Dongeng : Teko Ajaib

Dahulu kala, ada seorang kakek miskin yang baik hati. Namanya Kakek Ichiro. Pada suatu hari, Kakek Ichiro hendak berdoa di kuil. Di tengah jalan, ia menemukan seekor luwak yang terperangkap di jala pemburu.

"Kasihan sekali kau, luwak kecil," gumam Kakek Ichiro iba. la lalu membebaskan hewan kecil itu. Ternyata, luwak ini bukan sembarangan luwak. la adalah luwak ajaib yang biasa disebut Mangusu.

"Aku harus membalas kebaikan kakek ini," pikir Mangusu. la lalu mengubah dirinya menjadi sebuah teko cantik dan melompat masuk ke dalam tas Kakek Ichiro.

Setelah lelah berjalan jauh, Kakek Ichiro beristirahat di bawah pohon. Saat akan mengeluarkan sepotong roti bekalnya, ia sangat terkejut. Ada sebuah teko cantik di dalam tasnya.

"Astaga, teko cantik milik siapa ini? Aku tidak pantas memakainya," gumam Kakek Ichiro.

Kakek miskin ini lalu melanjutkan perjalannnya menuju ke kuil tempat ia biasa berdoa. Di kuil itu, ada seorang pendeta yang selalu mendoakan dirinya.
Kakek Ichiro menghadiahkan teko cantik itu untuk sang pendeta.

"Terima kasih untuk hadiahmu. Kalau begitu, duduklah sebentar. Kita akan minum teh bersama," ujar sang pendeta.

Pendeta kuil itu lalu memasak air di teko cantik. Namun, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari teko itu. Sang pendeta sangat terkejut.

"Kakek Ichiro, teko ini mungkin ada hantunya..." ujar sang pendeta. la lalu mengembalikan teko cantik itu pada Kakek Ichiro sambil meminta maaf.

Setelah selesai berdoa, Kakek Ichiro berjalan pulang ke rumahnya dengan bingung. la tak habis pikir. Mengapa tekonya bisa mengeluarkan suara tangis.

Malam harinya, saat Kakek Ichiro tidur di kamarnya, ia terbangun mendengar suaru kecil. la melihat ke sekeliling kamarnya. Ternyata, teko kecil di atas meja kayunya tampak mengeluarkan ekor, kepala, dan tangan! Teko itu berubah menjadi si Mangusu luwak.

Kakek Ichiro melompat kaget dari tempat tidurnya.

"Siapa kamu?"

"Aku Mangusu, si luwak ajaib yang Kakek bebaskan  dari jala. Bawalah aku ke pasar. Aku akan menari dan membuat Kakek menjadi kaya," kata Mangusu.

Kakek Ichiro melakukan apa yang disuruh Mangusu. la membawa luwak ajaib itu ke pasar. Di pasar, Mangusu mengubah dirinya menjadi separuh teko dan separuh luwak. la lalu menari dengan lincah. Orang-orang di pasar berkerumun menontonnya. lalu meletakkan uang di kantong yang disediakan Kakek Ichiro.

Dalam waktu singkat, Kakek Ichiro mendapat uang yang sangat banyak. la bisa membuka toko di pasar untuk berjualan teh hijau yang sangat laku. Kakek Ichiro merasa sangat berkecukupan. la tak ingin punya uang yang lebih banyak lagi. Bahkan, ia ingin membalas budi Mangusu, si luwak ajaib.

Kakek Ichiro lalu kembali pergi ke kuil yang biasa ia kunjungi. la membawa Mangusu yang berbentuk teko. la tak ingin Mangusu jatuh ke tangan orang yang serakah. la lalu bercerita pada pendeta di kuil itu, siapa sebetulnya teko itu.

Pendeta kuil itu kini mengerti, mengapa teko itu menangis ketika diletakkan di atas kompor. Kini, pendeta itu meletakkan teko cantik itu di rak mungil di dekat jendela. Setiap hari, Mangusu si teko cantik terkena sinar matahari hangat dari jendela. Setiap hari, ia juga bisa mendengar merdunya suara doa-doa para pendeta. Mangusu bahkan bisa menyaksikan indahnya perubahan musim dari jendela kuil itu.













sumber : majalah bobo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan