Dongeng : Wobul dan buku Wowus

Di Negen Kurcaci hiduplah tiga kurcaci bersaudara. Mereka bernama Woting, Wodek, dan Wobul, Woting bertubuh tinggi. Mereka bertiga tinggal di sebuah rumah mungil bercat warna cerah. 

Ketiga kurcaci ini suka tinggal di rumah yang bersih. Karena itu, mereka bergantian bertugas membersihkan rumah. Saat dua kurcaci lainnya mencari buah dan jamur di hutan, yang satunya membenihkan rumah Woting dan Wodek sangat rajin membersihkan rumah. 
Woting yang bertubuh tinggi, biasanya membersihkan tempat-tempat yang tinggi, seperti eternit rumah dan bagian atas lemari. Sedangkan Wodek yang bertubuh pendek, biasanya membersihkan kolong meja dan kolong tempat tidur. 
Berbeda dengan kedua saudaranya, Wobul kurang suka pekerjaan membersihkan rumah. la memang suka rumah yang bersih, tetapi ia kurang suka tugas menyapu dan mengepel.

"Huh, rumah ini masih cukup bersih. Mengapa harus dibersihkan lagi? Lebih baik aku pergi ke toko Bu Wonat penjual donat. Mmm ...donat Bu Wonat sangat harum dan lezat, gumam Wobul, setiap kali gilirannya membersihkan rumah.

Suatu hari, giliran Wobul yang tinggal di rumah, la harus membersihkan rumah dan pekarangan. Kedua kakaknya pergi mencari buah-buahan di hutan. Wobul lagi-lagi malas melakukan tugasnya, la hanya memegang- megang sapu, tetapi belum menyapu sama sekali.
Sam alokasim, bim salabim baca Wobul keras-keras BUMI cerdas, segera bisa menebak "Jangan jangan Wobul ingin mencoba mantra yang membuat sapu bergerak sendin. Karena dia malas menyapu sendin Woting lalu berjongkok dan menatap si kucing gemuk.

Terdengar bunyi letusan dan asap tebal memenuhi rumah. Namun, sapu dan lap di sudut ruangan tetap diam, tidak bergerak sedikit pun. Wobul bingung dan berteriak kesal, tetapi "Miaaau.

Betapa terkejutnya Wobul, karena suara kucing keluar dari mulutnya. Wobul semakin terkejut saat melihat dirinya di cermin dinding. Ternyata ia telah berubah menjadi seekor kucing gemuk!

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu Tok, tok tok!

"Ada siapa di rumah? Woting, Wodek, Wobul tanya sebuah suara. Wobul buru-buru membuka pintu Ternyata ada Wowuz, kurcaci penyihir yang sudah tua, la membawa sebuah buku tua besar.

"Wobul, kau punya persediaan jamur? Apa kau mau memberikannya padaku? Sebagai gantinya, akan kuberikan buku sihirku ini," kata Wowuz. 

Wobul terbelalak gembira.. "Wah, kebetulan aku masih punya sekantung jamur. Akan kuberikan untukmu. Woting dan Wodek pasti tidak keberatan juga, karena mereka sedang mencari jamur baru," kata Wobul. 

Maka Wobul dan penyihir Wowuz pun bertukar barang. Sekantung jamur ditukar dengan buku sihir. Begitu penyihir Wowuz pulang, Wobul langsung membuka buku itu.

"Dengan mantra-mantra di dalam buku, aku dapat membuat sapu dan lap membersihkan rumah sendiri, gumam Wobul di dalam hati. Perlahan, ia membuka-buka halaman buku itu mencari mantra yang tepat.

"Nah, ini dia mantra untuk sapu. Agar sapu dapat menyapu sendiri.

"Miauw, miauw!" Wobul mengeang.

la tak dapat berbuat apa-apa selain menunggu kedua saudaranya pulang. Wobul akhirnya tertidur di kolong meja.

Ketika Woting dan Wodek pulang. mereka tidak menemukan Wobul di rumah.

"Wobul, di mana kau? Ugh, pasti dia sedang ke toko donat Bu Wonati Wobul lagi-lagi tidak membersihkan rumah!" ujar Woting kesal. "Miauw, miauw!" Wobul yang mendengar suara kedua saudaranya, segera keluar dari kolong meja. Wobul menggesek-gesekkan kepalanya pada kaki Woting.

"Heh, ada kucing di dalam rumah. Ayo, keluar kau dari rumahku! Kau kotor!" kata Woting.

Namun, Wodek melihat buku terbuka yang tergeletak di lantai.

"Tunggu, Woting. Lihat, ada buku sihir di sini!" Wodek memungut buku itu dan membaca halaman yang terbuka.

"Wah, ini pasti mantra untuk menyapu!" kata Wodek lagi.
"Hei, kucing lucu! Apa kau Wobui?" "Miaaausahut si kucing. Betapa terkejutnya Woting dan Wodek

"Astaga, bagaimana cara kita menghilangkan kekuatan mantra ini?" tanya Wodek. 

"Kita coba saja baca mantra sapu itu dari belakang ke depan. Mibalas mib, misakala mis, seru Woting. BOOM!

Terdengar letusan! Asap memenuhi ruangan. Dan ketika asap Itu hilang, tampaklah Wobul berdiri di tempat kucing tadi. Rupanya mantra terbalik tadi berhasil. Wobul telah kembali ke wujud semula.

Betapa senangnya Woting dan Wodek. Mereka langsung memeluk Wobul. Betapa terharunya Wobul.

"Untung kalian bisa membebaskan aku. Mantra Wowuz memang keterlaluan kacaunya. Mulai saat ini, aku akan rajin beres-beres rumah sendiri, tanpa mantra apa pun!" janji Wobul. 





















sumber : majalah bobo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan