Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Dongeng : Ikan Tak Harus Bisa Terbang. dan Burung Tak Harus Bisa Berenang

Di dalam hutan, ada sebuah sekolah yang bernama Sekolah Satwa. Di sana para hewan diajari berbagai hal seperti berenang, memanjat, berburu, kamuflase, dan banyak lainnya. Namun, murid di sekolah itu Kemampuan mereka pun berbeda. Ada yang dapat memanjat, tetapi tak bisa berenang. bisa tetapi tak bisa berburu, sayangnya pelajaran mereka tetap sama. Beberapa murid sudah berbicara kepada guru mereka tentang hal itu. Meskipun begitu, guru tetap acuh tak acuh terhadap pernyataan mereka. Memang ada beberapa murid yang terus berlatih pasti akan berhasil, tetapi tidak semua murid bisa seperti itu. "Kenapa guru-guru itu selalu tidak peduli tentang kemampuan kita, sih?!" kesal Kelinci. Burung pun menjawab ucapan temannya itu. "Sabar saja. Pasti mereka akan berubah." Sambil mengelus punggung kelinci. Kelinci tidak terima dan ingin protes, tetapi niatnya ia urungkan, pasti Burung akan menyuruhnya sabar lagi. "T. tapi kan, hahh... sudahlah." Terlihat monyet dan ikan yan...

Cerpen : Kebun Lai Pak Arwan

“ada  lai jatuh!” seruku girang, aku dan Abri bergegas mendekati buah durian khas Kalimantan tersebut. Saat itu kami melewati kebun Lai Pak Arwan. “ matang di pohon. Pasti enak sekali”,ujar Abri. Berbeda dengan durian yang berwarna kuning, kulit dan daging lai berwarna jingga. Kuendus aroma Lai.” Ini lai terbaik yang pernah ada ,” kata ku layak seorang pakar buah – buahan.  Aroma lai tidak setajam durian. Daging buahnya juga lebih kasat. “ Hai, jangan mencuri!” teriak seseorang dalam kebun. Kami berdua terkejut. Seketika kujatuhkan buah berduri itu, dan mengenai kaki Abri. Ia meringis kesakitan. “ Kembalikan!” perintah Pak Arwan. Ia mendekati kami dengan kaki yang terpincang – pincang. Tongkat kayunya di acung – acung pada kami. “ Maaf, Pak!” kataku lirih. Kuulurkan lai itu pada Pak Arwan. Kami cepat – cepat berlalu. “ Huh! Pelit sekali. Satu buah tidak akan mengurangi hasil kebunya yang ratusan pohon”. Gerutuku sebal. “ Padahal Lai tadi jatuh di luar pagar “ timbal Abri...

Dongeng : Uitziton dan Api

Awalnya, bangsa Aztec tinggal di sebuah daerah Abernama Aztlan. Tempat itu berada di wilayah Meksiko sekarang. Jumlah penduduk di daerah itu hanya sedikit waktu itu. Lama kelamaan, jumlah penduduknya bertambah besar. Namun, bangsa Aztec yang terdiri dari beberapa suku itu, tidak berani pindah, kecuali ada petunjuk dari langit. Seorang kepala suku bernama Uitziton, sangat pemberani dan panjang akal. Ketika sedang bersemedi, ia mendengar suara kicau burung. "Tiui-tiui!" Bunyi itu mirip dengan ucapan dalam bahasa Aztec, yang berarti ajakan untuk pergi. Uitziton langsung mendapat ide, bagaimana cara membujuk rakyatnya untuk pindah tempat. la lalu menemui Tecpatzin, yang juga seorang kepala  suku. "Kita bisa memakai suara burung ini untuk mengaja rakyat kita pindah. Kita katakan saja kalau ini adalah burung kahyangan!" kata Uitziton. Tecpatzin setuju pada ide cerdas itu. Maka ketika terdengar kicau burung itu lagi, berkatalah Uitziton pada rakyatnya, "Dengarlah apa ...

Cerpen : Sepasang Sepatu Kusam

Di sebuah toko barang bekas, terdapat sepasang sepatu kusam yang sudah lama terlupakan. Mereka selalu ditinggalkan pembeli yang datang mencari barang-barang baru dan cemerlang. Namun, sepasang sepatu itu tak pernah kehilangan harapan. Suatu hari, datanglah seorang wanita muda dengan senyum manisnya. Ia memilih sepasang sepatu kusam itu dan mencobanya. Meski sudah usang, ia merasa nyaman dan cocok dengannya. Tanpa ragu, wanita itu membeli sepasang sepatu tersebut. Sejak itu, sepasang sepatu kusam berubah menjadi begitu berarti bagi wanita muda itu. Ia mengenakan mereka ke setiap acara penting dalam hidupnya, dari pertemuan bisnis hingga pesta pernikahan sahabatnya. Sepasang sepatu itu telah menjadi saksi bisu dari semua perjalanan hidupnya. Tidak peduli betapa kusam dan tak lagi indah, sepasang sepatu itu mendapatkan cinta dan perhatian dari wanita muda itu. Mereka membuktikan bahwa tak semua hal berharga harus baru dan cemerlang, yang terpenting adalah makna dan cerita di baliknya. sum...

Cerpen: Anak Kecil dan Penjual Tahu

Ini adalah sebuah cerita pendek anak kecil dan seorang penjual tahu. Cerita ini berasal dari sebuah perkampungan kumuh di Jakarta saat seorang anak kecil berhati mulia bertemu dengan penjual tahu yang tua dan renta.   “Bu, Amir berangkat ke sekolah dulu ya!” pamit seorang anak laki-laki berumur 10 tahun yang sudah mengenakan seragam SD yang terlihat usang. Bu Bagio, Ibunda Amir, menjawab, ”Iya, Mir. Hati-hati di jalan. Ini uang sakumu, Nak.” Amir menerima uang saku sebesar seribu rupiah dari ibunya. Di zaman yang serba mahal ini, uang seribu rupiah bisa digunakan untuk membeli apa? Es teh di warteg saja harganya sudah tiga ribu.   Namun, Amir adalah anak yang baik dan sangat pengertian. Ia tetap menerima uang itu. Dengan uang seribu rupiah, Amir bisa membeli krupuk atau sebuah gorengan di kantin. Kadang-kadang si pemilik kantin kasihan melihat Amir dan memberinya gorengan atau kacang sebagai bonus.   Walaupun hidupnya susah, Amir selalu terlihat riang dan ceria. Seperti p...

Dongeng: Seikat Tongkat

Gambar
Seikat Tongkat (A Bundle of Sticks) seikat batang kayu Suatu ketika, tiga tetangga yang tinggal di sebuah desa mengalami kesulitan dengan panen mereka. Masing-masing tetangga memiliki satu ladang, tetapi tanaman di ladang mereka penuh dengan hama dan layu. Setiap hari, mereka akan datang dengan ide-ide berbeda untuk membantu panen mereka. Yang pertama mencoba menggunakan orang-orangan sawah di ladangnya, yang kedua menggunakan pestisida, dan yang ketiga membangun pagar di ladangnya, semuanya sia-sia. Suatu hari, kepala desa datang dan memanggil ketiga petani itu. Dia memberi mereka masing-masing tongkat dan meminta mereka untuk mematahkannya. Para petani bisa dengan mudah memecahkannya. Dia kemudian memberi mereka seikat tiga batang, dan sekali lagi, meminta mereka untuk mematahkannya. Kali ini, para petani berjuang untuk mematahkan tiga batang yang di jadikan satu, namun sia-sai batang itu menjadi kuat karena bersatu. Kepala desa berkata, “Bersama-sama, Anda lebih kuat dan bekerja leb...

Dongeng : Kaktus di Gurun Pasir

Gambar
  Kaktus di Gurun Pasir Di sebuah gurun pasir yang luas, ada tanaman kaktus yang kesepian. Ia hanya berdiri di bawah terik matahari dan tetap berdiri tanpa bisa berpindah-pindah. Ia tidak punya teman, hanya sesekali beberapa orang melintas dengan unta tanpa memperhatikan kaktus. Dari kejauhan terdapat pohon palem yang sangat indah. Beberapa pengelana terkadang singgah sebentar untuk berteduh dan beristirahat. Pohon palem itu melambaikan daunnya yang panjang dan gemulai. Membuat siapa pun betah duduk di bawahnya karena seolah sedang dikipasi oleh palem. Kaktus sedih, batangnya yang berduri, daunnya yang kaku, dan bentuknya yang buruk membuatnya diabaikan. Seolah dirinya hanya menambah kegersangan padang pasir yang tandus. Mengapa yang lain memiliki keistimewaan sementara ia tidak? Pikirnya. Kaktus ingin sekali menjadi bagian dari alam ini, yang berguna bagi makhluk lain. Namun, sepertinya ia memang ditakdirkan untuk sendiri, buktinya tidak ada seekor burung pun yang bersedia hinggap...

Cerpen : Kegemaran yang langka

  Ibu Mimi berjualan makanan di depan rumahnya. Banyak pegawai kantor yang datang dan makan di kantin ibu Mimi. Setiap hari, ibu Mimi membeli banyak kaki ayam. Karena ada satu makanan berkuah yang lebih lezat bila dimasak dengan kaki ayam. Nah, kaki ayam ini amat disukai Mimi. Rasanya gurih, legit, dan ... pokoknya nikmat. Waktu masih kecil Mimi sering makan 2 buah kaki ayam. Sekarang, setelah kelas V, Mimi bias menghabiskan setengah lusin kaki ayam. Tetapi, kegemaran Mimi ini nyaris terhenti. Ibu Mimi berjualan makanan di depan rumahnya. Banyak pegawai kantor yang datang dan makan di kantin ibu Mimi. Setiap hari, ibu Mimi membeli banyak kaki ayam. Karena ada satu makanan berkuah yang lebih lezat bila dimasak dengan kaki ayam. Nah, kaki ayam ini amat disukai Mimi. Rasanya gurih, legit, dan ... pokoknya nikmat. Waktu masih kecil Mimi sering makan 2 buah kaki ayam. Sekarang, setelah kelas V, Mimi bias menghabiskan setengah lusin kaki ayam. Tetapi, kegemaran Mimi ini nyaris terhenti. ...

Dongeng : Tupai Dan Semut Hitam

  Alkisah di sebuah kota kecil ada seorang petani yang sedang duduk di tepi sawah. Dia duduk sambil memandangi sawahnya yang luasnya tidak seberapa itu. Disamping sawah tersebut ada juga ladang miliknya. Di ladang tersebut, ia menanam pohon rambutan, pohon sirsak dan mangga. Hatinya sangat senang melihat pohon-pohonnya yang akan panen. Sambil menghitung berapa banyak buah yang akan dihitung dan keuntungan yang dia dapat, tiba-tiba ia melihat seekor tupai meloncat dari pohon satu ke pohon lainnya. Lalu, muncullah kesedihan dalam hatinya bahwa tupai akan merusak panennya tahun ini. Ternyata, wajah petani tersebut menggoreskan rasa haru pada semut hitam. Raja semut hitam yang melihatnya segera mengumpulkan pasukannya untuk mengusir tupai tersebut. Jadi, semut hitam berbaris dari akar pohon yang paling bawah sampai batang pohon yang paling tinggi. Tupai yang melihat semut hitam berbaris langsung pergi dari pohon ladang tersebut. Konon, semut hitam adalah musuh dari tupai. Karena kekomp...

Dongeng Anak: Titi Gajah

Gambar
  Bobo.id  -  Dongeng anak kali ini  akan bercerita tentang seekor gajah bernama Titi. Seperti apa kisah Titi si Gajah dalam dongeng yang berjudul Titi Gajah. Bagaimana cerita tentang Titi si Gajah? Bila penasaran, simak dongeng berikut dan saksikan juga videonya. ---- Titi Gajah Cerita oleh: Dok. Majalah Mombi Titi adalah seekor gajah kecil yang sering dimarahi ibunya karena pelupa. Seperti suatu hari ibu Titi marah karena Titi yang selalu lupa menggosok gigi hingga giginya kuning dan mulutnya bau. Ibu Titi pun mencoba melatih ingatan Titi. Seperti pagi-pagi sekali, Titi akan diingatkan sikat gigi, lalu setelah sarapan Titi juga harus belajar bersama selama satu jam. Pelajaran pertama adalah belajar abjad, lalu belajar tentang binatang di hutan. Namun, Titi tidak pernah mendengarkan ibunya yang mengajar. Pikiran Titi justru melayang kemana-mana. Lalu, pada suatu hari ibu Titi bertanya, "Titi kita ini tinggal di mana?" Titi yang pelupa hanya diam sejenak. Lalu dia me...