Cerpen : Menyambut Tamu Tahunan
Di
Minggu pagi yang cerah, tak seperti biasanya, Anggi tampak meneteng gunting
rumput,sekop dan sapu lidi. Padahal biasanya ia lebih suka menghabiskan hari
libur dengan bersepedah dan main ke rumah teman – temannya. “ Mau bikin apa,
sih,Ang?” sapa Pak RT yang kebetulan hendak pergi ke pasar. “ Ada, deh, Pakde”.
Sahut Anggi dengan santainya. Pak RT
adalah kakak lelaki Ibu Anggi. “Musim penghujan, kan, masih lama, Ang?”
Ujar Pak RT lagi, ketika melihat apa yang kemudian dilakukan Anggi.
“ Anggi sedang bosan bermain,
Pakde.” Sahut Anggi. Dengan santai, Anggi mulai membersihkan parit yang sudah
dangkal akibat lumpur dan daun – daun yang membusuk. Dimulai dari parit depan
rumahnya. Begitu Pak RT melangkah pergi, Anggi pun mulai menyetel musik dalam
ponsel yang ia bawa. Ia terlihat riang sekali mengerjakan pekerjaan itu.
Menjelang tengah hari, Pak RT
sedikit terkejut melihat pemandangan di depannya. Tak hanya Anggi beberapa anak
lainnya tampak ikut sibuk. Mencabuti rumput,
membersihkan parit, merapihkan pagar – pagar tanaman hidup, mengumpulkan
barang bekas yang terbengkalai di sana – sini dan membakar sampah yang telah
terkumpul. “ Ini tugas dari sekolah ya ?” Tanya Pak RT kemudian. “ Anggi, kami
kesepian di rumah. Kalau begini, kan, ramai lagi jadinya,” sahut Dita sambil
tersenyum. Anggi nyengir saja mendengar itu.
“ Tahun kemarin, kita sering engga
bisa main di luar gara – gara banjir. Bahkan sekolah sempat diliburkan hampir
setengah bulan, kan ? jadi tahun ini, jangan sampai terulang lagi, deh, Pakde”.
Ujar Anggi . Mereka memang terlihat asyik mengerjakan semua. Kadang di selingi
candaan. Nina yang dikenal paling takut dengan cacing , kerap menjadi korban
keusilan teman – temannya. Banyak cacing tanah yang mengungsi ke endapan
selokan karena tanah yang kering.
Pak RT berkali – kali mengacung
jempol, kemudian masuk ke rumah membawa barang – barang belanjaannya. Hari
minggu berikutnya Anggi dan teman – temannya masih melakukan kegiatan bersih –
bersih itu. Ia menjadi komandan bagi teman – temannya. Meskipun sebenarnya ia
tak pernah menyuruh teman – teman nya mengikutinya. Minggu pagi kali ini, hujan
turun begitu derasnya.
Sudah Sebulanan musim penghujan
menghapus musim kemarau. Di teras rumahnya, Pak RT terlihat mondar – mandir
seperti tengah menunggu kedatangan tamu penting. “ Teman – Temanmu mana, Ang? “
tanya Pak RT saat melihat kedatangan anggi yang seorang diri. “ Bisa Mubazir
semuanya kalau mereka tak datang”. “ Tenang, Pakde. Kalau soal makan – makan,
dijamin mereka engga bakal mau ketinggalan, “ jawab Anggi.
Dan benar saja. Tak berapa lama
kemudian, satu per satu teman Anggi berdatangan. Meskipun tak seramai ketika
kerja bakti kemarin. Anehnya, mereka datang dengan memakai pakaian yang bagus,
bahkan membawa kado segala. “ Kamu bilang apa ke teman – teman, Ang?” tanya Pak
RT. “ Ya aku bilang seperti yang Pakde katakan. Kalian di undang makan – makan
di rumah pakdeku, begitu “. “ Kamu bilang apa ke teman – temanmu, Ang? “ tanya
Pak RT. “ Ya aku bilang seperti yang Pakde katakan. Kalian diundang makan –
makan di rumah pakdeku, begitu”. “ Selamat
ulang tahun buat Nita, ya, Pakde,” ujar Yana. yang pertama kali
menyerahkan kadonya ke Pak RT. Nita adalah anak Pak RT yang seumuran adik
Anggi. “ Aduh!” Pak RT menepuk dahinya sendiri.” Kalian salah info. Tak ada
yang ulang tahun. Aku memanggil kalian ke sini hanya untuk makan – makan saja.
Sebagai tanda terimakasih atas kerja bakti yang kemarin itu.
Kompleks
perumahan kita jadi terasa nyaman sekarang. Padahal kalian lihat di TV, kan?
Tempat – tempat lain baru mulai sibuk setelah kedatangan banjir dan air rob.
Begitu. Ayo, kabari lagi semua yeman kalian”. “ Maaf, ya , teman – teman.
Antenaku kurang tajam,” ujar Anggi nyengir, Malu. “ Wuuu... Anggi..... kadoku
mubazir, dong !” seru Yana kecewa. “ Sini, buat aku saja, “ sahut Anton . “
Enak saja!”.
Anton
langsung tertawa. “ Untung aku enggak aku engga bawa apa – apa, “ katanya, yang
langsung bersambut ledekan teman – teman yang lain. “ Oh, jangan khawatir.
Bapak punya ide seru, “ ujar Pak RT. “ Bagaimana kalau kalian saling tukar kado
saja. Kan, seru kalau kalian saling tukar kado saja. Kan, seru kalau sambil
makan – makan ?. Semua teman Anggi saling tukar kado saja. Kan , seru kalau
sambil makan – makan?”.
Semua teman Anggi saling toleh sebelum kemudian
berseru kegirangan. Kecuali Anton. “ Aku tukaran kado dengan siapa, dong? “ Ha
ha ha ha ........” semua langsung tertawa melihatnya. Kegembiraan itu bukan
hanya untuk soal makan – makan. Namun untuk merayakan kompleks perumahan yang
telah siap menyambut musim penghujan dan terutama tamu tahunan. Banjir!
sumber : majalah bobo
Komentar
Posting Komentar