Dongeng : Taman Rahasia

"Eh, apa itu? Bukankah di sana taman? Kenapa berubah menjadi pintu?" seru Zira terkejut sambil menengok ke arah taman. Malam itu Zira sedang berjalan-jalan dengan riang dan tanpa sengaja mendapati hal yang sangat aneh. Zira adalah seekor zebra betina yang cantik. Dia juga selalu bercita-cita ingin menjadi detektif. Zira bergegas berlari menuju rumah sahabatnya yang tidak terlalu jauh. Sahabat Zira adalah seekor kuda betina yang cantik. Dia biasa dipanggil Ida.

"Permisi, Idaa!" teriak Zira dari luar rumah Ida.

"Ada apa. Zira? Kenapa kamu datang malam-malam?" tanya Ida.

"Ida, taman menghilang! Hanya ada pintu yang aneh. Pintunya terbuat dari kayu berwarna coklat dan sangat lebar," kata Zira.

Mereka berdua langsung berlari bersama menuju taman yang dimaksud Zira. Saat mereka berdua sampai di taman, tak ada yang berani mendekati pintu itu.

"Ayo, kita harus coba masuk ke dalam ruangan yang ada di balik pintu itu!" kata Zira.

"Iya, yuk kita harus berani!" kata Ida. Mereka berdua memberanikan diri masuk dengan perasaan tak menentu. Saat mereka berada di balik pintu itu, dalam sekejap udara terasa sangat dingin.

"Zira, kenapa di sini ada hutan yang bersalju? Padahal di luar hangat," tanya Ida.

"Aku juga nggak tau," ucap Zira.

"Kita telusuri dulu, yuk," lanjut Zira semakin penasaran. Naluri detektifnya mulai muncul.

"Zira, pintunya ke mana?" Ida berteriak panik.

Tiba-tiba, pintu yang ada di belakang mereka menghilang entah ke mana.
"Sudah, kita lihat-lihat saja dulu. Siapa tau ada jalan keluar lain," kata Zira tenang.

Saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba mereka menemukan selembar kertas putih di hamparan salju.

"Kertas apa ini? Kenapa ada kertas?" tanya Ida sambil memungut kertas tersebut.

"Mana? Coba aku baca," kata Zira. Ternyata di kertas itu tertulis "SEBENTAR LAGI BELOK KANAN, HATI-HATI"

Mereka berdua pun langsung mengikuti petunjuk itu. siapa tau mereka bisa menemukan jalan keluar dari hutan salju. Saat mereka sudah belok kanan, mereka menemukan kertas yang ditempel di pohon. Tertulis "MAJU TERUS SAMPAI MENEMUKAN POHON PINUS YANG BESAR", mereka berdua langsung mengikuti petunjuk itu meskipun mereka sudah mulai kedinginan.

"Zira. kita kapan pulangnya? Aku capek dan mengantuk. Dingin banget di sini," keluh Ida.

"Sabar ya, Ida. Aku juga capek, mengantuk, dan kedinginan, aku juga mau keluar dari sini," kata Zira.

Setelah mereka menemukan pohon pinus, mereka menemukan kertas lagi. Tertulis di sana, "MAJU LAGI LALU BELOK KIRI SETELAH MENEMUKAN POHON CEMARA".
Saat mereka sudah menemukan pohon cemara, mereka langsung belok kiri. Setelah mereka belok kiri, mereka belum mendapatkan petunjuk lagi untuk keluar dari sana. Jadi mereka mencoba untuk maju terus sampai menemukan petunjuk lagi. Karena petunjuk itu adalah kunci untuk keluar dari hutan ini. Setelah mereka berjalan beberapa meter. akhirnya mereka menemukan petunjuk lagi. "BELOK KANAN LALU MAJU TERUS SAMPAI MENEMUKAN POHON BEECH".
Setelah mereka belok kanan, mereka maju terus sambil mencari pohon beech. Zira berpikir kenapa bisa ada hutan yang bersalju di sini? Sejak kapan hutan ini ada di sini? Setelah mereka menemukan pohon beech, mereka menemukan kertas lagi di bawah pohon beech. Tulisannya "UNTUK KALI INI, BERUSAHALAH SEMAMPU KALIAN JANGAN MENYERAH!"

"Zira, kenapa di kertas ini tidak ada petunjuk? Aku takut kita tersesat," ucap Ida mulai ketakutan.

"Sabar ya, kita coba maju terus. Siapa tau ada petunjuk lain," kata Zira.

Mereka berdua pun terus berjalan supaya bisa pulang ke rumah masing-masing lagi. Mereka berusaha mempercepat langkahnya. Saat mereka berjalan, mereka melihat selembar kertas tergantung di pohon ek dengan tulisan "TUJUAN SUDAH DEKAT. BELOK KANAN, LALU IKUTI JALAN SAMPAI MENEMUKAN PINTU DI BAWAH SALUU". Setelah membacanya, mereka amat senang. Mereka langsung mengikuti petunjuk dan mencari pintunya.

Saat mereka menemukan pintu yang tertutup salju. mereka langsung turun dan berada di taman lagi. Zira dan Ida sangat senang akhirnya mereka bisa keluar dari hutan bersalju itu. Mereka pun segera pulang ke rumah masing- masing. Menjelang tidur. Zira masih memikirkan hutan salju itu dan berniat menyelidikinya di lain waktu. Sebetulnya tempat apa itu?

















sumber: buku cerita dongeng oleh Almaira Diandra 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan