Dongeng : Ratu Lebah yang Sombong

"Hei Burung Camar tua, aku ingin mencicipi buah-buah

lezat ini, jadi cepat minggir sana," ujar Ratu Lani dengan

lagak sombong. "Aku akan memberikannya wahai Ratu, tetapi bisakah kau berkata dengan sopan?" kata Burung Camar itu dengan sedih.

Ratu Lani tak menghiraukan perkataan burung camar dengan segala kekuatannya, dia mengambil buah tersebut dan berlalu begitu saja, si burung tua camar tersenyum kecut melihat Ratu yang serakah.

Di perjalanan, sang Ratu kembali melihat Lulu si ulat sedang sibuk memakan buah alpukat. Dia pun kembali berkicau pada ulat.

"Hei kenapa kau memakan buah alpukat itu. Buah itu seharusnya untukku, Ratu hutan ini, huu pergi sana jangan pernah menyentuh bahkan memakan buah apa pun di hutan ini," kata sang Ratu penuh ego.

Ulat pun berlalu dengan kesal bercampur sedih.

"Huhu, kenapa dia melarangku memakan semua buah? Bukannya buah-buahan yang tumbuh di sini adalah milik kita bersama? Tega sekali kau, Ratu," kata Lulu sedih.

Dari kejauhan Lulu melihat sang Ratu menyantap makanan yang barusan dipetik Lulu dengan lahapnya tanpa mempedulikan penghuni hutan lainnya. Saat Ratu Lani hendak mengepakkan sayapnya, ia melihat segerombolan kupu-kupu dan kembali mendapat ide nakal.

"Siang bolong begini masih sibuk mengumpulkan madu, hemmm enaknya aku menjaili apa ya?" tanya Ratu dalam hati.

"Aha, aku akan ambil semua madu mereka dan menumpahkannya." gumam Ratu Lani sambil senyum-

senyum.
Seperti itulah sifat Ratu Lani. la memarahi ulat. kumbang, mengganggu kupu-kupu, dan semua teman-teman di hutan itu. Perlakuan Ratu Lebah itu membuat semua penghuni hutan merasa seperti babu, hingga suatu hari semua penghuni hutan resah dan akhirnya memutuskan meninggalkan hutan dan sang ratu yang angkuh. Tanpa berpamitan pada sang Ratu, mereka akhirnya bersepakat untuk keluar dari hutan yang sudah lama dihuni.

Kini tinggal ratu seorang diri. Suatu hari sang ratu jatuh sakit, tak ada siapa pun yang membantu membawakan makanan apalagi merawatnya. sudah berhari-hari keadaannya semakin memburuk. Lani yang angkuh dengan sekuat tenaga bangun dari tidur dan hendak mencari makanan karena dia sudah tidak tahan lagi.

"Ohh, di mana kalian teman-teman? Kenapa sampai sekarang tidak ada satu pun yang mau membantuku?" rintih sang ratu.

Lani dengan susah payah mencari buah-buahan, tetapi tak menemukan buah satu pun yang bisa dimakannya. Rupanya sepeninggal teman-temannya, hutan pun tak lagi terawat, beberapa pohon tak lagi berbuah, ada pula yang sudah mati. Lani terus mencari hingga menemukan hutan baru yang begitu rindang. Dia sangat gembira dan langsung hinggap di sebuah dahan. Tiba-tiba...

"Brugg." Lani jatuh tak sadarkan diri.

"Ratu Laniiii?" Serentak semua kaget.

"Hah, sepertinya Ratu sedang sakit? Ayo kita rawat teman-teman," pinta Kelli si kupu-kupu.

Mereka pun merawat Lani hingga membaik. Setelah sehat. Ratu Lani begitu kaget dengan apa yang dilihatnya.
Sontak dia pun langsung bersujud di hadapan teman- temannya.

"Teman-teman. aku minta maaf. sebagai Ratu seharusnya aku tidak berbuat seenaknya, aku malu, maukah kalian memaafkanku?" ucap Ratu Lani memelas.

"Kami memang sangat marah pada perbuatanmu Ratu tetapi kami juga tidak menyimpan dendam untukmu, kami di sini sudah bahagia hingga lupa apa yang telah kau

perbuat pada kami," ungkap Kelli. "Ohh benarkah itu Kelli? Berarti sekarang aku bisa menjadi Ratu di hutan ini lagi?" tanya Lani dengan berbinar-

binar.

Serempak. "apaaaaa?" semua mata memandang Lani.

"Oppss, maaf kawan, aku hanya bahagia karena kalian mau menerimaku lagi," kata Ratu merendah,

"Iya Lani, kami memang tidak ingin bermusuhan dengan siapa pun karena memiliki musuh itu sangat tidak

bermanfaat." ucap ulat. "Mulai hari ini, jika kamu ingin tinggal bersama kami, lepaskan mahkota ratumu, di hutan ini kami telah mengangkat Ratu Kelli sebagai Ratu kami." lanjut si burung camar.

Kelli adalah kupu-kupu baik hati dan tidak sombong, walau wajahnya tak secantik Ratu Lebah, dia selalu memperlakukan teman-temannya dengan penuh kasih sayang. Ratu Lani pun akhirnya melepaskan mahkota ratu dan menjadi penghuni hutan seperti teman-teman lainnya.



















ˢᵘᵐᵇᵉʳ: ᵇᵘᵏᵘ ᶜᵉʳᶦᵗᵃ ᶠᵃᵇᵉˡ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan