Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Dongeng : Tukang Cukur yang licik

Di negeri Bagdad, hiduplah seorang penjual kayu bakar bernama Amil. Setiap pagi ia berangkat ke kota, dan kayu-kayu bakarnya diangkut di punggung keledainya. Pada suatu hari, nasib Amil kurang beruntung. Walau hari sudah siang, kayu bakanya belum juga terjual. Dengan lunglai, Amil pun menuntun keledainya yang membawa kayu bakat la akan pulang tanpa memba- wa uang sedikit pun. Ketika sampai di depan rumah seorang tukang cukur bernama Abu, Amil mendengar suara orang memanggilnya. Ternyata Abu si tukang cukur yang memanggilnya. Abu sangat terkenal karena keahliannya mencukur. Langgariannya banyak, termasuk pegawai-pegawai istana. "Hei. Tukang Kayu, berhenti!" panggil Abu. "Tuan ingin membeli kayu bakar?" tanya Amil gembira. "Ya, akan kubeli semua yang ada di atas keledaimu itu. Berapa harganya?" tanya Abu. "Tiga Dinar, Tuan." "Terlalu mahal. Bagaimana kalau dua setengah Dinar saja?" tawar Abu.  Amil berpikir, hari itu sudah mulai sore. Kal

Dongeng : Burung Elang dan Juna

Pada suatu waktu, keadaan alam menjadi sangat memprihatinkan. Tanah yang subur berubah menjadi kering tandus, hutan-hutan telah layu dan gersang. Banyak kerusakan terjadi di mana-mana, yang disebabkan oleh ulah salah satu perusahaan kimia yang sembarangan membuang limbah beracun. Respons dari pemerintah terhadap masalah ini hanya diam seribu bahasa. Mereka telah terjerat dalam suap dari pemilik perusahaan tersebut. Hal ini sangat membuat Juna merasa marah. Juna adalah seorang aktivis lingkungan yang sangat peduli dengan alam. Ia merasa sedih melihat banyak hewan yang mati dengan cara yang menyedihkan. Merasa tidak tahan dengan keadaan ini, Juna memutuskan untuk pergi ke hutan dengan tujuan untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian memilukan tersebut. Di sana, ia tak sengaja bertemu dengan seekor burung elang yang begitu besar, bahkan lebih besar dari tubuh Juna sendiri. Karena ketakutan, Juna langsung berlari menjauh. Namun, burung elang itu berbicara dengan Juna dan mengajaknya untuk

Dongeng : Dunia Manisan

Dahulu kala ada seorang anak yang sangat baik dan pintar, namanya Ely. Ely anak yang sangat baik dan pintar. Suatu ketika peristiwa terjadi pada malam yang sunyi, ada sebuah cahaya yang masuk ke kamar Ely. Lalu Ely mengikutinya, dan sampailah di titik cahaya itu. Dia melihat sesosok wanita cantik bagaikan peri, dan ternyata itu memanglah peri yang dikirim oleh Tuhan untuk Ely. "Siapa kamu," tanya Ely. "Aku adalah peri kiriman Tuhan, Dia yang telah mengirimku untukmu, Dia mengirimku hanya untuk anak baik sepertimu, kau adalah anak yang mulia dan terpuji maka ikutlah denganku," jawab Peri "Tapi, apakah ini nyata, apakah kakak peri?" "Iya, Ely, aku memang peri, mendekatlah wahai anak baik." Tanpa berpikir lama Ely mendekat ke peri itu. Ely sungguh tidak percaya akan hal itu, tetapi dia juga senang. Peri memegang tangan Ely dengan lembut dan erat. Ely pun merasa nyaman. Tetapi, dalam sekejap Ely dan peri itu hilang dan pergi ke dunia yang berbeda. &q

Dongeng : Pinokio si boneka kayu

Pada zaman dahulu, hidup seorang pria tua bernama kakek Gepeto. Ia hidup sendiri dan bekerja sebagai pengukir kayu untuk mendapatkan uang. Suatu hari, Gepeto ingin mengukir sebuah boneka kayu laki-laki yang diberi nama Pinokio. Ia lalu berandai-andai bahwa boneka itu hidup dan menjadi anak laki-laki yang bisa menemani hidupnya. "Seandainya boneka ini benar-benar hidup dan menjadi anak laki-lakiku...," kata kakek Gepeto. Kakek Gepeto tidak tahu bahwa kayu yang digunakannya untuk mengukir pinokio adalah kayu ajaib. Ia juga tidak sadar bahwa perkataannya itu didengar seorang peri. Saat boneka itu selesai dibuat, kakek Gepeto meletakkannya di atas tempat tidur. Sang peri pun menggunakan kekuatannya untuk menghidupkan Pinokio. "Boneka kayu, saat pagi datang kamu bisa berjalan dan bicara seperti anak-anak lain. Suatu hari kamu bisa membuktikan bahwa kamu nyata dan benar-benar seorang anak laki-laki," kata peri itu. Tiba-tiba mata Pinokio terbuka. Saat itu, peri lalu menga

Cerpen : Sepatu baru Ira

Ira memasukkan tiga koin lima ratusan ke dalam celengan Hello Kitty Hampir setiap hari dia menyisihkan uang sakunya. Ira ingin sekali mempunyai sepatu seperti milik Tesa. Sepatu Ira sebenarnya masih bagus. Sepatu Tesa berwarna biru muda dengan tali berwarna putih. Kalau Ira mau, dia bisa minta kepada orang tuanya dan pasti akan dibelikan. Namun, dia ingin membeli sepatu dari hasil tabungannya. Mama masuk ke kamar ketika Ira masih memegang celengannya. Mama bertanya untuk apa uang yang ada di celengan itu. Ira menjelaskan kalau uang itu akan ia pakai untuk membeli sepatu. Sepatu yang sama dengan milik Tesa.  Keesokan harinya Ira berangkat ke sekolah. Dia tidak bertemu dengan Ninis, teman sebangkunya. Sudah tiga hari Ninis tidak masuk sekolah. Ira berpikir untuk pergi ke rumah Ninis. Ira sampai di rumah Ninis. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Ninis membukakan pintu untuk Ira. "Eh, Ira. Ayo masuk, sambut Ninis. "Ada apa, Ira?" tanya Ninis setelah Ira duduk di kursi. "

Dongeng : Wobul dan buku Wowus

Di Negen Kurcaci hiduplah tiga kurcaci bersaudara. Mereka bernama Woting, Wodek, dan Wobul, Woting bertubuh tinggi. Mereka bertiga tinggal di sebuah rumah mungil bercat warna cerah.  Ketiga kurcaci ini suka tinggal di rumah yang bersih. Karena itu, mereka bergantian bertugas membersihkan rumah. Saat dua kurcaci lainnya mencari buah dan jamur di hutan, yang satunya membenihkan rumah Woting dan Wodek sangat rajin membersihkan rumah.  Woting yang bertubuh tinggi, biasanya membersihkan tempat-tempat yang tinggi, seperti eternit rumah dan bagian atas lemari. Sedangkan Wodek yang bertubuh pendek, biasanya membersihkan kolong meja dan kolong tempat tidur.  Berbeda dengan kedua saudaranya, Wobul kurang suka pekerjaan membersihkan rumah. la memang suka rumah yang bersih, tetapi ia kurang suka tugas menyapu dan mengepel. "Huh, rumah ini masih cukup bersih. Mengapa harus dibersihkan lagi? Lebih baik aku pergi ke toko Bu Wonat penjual donat. Mmm ...donat Bu Wonat sangat harum dan lezat, gumam