Dongeng : Ekon dan Fabumi

Ekon dan Fabumi adalah dua kakak beradik yang tinggal di sebuah desa di Afrika. Sehari-hari mereka pergi ke hutan lebat untuk berburu hewan. Suatu hari saat berada di hutan, mereka menemukan beberapa gentong tanah liat. Gentong-gentong itu tertelungkup dan dijejerkan rapi sekali.

"Aneh kata Fabumi, si adik. "Siapa yang meletakkan gentong-gentong ini di sini?"

"Jangan pegang!" tegur Ekon, si kakak, "Siapa tahu gentong-gentong ini berisi kekuatan sihir. Lebih baik kita cepat-cepat pergi dari sini!"

Akan tetapi, Fabumi yang lebih berani, tidak mau pergi. 

"Aku ingin tahu apa isinya!" katanya. Mendengar itu, Ekon lari ketakutan. la lalu sembunyi di balik pohon, dan mengintip.

Fabumi tampak membalik gentong pertama. Ternyata kosong. tidak ada isinya. Ia membalik gentong-gentong lainnya.

Ternyata kosong juga. Namun saat ia membalik gentong terakhir, keluarlah seorang nenek kerdil. Nenek itu tidak peduli pada Fabumi, juga tidak mengucapkan

terima kasih. la malah berteriak pada Ekon di kejauhan.

"Hei, kau tak usah takut! Keluarlah! Aku punya barang berharga untukmu!"

Namun, Ekon tetap ketakutan dan tak mau keluar dari persembunyiannya.

"Penakut!" ejek nenek kerdil. Lalu ia menyuruh Fabumi mengikutinya. Si adik yang selalu ingin mencari pengalaman, segera mengikuti nenek kerdil.

Tak lama, mereka pun tiba di depan sebatang pohon besar. Nenek kerdil itu berhenti dan memberikan sebuah kapak pada Fabumi.

"Tebanglah pohon ini!" perintahnya.

Fabumi mulai menebang pohon. Saat menebas dahan pohon pertama, dari dalamnya keluar seekor sapi jantan. Ketika dahan kedua ditebas, keluar sapi betina. Begitulah, setiap kali ia menebas dahan pohon itu, keluar berturut-turut kambing, domba, dan hewan ternak lainnya. Semua mengelilingi Fabumi.

"Nah, bawalah pulang semua ternak ini," kata nenek kerdil itu, lalu menghilang tiba-tiba.

Fabumi sangat kaget sampai lupa mengucapkan terima kasih. la lalu menggiring ternak itu sambil menghampiri tempat kakaknya menunggu,

"Nenek kerdil tadi sangat baik. Kenapa tadi kau tak mau keluar?" tanya Fabumi, la memberikan sebagian ternak itu untuk menjadi milik Ekon. Mereka lalu sama- sama membawa ternak itu pulang.

Pada suatu hari di musim panas, Ekon dan Fabumi membawa semua ternak mereka ke padang rumput Saat sedang menunggui ternak mereka merumput, Ekon dan Fabumi merasa haus. Mereka lalu berjalan

mencari air, sampai tiba di tepi jurang yang terjal.
Ekon mengintip dari tepi jurang itu ke bawah. Tiba-tiba la berseru

"Lihat! Ada air di sana!" la menunjuk ke sungai kecil di bawah sana. "Fabumi, tolong ikat aku dengan tali, lalu turunkan aku ke bawah kata Ekon

Fabumi melakukan permintaan kakaknya. la menurunkan Ekon dengan tali sampai ke sungai. Ekon lalu minum sepuasnya. Fabumi lalu menariknya lagi ke atas.

Kini giliran Fabumi yang diturunkan Ekon dengan tali. Sementara Fabumi sedang asyik minum, timbullah niat jahat di hati Ekon. la ingin memiliki seluruh ternak milik Fabumi. Maka diam- diam, Ekon membuang tali itu dan meninggalkan Fabumi di dalam jurang. Ekon yang serakah lalu menggiring seluruh ternak yang kini menjadi miliknya.

Ketika tiba di rumah, ayah dan ibunya heran melihat Ekon pulang sendiri. Ekon berkata, Fabumi mungkin pergi berburu. Sampai malam, Fabumi belum pulang. Namun, orang tuanya tidak khawatir, karena mengira Fabumi berburu di tempat yang jauh

Esok pagi, saat para perempuan desa sedang menimba air, mereka mendengar seekor burung madu bernyanyi. Ibu Ekon dan Fabumi juga ada di sana. Para wanita desa itu tahu, burung madu pasti akan terbang ke tempat sarang lebah, dan di sana pasti ada banyak madu. Karena itu, para perempuan desa cepat-cepat pulang dan berkata kepada suami mereka.

"Cepat! Ada burung madu! Kejarlah dan ambillah madu di sarang lebah!"

Beberapa lelaki di desa itu, termasuk ayah Ekon dan Fabumi, segera mengejar burung madu itu. Namun burung madu itu terbang jauh sekali. Para lelaki desa sampai kelelahan dan bermaksud pulang saja. Namun, tiba-tiba, burung madu itu terbang balik ke arah mereka. la mengepak-ngepakkan sayap sambil bersuara.

"Lihat! Burung itu seperti meminta kita terus mengikutinya," kata ayah Ekon dan Fabumi keheranan.

Akhirnya para lelaki desa itu terus mengikuti si burung

madu dan sampailah mereka

di tepi jurang. Dari dasar jurang, sayup- sayup terdengar suara minta tolong. Burung madu terbang menukik ke bawah jurang dan

hinggap di kepala Fabumi.

Ayah Ekon dan Fabumi melongokkan kepalanya ke bawah jurang. Betapa terkejut

ia saat melihat Fabumi di bawah sana.

"Astagaaa ...itu Fabumi, anakku! Aku yakin itu

Fabumi di bawah sana!"

Cepat-cepat beberapa orang mengikat tali pada pohon dan menurunkan ujung tali ke bawah. Tak lama, Fabumi berhasil memanjat tali dan naik ke atas. Ayah Ekon dan Fabumi memeluk Fabumi erat-erat. Fabumi. menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya. Sang Ayah sangat terkejut dan tidak menyangka Ekon

bisa sejahat itu. Ekon mencuri ternak Fabumi, dan

mencelakakan adiknya itu.

Akan tetapi, Fabumi meminta ayahnya tidak menghukum kakaknya itu. Fabumi sudah memaafkan kakaknya. Ketika mereka tiba di rumah, ternyata Ekon sudah lari dari rumah. Rupanya ia sudah mendengar berita dari warga desa bahwa Fabumi sudah

ditemukan. Ekon lari karena takut dihukum ayahnya. la juga malu pada Fabumi,

Fabumi sedih kehilangan kakaknya. la merawat semua ternak dengan baik. la dan ayah ibunya hidup berkecukupan. Fabumi tetap berharap, suatu waktu kakaknya akan pulang. Dan ia akan serahkan kembali sebagian ternak yang adalah milik kakaknya.



















sumber : majalah bobo, 9 November 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan