Cerpen : Topi – Topi Penyelamat

             Gyan sedang asyik bermain bola dengan Kak Nara, Kakaknya. Namun ia sering terlambat menangkap bola karena sibuk menggaruk kulit kepalanya. Kamu dari tadi sibuk menggaruk kulit kepalanya. Kamu dari tadi kenapa sibuk garuk kepala, Gyan ?” Tanya Kak Nara heran. Gyan masih terus menggaruk.” Iya, nih, kulit kepalaku gatal”. “ Mungkin kepalamu kena keringat, jadi gatal”. Kata Kak Nara, lalu mengajak menonton TV  saja, agar kepalanya tidak berkeringat dan tidak gatal.

            Gyan memang merasa semingu itu, kulit kepalanya gatal. Esok harinya, saat pulang sekolah bersama Nuha, Gyan merasa kulit kepalanya semakin gatal. Gyan tak henti menggaruk kulit kepalanya. Nuha, teman sebangkunya yang berjalan di sisinya, tiba – tiba berhenti melangkah. “ Gyan, ini apa ?” Nuha memperhatikan serbuk – serbuk putih di pundak Gyan. Serbuk putih itu terlihat jelas di seragam pramuka yang berwarna coklat.

            Gyan menolehkan kepalanya ke pundak. “ Ketombe,ya?” tanya Nuha lagi. Gyan terkejut dan malu. Kepalanya ternyata sekarang berketombe. Pantas saja kulit kepalanya terasa sangat gatal. Memang, sudah dua minggu Gyan tidak keramas. Dengan malu, Gyan menepis serbuk – serbuk putih itu dari pundaknya. “ Ibuku juga pernah ketombean. Kata Ibu, ketombe bisa hilang kalau kita rajin keramas,” Kata Nuha.

            Gyan menghembus napas lesu. Dulu, setiap mansi pagi maupun sore, Gyan selalu mencuci rambutnya dengan sampo. Rambutnya lembut dan wangi. Ia tidak pernah merasa gatal apalagi ketombean. Namun, ada pernah merasa gatal apalagi ketombean. Namun , ada kejadian yang membuat Gyan takut keramas. Selain keramas, ada cara apa lagi ,ya, agar ketombe tidak berhamburan?”. Nuha berpikir sejenak. “ Bagaimana kalau pakai topi?” Aha! Betul juga, gumam Gyan. Kalau pakai topi, ketombe tak akan berhamburan di pundaknya lagi.

Sore harinya, setelah mandi, Gyan keluar kamar mandi cepat – cepat. Ia langsung memakai baju, celana, dan tak lupa topi pemberian Kak Nara. “ Gyan, baru mandi, kok,pakai topi?” Kak Nara heran. “ Rambutmu kan masih basah”. Gyan merapikan topinya, agar tak ada rambut yang terlihat. Jangan sampai Kak Nara melihat rambutnya yang kusut, berminyak dan ketombean. “ Aku suka topi ini, kak. Ini kan, topi hadiah ulang tahun dari Kak Nara bulan lalu,” kata Gyan.

Topi itu disebut bucket hat, berbentuk ember terbalik warna biru.“ Benar kamu suka hadiah dari kakak ?” Kak Nara merasa senang. Gyan mengiyahkan. Ia memang menyukai topi itu. Apalagi tepianya agak lebat sehingga bisa menutupi rambutnya. Gyan kini mengambil buku cerita dan membacanya di sofa ruang keluarga. Saat itu, Bunda masuk ke ruang itu.” Ini bau apek apa,ya ?” Bunda sibuk mencari – cari. Diciumnya bantal sofa, taplak meja dan baju yang dipakai Kak Nara.” Kok,baunya dari Gyan, ya ,Bun! “ seru Kak Nara yang sudah berada di dekat Gyan.” Tidak mugkin aku apek, Kak. Aku kan baru mandi”.

Gyan menekan – nekan topi di kepalanya. Ingin rasanya ia menyembuyikan lebih dalam kepalanya ke topi itu. “ apa karena Gyan tidak pernah ganti topi ?” duga Kak Nara. “ Pakai Topi yang lain dulu,ya . Yang itu besok Bunda cuci.” Bunda hendak melepas topi yang Gan pakai, Gyan tak punya alasan lain. Akhirnya ia mengaku pada Bunda dan Kak Nara. “ Maaf Bun. Memang rambut Gyan yang apek dan berketombe. Soalnya, sudah hampir sebulan Gayn tidak  keramas,” kata Gyan malu.

Bunda dan Kak Nara berpandangan, terheran – heran. Gyan lalu bercerita. Terakhir kali ia keramas, matanya pedih terkena busa sampo. Gyan meraba – raba gayung air dan membasuh matanya. Saat matanya sudah tidak pedih lagi, pelan – pelan Gyan membuka mata. Namun, anehnya, ia tak bisa melihat apa – apa. Gelap gulia. Gyan mengucek matanya dengan panik, namun ia tetap tak melihat apa pun.

Gyan sangat takut , berusaha keluar dari kamar mandi. Rupanya, memang sedang mati lampu.. Namun sejak saat itu, Gyan jadi takut keramas. Mendengar cerita Gyan, Bunda membuka topi Gyan dan mengelus kepalanya. “ Mau Bunda temani waktu mandi ?” Gyan Menggeleng. Ia kan sudah besar. Malu kalu mandi di temani Bunda. “ Aku Punya ide !” seru Kak Nara tiba – tiba . Ia bergegas mengambil dompetnya dan berlari keluar rumah.

Tak lama kemudian, Kak Nara membawa sesuatu di dalam kantong plastik. Rupanya, tadi Kak Nara pergi ke warung Pak Haji di seberang rumah mereka. “ Topi baru buat Gayn!” Kak Nara mengeluarkan sebuah topi dari kantong plastik. Tepian dengan topi itu lebar. Bagian atasnya berlubang. Topi itu berbahan plastik tebal. “ Kemarin kak lihat ada orang beli ini untuk anaknya. Katanya, agar mata anaknya tidak pedih saat keramas”, kata Kak Nara lagi.

Gyan sangat senang menerima hadiah itu. Topi itu lucu. Lubang diatasnya membuat rambut bisa dibasuh air dan sampo , tetapi mata bisa aman terlindungi. Sekarang, Gyan bisa keramas tanpa harus menutup mata. Kak Nara hebat, selalu memberi topi yang bisa menyelamatkan Gyan. Terima Kasih, Kak Nara !













sumber : majalah bobo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan