Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

Dongeng : Monyet dan Buaya

  A lkisah, di hutan, hiduplah seekor monyet yang tinggal di pohon jamoon (berry), yang berada di tepi sungai. Di hutan yang sama, hidup buaya dan istrinya. Suatu hari, buaya datang ke tepi sungai dan beristirahat di bawah pohon. Monyet yang baik hati memberinya beberapa buah. Buaya kembali keesokan harinya untuk mendapatkan lebih banyak buah, karena ia ternyata menyukai buah-buahan. Ketika hari-hari berlalu, buaya dan monyet itu menjadi teman baik. Suatu hari, monyet mengirim beberapa buah untuk istri buaya. Istri buaya makan buah-buahan dan menyukainya, namun dia tidak suka suaminya menghabiskan waktu bersama monyet. Dia memberi tahu suaminya, “Buahnya sepat dan tidak enak, saya membayangkan betapa manisnya hati monyet itu. Berikan aku jantung monyet.” Buaya itu tidak mau membunuh temannya, tetapi tidak punya pilihan karena dia juga menyayangi istrinya. Keesokan hrinya, dia mengundang monyet ke rumahnya untuk makan malam dengan alasan istrinya ingin bertemu dengannya. Monyet itu sena

Cerpen : Pedagang Kaya dan Pedagang Miskin

Ada seorang pedagang miskin pergi dan menitipkan semua besi dagangannya untuk disimpan kepada seorang pedagang kaya. Setelah beberapa saat, dia pun kembali untuk mengambil dagangannya. Namun, pedagang kaya telah menjual seluruh besi dagangan. Untuk menutupinya, dia berkata: "Telah terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan dengan barang daganganmu," katanya. "Kenapa?" tanya pedagang miskin. "Saya meletakkannya di gudang roti dan di sana banyak sekali tikus. Mereka semua menghabiskan besi-besi itu, saya melihatnya sendiri bagaimana mereka menggerogotinya. Kalau tidak percaya, ayo lihat sendiri," kata pedagang kaya. Si pedagang miskin tidak mau ribut, apalagi bertengkar. "Untuk apa saya melihat? Saya percaya kok, saya tahu kalau tikus suka menggerogoti besi. Selamat tinggal," kata pedagang miskin dan meninggalkan pedagang kaya. Saat berjalan pulang, pedagang miskin melihat anak laki-laki pedagang kaya sedang bermain. Pedagang miskin membelainya, meng

Dongeng : Mengenal Makanan Lezat Buatan Pak Dobleh, Koki Istana Negeri Dongeng

  Bobo.id   - Apakah teman-teman mengenal   Pak Dobleh ? Kalau teman-teman mengikuti Dongeng Petualangan  Oki dan Nirmala  tentu nama Pak Dobleh sudah tidak asing lagi. Pak Dobleh adalah koki istana  Negeri Dongeng  yang terkenal dengan  masakan yang lezat . Masakan Pak Dobleh pun menjadi kesukaan Oki, Nirmala, Felip, dayang Bulbun, dan semua penghuni istana lainnya. Pak Dobleh bahkan bisa membuat beragam jenis masakan dan minuman yang lezat. Selain itu, Pak Dobleh juga senang membuat eksperimen dengan menu baru. Setiap ada menu baru, para penghuni istana akan membantu dengan mengicipi dan memberikan komentar. Karena kemampuan memasak yang luar biasa, Pak Dobleh selalu bisa membuat beragam jenis masakan. Berikut beberapa jenis maskan yang dibuat Pak Dobleh di dapur istana. Permen Maple Hidangan pertama yang cukup sering dibuat Pak Dobleh adalah permen maple. Permen maple selalu dibuat untuk Oki dan para kurcaci seperti Felip serta Glegek. Bahkan permen maple selalu menjadi kesukaan par

Dongeng : Uitziton dan Api

Awalnya, bangsa Aztec tinggal di sebuah daerah Abernama Aztlan. Tempat itu berada di wilayah Meksiko sekarang. Jumlah penduduk di daerah itu hanya sedikit waktu itu. Lama kelamaan, jumlah penduduknya bertambah besar. Namun, bangsa Aztec yang terdiri dari beberapa suku itu, tidak berani pindah, kecuali ada petunjuk dari langit. Seorang kepala suku bernama Uitziton, sangat pemberani dan panjang akal. Ketika sedang bersemedi, ia mendengar suara kicau burung. "Tiui-tiui!" Bunyi itu mirip dengan ucapan dalam bahasa Aztec, yang berarti ajakan untuk pergi. Uitziton langsung mendapat ide, bagaimana cara membujuk rakyatnya untuk pindah tempat. la lalu menemui Tecpatzin, yang juga seorang kepala  suku. "Kita bisa memakai suara burung ini untuk mengaja rakyat kita pindah. Kita katakan saja kalau ini adalah burung kahyangan!" kata Uitziton. Tecpatzin setuju pada ide cerdas itu. Maka ketika terdengar kicau burung itu lagi, berkatalah Uitziton pada rakyatnya, "Dengarlah apa

Cerpen Anak: Pikir Dahulu Akibatnya

Gambar
  Bobo.id  - Punya banyak teman tentu menyenangkan. Kita bisa saling berbagi, bermain bersama, mengerjakan tugas bersama, pokoknya semua bisa dilakukan bersama-sama. Namun kita pasti punya juga teman yang jahil dan suka membuat ulah. Terkadang teman seperti ini membuat kesal. Seperti cerpen yang akan Bobo berikan hari ini yang berkisah tentang tiga sahabat yang sering dijaili oleh seorang teman lainnya. Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk, simak  cerpen anak  berikut ini! Cerpen Anak: Pikir Dahulu Akibatnya Cerita oleh: V. Parengkuan. Abi, Maria, dan Yati bersahabat sangat akrab. Usia mereka sebaya. Rumah mereka berdekatan. Ketiga anak itu sebenarnya baik hati. Tetapi, jika ada anak yang berani mengganggu mereka .... Hmm, tunggu saja pembalasannya! Pada suatu siang, mereka bertiga berkumpul di halaman rumah Abi. Ketiganya berbicara berbisik-bisik. Tampaknya sedang membicarakan suatu rahasia. "Windi itu sudah keterlaluan nakalnya! la sering menarik rambutku!" ujar Abi y

Kenapa Lidah Terasa Pahit saat Sedang Demam? Ternyata Ini Alasannya

Gambar
  Bobo.id  - Saat mengalami sakit  demam , ada berbagai perubahan yang terjadi dan bisa dirasakan dalam tubuh kita.  Salah satunya, perubahan pada indera pengecap kita. Yap, banyak orang yang mengeluhkan  lidah pahit saat demam. Sensasi pahit pada lidah ini bisa menjadi sangat tidak nyaman karena sangat mengganggu dan memengaruhi selera makan. Padahal saat sedang sakit, kita dianjurkan untuk makan makanan yang sehat dan bergizi dalam jumlah yang cukup. Kalau lidah terasa pahit, makanan yang enak pun menjadi tidak enak ketika dimakan sehingga membuat kita enggan makan. Hmm, kira-kira apa penyebabnya lidah terasa pahit saat demam, ya? Untuk mengetahui jawabannya, simak informasi berikut ini, yuk! Kenapa Lidah Terasa Pahit Saat Demam? Sebelum Bobo mulai penjelasannya, perlu diingat bahwa demam bukan suatu penyakit, melainkan tanda adanya masalah dalam tubuh.  Ada begitu banyak gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan demam. Seperti infeksi virus atau bakteri, keracunan, hingga kanker. Ke

Jadi Kejuaraan Bulu Tangkis Bergengsi, Bagaimana Asal-Usul Nama Sudirman Cup?

Gambar
  Bobo.id  -  Piala Sudirman atau Sudirman Cup  adalah salah satu kejuaraan bulu tangkis bergengsi di dunia. Kejuaraan yang diadakan setiap dua tahun sekali ini akan mempertemukan para atlet bulu tangkis terbaik. Tahun ini, kompetisi Piala Sudirman ini diadakan di Suzhou, Tiongkok pada tanggal 14 Mei hingga 21 Mei 2023. Sebagai turnamen beregu, ada total 16 tim yang akan berlaga untuk memperebutkan trofi, termasuk Indonesia. Ada lima nomor yang dipertandingkan: tunggal putra, ganda putra, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Piala Sudirman pertama kali diketahui digelar pada tahun 1989 di Jakarta dengan tuan rumah Indonesia. Meski diadakan bergilir di negara negara bulu tangkis, namun nama Sudirman adalah salah satu nama khas Indonesia. Nah, kali ini Bobo akan mengajakmu untuk mengenal asal-usul nama yang digunakan dalam Piala Sudirman. Simak, yuk! Sudirman, Tokoh Bulu Tangkis Indonesia Meskipun sering diadakan di luar negeri, ternyata nama Piala Sudirman berasal dari tokoh

Dongeng : Burung Merak

Dahulu kala, burung biasa. Bulu – bulu di tubuhnya berwarna abu – abu dan biasa saja. Sama sekali tidak indah. Namun, Merak punya satu kelebihan. Ia bisa terbang melayang dengan sangat lincah di udara. Pada suatu hari, Merak diundang ke pesta ulang tahun Nuri Pelangi. Di Pesta itu tampak aneka burung hadir. Hampir semuanya memiliki bulu yang indah. “ Parkit, Cendrawasih, Betet... Bulu – bulu mereka aneka warna. Kenapa hanya buluku yang berwarna abu – abu kusam begini .... “ keluh Merak.  Pada suatu hari, Merak tak tahan lagi melihat warna bulunya. Ia pun terbang ke bukit yang tinggi, mengunjungi istana Dewi Juno, dewi pelindung. Semua hewan di hutan biasanya datang pada Dewi Juno jika ada masalah. Dewi Juno selalu memberikan nasihat yang baik untuk mereka. “ ada masalah apa, Merak ? Mengapa wajahmu murung? “ tanya Dewi Juno pada Merak. “ Dewi yang baik hati, hamba sangat sedih dengan bulu – bulu tubuh hamba. Warnanya abu – abu kusam. Terlihat sangat jelek saat berkumpul dengan burung

Cerpen : Kebun Lai Pak Arwan

“ada  lai jatuh!” seruku girang, aku dan Abri bergegas mendekati buah durian khas Kalimantan tersebut. Saat itu kami melewati kebun Lai Pak Arwan. “ matang di pohon. Pasti enak sekali”,ujar Abri. Berbeda dengan durian yang berwarna kuning, kulit dan daging lai berwarna jingga. Kuendus aroma Lai.” Ini lai terbaik yang pernah ada ,” kata ku layak seorang pakar buah – buahan.  Aroma lai tidak setajam durian. Daging buahnya juga lebih kasat. “ Hai, jangan mencuri!” teriak seseorang dalam kebun. Kami berdua terkejut. Seketika kujatuhkan buah berduri itu, dan mengenai kaki Abri. Ia meringis kesakitan. “ Kembalikan!” perintah Pak Arwan. Ia mendekati kami dengan kaki yang terpincang – pincang. Tongkat kayunya di acung – acung pada kami. “ Maaf, Pak!” kataku lirih. Kuulurkan lai itu pada Pak Arwan. Kami cepat – cepat berlalu. “ Huh! Pelit sekali. Satu buah tidak akan mengurangi hasil kebunya yang ratusan pohon”. Gerutuku sebal. “ Padahal Lai tadi jatuh di luar pagar “ timbal Abri kesal. D

Dongeng : Gadis Bergigi Emas

Dahulu kala, hiduplah seorang gadis yang cantik. Ia mempunyai gigi emas sejak lahir. Karena itulah ia dinamai Gimas. Ayah Gimas telah tiada, demikian pula ibunya. Sebelum ibu Gimas meninggal, ia berpesan agar Gimas menikah dengan pria bergigi emas juga. Gimas sangat patuh pada pesan almarhum ibunya. banyak pemuda melamarnya. Namun ia selalu menolaknya, karena diantara mereka tak ada yang bergigi emas.  Pada suatu hari, Gimas memutuskan untuk meninggalkan desanya. “ Ah, aku hendak bekerja di istana raja saja. Karena tak ada seorang pemuda pun yang memenuhi keinginan ibu” batin Gimas. Pagi – pagi sekali, Gimas meninggalkan desanya. Ia menyamar seperti seorang pemuda . setelah perjalanan beberapa hari, tibalah ia di istana Raja Mahala.  Kebetulan Raja Mahala sedang mencari pemuda untuk merawat kuda – kudanya. Gimas pun langsung diterima bekerja di istana itu . Raja Mahala menyangka ia seorang pemuda. Gimas bekerja dengan rajin. Ia memelihara kuda – kuda Raja dengan baik. Kandang kuda

Cerpen : Menyambut Tamu Tahunan

  Di Minggu pagi yang cerah, tak seperti biasanya, Anggi tampak meneteng gunting rumput,sekop dan sapu lidi. Padahal biasanya ia lebih suka menghabiskan hari libur dengan bersepedah dan main ke rumah teman – temannya. “ Mau bikin apa, sih,Ang?” sapa Pak RT yang kebetulan hendak pergi ke pasar. “ Ada, deh, Pakde”. Sahut Anggi dengan santainya. Pak RT   adalah kakak lelaki Ibu Anggi. “Musim penghujan, kan, masih lama, Ang?” Ujar Pak RT lagi, ketika melihat apa yang kemudian dilakukan Anggi.             “ Anggi sedang bosan bermain, Pakde.” Sahut Anggi. Dengan santai, Anggi mulai membersihkan parit yang sudah dangkal akibat lumpur dan daun – daun yang membusuk. Dimulai dari parit depan rumahnya. Begitu Pak RT melangkah pergi, Anggi pun mulai menyetel musik dalam ponsel yang ia bawa. Ia terlihat riang sekali mengerjakan pekerjaan itu.             Menjelang tengah hari, Pak RT sedikit terkejut melihat pemandangan di depannya. Tak hanya Anggi beberapa anak lainnya tampak ikut sibuk. Menc

Cerpen : Topi – Topi Penyelamat

                 Gyan sedang asyik bermain bola dengan Kak Nara, Kakaknya. Namun ia sering terlambat menangkap bola karena sibuk menggaruk kulit kepalanya. Kamu dari tadi sibuk menggaruk kulit kepalanya. Kamu dari tadi kenapa sibuk garuk kepala, Gyan ?” Tanya Kak Nara heran. Gyan masih terus menggaruk.” Iya, nih, kulit kepalaku gatal”. “ Mungkin kepalamu kena keringat, jadi gatal”. Kata Kak Nara, lalu mengajak menonton TV   saja, agar kepalanya tidak berkeringat dan tidak gatal.              Gyan memang merasa semingu itu, kulit kepalanya gatal. Esok harinya, saat pulang sekolah bersama Nuha, Gyan merasa kulit kepalanya semakin gatal. Gyan tak henti menggaruk kulit kepalanya. Nuha, teman sebangkunya yang berjalan di sisinya, tiba – tiba berhenti melangkah. “ Gyan, ini apa ?” Nuha memperhatikan serbuk – serbuk putih di pundak Gyan. Serbuk putih itu terlihat jelas di seragam pramuka yang berwarna coklat.             Gyan menolehkan kepalanya ke pundak. “ Ketombe,ya?” tanya Nuha lagi.