CERPEN : Rama dan Keluarganya

 Setiap kali Rama ikut pergi berbelanja ibunya selalu khawatir.  "Sekarang ingat, kalau Rama tersesat, tetap di tempat ya. Jangan jalan keliling-keliling. Biar Ibu, Ayah atau kakak-kakak yang berkeliling mencari Rama.”  Rama mengangguk mengerti. “Baik, Bu!”

Hari ini, Rama kembali ikut ibu dan kakaknya berbelanja di supermarket.  Ia mencoba untuk tetap berada di dekat keluarganya.

Sesekali ia menengok ke kiri, ke kanan, kadang mencium aroma permen atau cokelat pada rak di dekatnya. Namun ia kemudian bergabung lagi dengan keluarganya yang sengaja berjalan lambat sambil menunggu Rama bergabung.

Kini, Rama, Ibu dan kakaknya sudah berada di konter kue. Ketika di rumah tadi, Ibunya sudah berpesan, ia boleh memilih dua potong kue yang ia sukai. Maka itu, Rama berhenti di konter kue. Ia memilih kue yang disukainya. Rama bingung.

Semua kue di dalam etalase kaca itu tampak enak. Ia butuh waktu lama untuk memutuskan kue mana yang ia suka.

Sebab, ia suka semua kue yang dipajang itu. Setelah beberapa saat, Rama akhirnya memutuskan akan mengambil kue keju bertabur parutan cokelat. Dan kue cokelat bertabur permen bulat warna-warni.

Rama menengok ke  arah ibunya berdiri tadi dan ingin mengatakan kue yang ia inginkan.  Namun ketika ia mencari anggota keluarganya, ia tak meihat satupun dari mereka.  

“Mereka tersesat,” pikir Rama, dan itu membuatnya merasa takut, sampai dia ingat pesan ibunya. Kalau mereka hilang, dia harus tetap di tempat sampai mereka ditemukan.

“Yang harus kulakukan adalah menemukan mereka,” pikirnya. Rama lalu berjalan dari lorong ke lorong. Ia melewati rak makanan kaleng, daging, sayur-mayur, makanan beku, makanan yang sudah dipanggang.

Ia juga melewati rak berisi pernak-pernik untuk mencuci. Sabun cuci pakaian, pewangi pakaian, sabun cuci piring, dan sebagainya.

Hipermarket itu sangat besar. Terlalu besar untuk anak kelas 3 SD seperti Rama. Ia melihat sekeliling dan mencai keluarganya yang tersesat. Akhirnya, Rama tiba di pintu keluar toko. Tampak ibu dan ayahnya di sana. Juga ketiga kakaknya.

Ketika melihat Rama, mereka segera berlari menghampirinya, “Kamu kemana saja?!” seru mereka antara jengkel, cemas, dan lega. “Aku mencari ibu, ayah dan kakak-kakak. Aku kira kalian tersesat!” kata Rama. “Tentu saja tidak! Justru kamu yang tersesat. Ayah, Ibu dan kakak-kakakmu mencarimu,” kata ayahnya.

“Ibu kan sudah bilag. Kalau kau tersesat, diamlah di tempat. Jangan kemana mana. Biar ibu, ayah, dan kakak kakakmu yang mencarimu,” sambung Ibu.

Rama berkedip. Ia mengerti sekarang. Kalau ia sendirian, berarti ia yang tersesat. Ibu, ayah, dan ketiga kakaknya tidak tersesat. Saat Rama sedang terdiam, ibunya mengusap rambutnya. “Ayo, kita belanja lagi.

Kita belum selesai mencari barang. Rama bantu dorong gerobak belanjaan, ya! Sekarang, kita berjalan berdua-dua supaya semua ada teman.” Rama mengangguk setuju. Rama berpasangan dengan ibunya.

Rama langsung mengarahkan gerobak ke konter kue. “Bu, ambil kue pilihan aku dulu, ya!” kata Rama. Ibunya mengangguk sambil tersenyum.  “Memang lebih enak berjalan berdua-dua,” pikir Rama.




Sumber : bobo.grid.id

Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo

Dok. Majalah Bobo/Adit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan