Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2023

Dongeng : Periuk Ajaib

Pak Hiro adalah seorang penjual Ubi jalar. Setiap dua hari, ia pergi ke hutan mengumpulkan beberapa keranjang ubi jalar. Sebagian besar untuk dijual. Sebagian kecil untuk persediaan di rumah, untuk ia makan bersama Istri dan kedua anaknya. la juga mengumpulkan kayu bakar untuk istrinya memasak. Pada suatu hari, setelah mengumpulkan dua keranjang ubi jalar, Pak Hiro pun bersiap pulang. Namun sayangnya, ada pohon besar tumbang yang menutupi jalan setapak yang ia lewati setiap hari. Pak Hiro terpaksa melewati jalan berputar yang lebih jauh. la tak pernah melewati jalan itu sebelumnya. Pak Hiro terkejut ketika melewati sebuah gubuk. Tak ada seorang pun yang tinggal di gubuk itu. Namun, ada beberapa kayu bakar yang menyala di depan gubuk, dan di atasnya ada sebuah periuk. "Apakah kau lapar?" tiba-tiba terdengar suara dari periuk itu. Pak Hiro sangat terkejut. Ternyata itu adalah periuk ajaib. Karena memang merasa lapar, Pak Hiro pun segera menjawab, "Ya, saya sangat lapar!&qu

Dongeng : Ikan Tak Harus Bisa Terbang. dan Burung Tak Harus Bisa Berenang

Di dalam hutan, ada sebuah sekolah yang bernama Sekolah Satwa. Di sana para hewan diajari berbagai hal seperti berenang, memanjat, berburu, kamuflase, dan banyak lainnya. Namun, murid di sekolah itu Kemampuan mereka pun berbeda. Ada yang dapat memanjat, tetapi tak bisa berenang. bisa tetapi tak bisa berburu, sayangnya pelajaran mereka tetap sama. Beberapa murid sudah berbicara kepada guru mereka tentang hal itu. Meskipun begitu, guru tetap acuh tak acuh terhadap pernyataan mereka. Memang ada beberapa murid yang terus berlatih pasti akan berhasil, tetapi tidak semua murid bisa seperti itu. "Kenapa guru-guru itu selalu tidak peduli tentang kemampuan kita, sih?!" kesal Kelinci. Burung pun menjawab ucapan temannya itu. "Sabar saja. Pasti mereka akan berubah." Sambil mengelus punggung kelinci. Kelinci tidak terima dan ingin protes, tetapi niatnya ia urungkan, pasti Burung akan menyuruhnya sabar lagi. "T. tapi kan, hahh... sudahlah." Terlihat monyet dan ikan yan

Dongeng : Taman Rahasia

"Eh, apa itu? Bukankah di sana taman? Kenapa berubah menjadi pintu?" seru Zira terkejut sambil menengok ke arah taman. Malam itu Zira sedang berjalan-jalan dengan riang dan tanpa sengaja mendapati hal yang sangat aneh. Zira adalah seekor zebra betina yang cantik. Dia juga selalu bercita-cita ingin menjadi detektif. Zira bergegas berlari menuju rumah sahabatnya yang tidak terlalu jauh. Sahabat Zira adalah seekor kuda betina yang cantik. Dia biasa dipanggil Ida. "Permisi, Idaa!" teriak Zira dari luar rumah Ida. "Ada apa. Zira? Kenapa kamu datang malam-malam?" tanya Ida. "Ida, taman menghilang! Hanya ada pintu yang aneh. Pintunya terbuat dari kayu berwarna coklat dan sangat lebar," kata Zira. Mereka berdua langsung berlari bersama menuju taman yang dimaksud Zira. Saat mereka berdua sampai di taman, tak ada yang berani mendekati pintu itu. "Ayo, kita harus coba masuk ke dalam ruangan yang ada di balik pintu itu!" kata Zira. "Iya, yuk k

Cerpen : Anak yang bermalasan

Minggu adalah hari libur yang ditunggu kaum rebahan, malas beraktivitas. Ada yang hanya ingin rebahan di rumah menghilangkan penat selama satu minggu beraktivitas dan ada pula yang berencana akan berlibur. Banu memilih opsi pertama. Banu memilih bersantai rebahan di rumah dan parahnya Banu aka selalu merasa kurang dengan liburnya. “Banu bangun sudah siang, nanti kamu terlambat.” Tanya ibunya. “Bu Banu masih capek, banu bolos sehari, ya.” Banu memelas pada ibunya. “ Jangan begitu, bayaran sekolahmu mahal jangan menyepelekan menuntut ilmu” Jawab ibunya menyanggah. “Sehari saja bu, Banu tidur lagi.” Melihat kelakuan Banu, Ibunya geram hingga mengajak Banu melihat anak keterbelakangan di suatu panti asuhan. “Nah, sekarang coba kamu buka mata kamu, mereka ingin sekolah sepertimu. Namun, tidak ada orang tua yang akan membiayai mereka bersekolah.” Jelas ibunya, mereka masih di dalam mobil. Dengan kejadian itu, Banu tersadar dan mau berangkat sekolah walau terlambat. Di perjalanan menuju sekol

Dongeng : Seorang utusan yang cerdik

Pada zaman Tiongkok dulu ada dua kerajaan yang masing-masing bernama Jih dan Cu. Kerajaan Cu sangat besar. Sebaliknya Kerajaan Jih sangat kecil. Karena itu, Raja Cu sangat memandang rendah pada tetangganya yang kecil. Suatu ketika, Kerajaan Jih mengirimkan seorang utusan kerajaan ke Kerajaan Cu. Maksudnya untuk lebih mengeratkan hubungan kedua negara. Utusan itu bernama Yan Ying.  Ketika Raja Cu tahu yang datang adalah Yan Ying, senanglah hatinya, karena dia tahu Yan Ying adalah seorang bertubuh pendek. Lalu direncanakanlah suatu muslihat, untuk menghina Yan Ying serta Kerajaan Jih. Raja Cu menyuruh bawahannya membuat sebuah pintu kecil, di samping pintu istana yang megah. Pintu itu mirip pintu anjing. Maksudnya ialah, agar nanti waktu Yan Ying datang akan disuruhnya lewat pintu kecil itu sebagai ejekan. Tibalah saatnya Yan Ying yang pendek datang. Saat itu, tak seorang pejabat pun yang menduga, bahwa Yan Ying akan berani menolak ketika disuruh lewat pintu kecil. Yan Ying menuding pint

Dongeng : Hui Ku yang rajin

Pada zaman dahulu, tinggallah seorang ibu dan anak gadisnya di tepi sebuah hutan. Nama gadis itu Hui Ku. Mereka tinggal dalam sebuah rumah yang sangat sederhana. Namun, rumah mereka tampak bersih dan terawat berkat Hul Ku yang rajin membersihkannya setiap hari. Hui Ku memang seorang gadis yang rajin dan berbakti pada ibunya. Setiap hari la yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. la juga mencari kayu bakar untuk dijual. Pada suatu hari setelah lelah mencari kayu bakar, Hui Ku bergegas pulang. Namun di tengah jalan, hujan deras turun. Hui Ku segera berlari ke hutan lagi. la bermaksud berteduh di daun-daun besar yang banyak tumbuh di hutan. Hui Ku terus berlari memasuki hutan itu dengan memikul kayu- bakarnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah rumah yang bentuknya aneh. Hui Ku segera berhenti di depan rumah itu untuk berteduh. Perlahan- lahan didorongnya pintu itu sambil berseru, "Bolehkah saya berteduh di sini? Saya kehujanan dan lapar. Hari sudah semakin gelap di luar.... Namun, t

Dongeng : Bunga Melati yang baik hati

Di taman bunga kerajaan, tumbuh berbagai macam tanaman bunga yang bunganya sangat indah. Para putri senang sekali memandang dan menciumi bunga melati. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari bunga-bunga yang lain. Putri 1 : “Wah………indah sekali bungabunga di taman istana ini.” Putri 2 : “Hei…..lihat bunga melati itu. Warnanya putih bersih dan harumnya semerbak memenuhi taman ini.” Putri 1 : “Mmmh……… aroma melati memang harum. Aku sangat menyukainya.” Bunga Sedap Malam : ”Aku tak habis pikir, mengapa para putri suka sekali dengan dirimu.” Bunga Anggrek : “Iya, padahal dirimu berbunga kecil, berdaun besar, dan berbatang keras.” Bunga Mawar Biru : ”Walaupun engkau harum, namun mudah layu jika dijadikan pajangan di vas bunga. Karena pasti akan terlihat jelek sekali jika sudah layu dipajang di sana.” Bunga Melati hanya diam dan tetap tersenyum. Senyumnya yang manis membuat keharuman dirinya semakin merebak. Udara di taman bunga kerajaan bertambah wangi dan bertambah banyak kumbang yang datang.

Dongeng : Ekon dan Fabumi

Ekon dan Fabumi adalah dua kakak beradik yang tinggal di sebuah desa di Afrika. Sehari-hari mereka pergi ke hutan lebat untuk berburu hewan. Suatu hari saat berada di hutan, mereka menemukan beberapa gentong tanah liat. Gentong-gentong itu tertelungkup dan dijejerkan rapi sekali. "Aneh kata Fabumi, si adik. "Siapa yang meletakkan gentong-gentong ini di sini?" "Jangan pegang!" tegur Ekon, si kakak, "Siapa tahu gentong-gentong ini berisi kekuatan sihir. Lebih baik kita cepat-cepat pergi dari sini!" Akan tetapi, Fabumi yang lebih berani, tidak mau pergi.  "Aku ingin tahu apa isinya!" katanya. Mendengar itu, Ekon lari ketakutan. la lalu sembunyi di balik pohon, dan mengintip. Fabumi tampak membalik gentong pertama. Ternyata kosong. tidak ada isinya. Ia membalik gentong-gentong lainnya. Ternyata kosong juga. Namun saat ia membalik gentong terakhir, keluarlah seorang nenek kerdil. Nenek itu tidak peduli pada Fabumi, juga tidak mengucapkan terima k

Dongeng : KELINCI DAN KUCING YANG SOMBONG

Pada suatu hari,di Taman Bunga Harum terdapat seekor kelinci yangsedang bermain dengan Kucing.Mereka sedang bermainn kejar-kejaran.Sayangnya, kucing dan kelinci ini terkenal sombong oleh teman-temannya.Tanpa sadar,Kelinci tersandung sebuah cangkang keong.Kelinci punterjatuh.Ia sangat marah kepada si Keong.   Kelinci:”Hei,kamu kalo tidur jangan di jalan dong!Gak sadar apa kami sedang main kejar- kejaran?”   Kucing:”Iya,kamu hati -hati dong!Jangan halangin jalan oran g!”   Keong:”maaf ya”   Si Kucing tak peduli dan langsung menendang keong itu hingga keong ituterpental sejauh 15 centimeter dari si kucing dan Kelinci. Keong:”Hei teman!Ini bukan wilayahmu saja!Dan kamu jangan menendangsembarangan!Sakit tau!”   Keong pun menangis sementara Kelinci dan Kucing tertawa.   Kelinci&Kucing:”HAHAHA…..”   Kucing: “Emang aku pikirin! Yang sakit kamu kok bukan aku. Ble… Yuk kita mainlagi kelinci!”   Kelinci : “Tau… Ble… Ayo!”   Ketika sedang asyiknya bermain, kelinci terjatuh untuk kedeua kalinya

Dongeng : Ratu Lebah yang Sombong

"Hei Burung Camar tua, aku ingin mencicipi buah-buah lezat ini, jadi cepat minggir sana," ujar Ratu Lani dengan lagak sombong. "Aku akan memberikannya wahai Ratu, tetapi bisakah kau berkata dengan sopan?" kata Burung Camar itu dengan sedih. Ratu Lani tak menghiraukan perkataan burung camar dengan segala kekuatannya, dia mengambil buah tersebut dan berlalu begitu saja, si burung tua camar tersenyum kecut melihat Ratu yang serakah. Di perjalanan, sang Ratu kembali melihat Lulu si ulat sedang sibuk memakan buah alpukat. Dia pun kembali berkicau pada ulat. "Hei kenapa kau memakan buah alpukat itu. Buah itu seharusnya untukku, Ratu hutan ini, huu pergi sana jangan pernah menyentuh bahkan memakan buah apa pun di hutan ini," kata sang Ratu penuh ego. Ulat pun berlalu dengan kesal bercampur sedih. "Huhu, kenapa dia melarangku memakan semua buah? Bukannya buah-buahan yang tumbuh di sini adalah milik kita bersama? Tega sekali kau, Ratu," kata Lulu sedih. D

Dongeng : Naga yang menelan matahari

Kaisar Ming duduk di singgasananya yang berhias sutra dan batu- batu permata indah. Kaisar Tiongkok itu tampak gagah perkasa, tetapi wajahnya tampak bosan. Sesekali terdengar ia mengeluh. Saat itu, Negeri Tiongkok memang sedang dalam keadaan aman, tidak ada perang dan pemberontakan. Rakyat pun hidup tenang. Kaisar senang. Namun, juga merasa bosan karena tak ada hal menarik yang bisa dilakukannya. Kaisar Ming ingin mengobrol dengan istrinya. Namun, Ratu Mei Hoa tampak asyik berbincang dengan sahabat barunya, Nona Ling, seorang astronom atau ahli ilmu bintang. Sebenarnya Kaisar tidak setuju istrinya bergaul dengan Nona Ling. Namun, Ratu Mei Hoa sangat suka belajar tentang berbagai benda di langit. Menurut Kaisar, untuk apa berteman dengan seorang astronom? la hanya tahu soal benda-benda angkasa seperti bintang, bulan, dan matahari. "Astronom itu tidak bisa meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Aku lebih suka pada peramal!" pikir Kaisar Ming. Kaisar Ming sendiri mempunyai s

Dongeng : Teko Ajaib

Dahulu kala, ada seorang kakek miskin yang baik hati. Namanya Kakek Ichiro. Pada suatu hari, Kakek Ichiro hendak berdoa di kuil. Di tengah jalan, ia menemukan seekor luwak yang terperangkap di jala pemburu. "Kasihan sekali kau, luwak kecil," gumam Kakek Ichiro iba. la lalu membebaskan hewan kecil itu. Ternyata, luwak ini bukan sembarangan luwak. la adalah luwak ajaib yang biasa disebut Mangusu. "Aku harus membalas kebaikan kakek ini," pikir Mangusu. la lalu mengubah dirinya menjadi sebuah teko cantik dan melompat masuk ke dalam tas Kakek Ichiro. Setelah lelah berjalan jauh, Kakek Ichiro beristirahat di bawah pohon. Saat akan mengeluarkan sepotong roti bekalnya, ia sangat terkejut. Ada sebuah teko cantik di dalam tasnya. "Astaga, teko cantik milik siapa ini? Aku tidak pantas memakainya," gumam Kakek Ichiro. Kakek miskin ini lalu melanjutkan perjalannnya menuju ke kuil tempat ia biasa berdoa. Di kuil itu, ada seorang pendeta yang selalu mendoakan dirinya. Ka