik, ia merasa sangat kecewa dan kesal karena ada yang menimbun lubang yang ia gali. Dengan kesal ia mulai menggali lagi.

Ketika Tita datang, dia kecewa kasal ada anak anak lelaki yang menggali lubang yang sudah susah payah ia timbun.

“Apa yang kau lakukan? Aku sudah menimbun lubang itu!”

Kris berhenti menggali dan melihat dengan kaget.

“Tapi ini lubangku. Aku yang menggalinya tadi pagi! Aku susah payah menggali tapi ada yang menimbunnya!”

Tita sangat terkejut. Dia tiba tiba tertawa geli.

“Hahaha tadi aku yang mengisinya dengan pasir lagi!” tawanya.

Mereka berdua akhirnya berteman. Dengan gembira Kris menggali beberapa lubang dan ditimbun lagi oleh Tita. Mereka melakukannya sampai lelah dan haus lagi. Kali ini, mereka membeli es podeng buatan nenek Tita bersama-sama.




Sumber : bobo.grid.id
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Tshiu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan