Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

KELELAWAR YANG BAIK HATI

Di sebuah hutan Nusa Tenggara Barat, hiduplah sekelompok komodo, burung kakak tua, musang, kelelawar dan beberapa jenis hewan lainnya. Mereka hidup rukun dan saling berdampingan. Di antara penduduk hutan, ada seekor kelelawar yang terkenal baik hati. Kelelawar tersebut biasa dipanggil Kebati. Ia suka membantu penduduk hutan yang sedang mendapat kesulitan. Suatu malam, terdengar bibi burung kakak tua meminta tolong. Toloooong!! Toloooooong!! Tolooooong!! Mendengar hal itu kelelawar segera mendatangi bibi burung kakak tua. "Ada apa Bibi, malam-malam begini berteriak meminta tolong?" tanya Kebati. "Anakku sakit dan aku tidak bisa pergi mencari obat karena cuaca di luar gelap," ungkap bibi kakak tua sambil meneteskan air mata. Bibi kakak tua sangat sayang pada anak-anaknya. Namun ia tidak dapat melakukan apa-apa malam itu. Cuaca di luar gelap dan udara dinginnya tidak seperti hari-hari biasa. Mungkin hal itu yang menjadikan anaknya demam tinggi. Sebagai orang tua tentu

ANAK KAMBING DAN SERIGALA

Pada suatu hari, terdapat ibu kambing beserta anaknya. Dikisahkan bahwa sang ibu kambing ingin pergi ke hutan untuk mencari makanan. Berniat untuk tidak mengajak anaknya, ibu kambing mengajarkan kepada sang anak untuk tidak membukakan pintu kepada siapapun. Agar anak kambing tetap aman di dalam rumah, ibu kambing mengajarkan sebuah lagu kepada anaknya sebagai petanda bahwa itu adalah ibunya, Namun tanpa diketahui, di luar sana terdapat seekor serigala yang mendengar percakapan antara ibu dan anak kambing tersebut. Ketika mengetahui ibu kambing sudah pergi keluar dan meninggal anaknya seeorang diri, serigala langsung melancarkan aksinya dengan menyanyikan lagu yang dibuat ibu kambing. Mendengar lagu tersebut, anak kambing pun merasa heran. Pasalnya, ibunya baru saja keluar rumah dan suara yang terdengar pun berbeda dari suara ibunya. Mengetahui hal tersebut, anak kambing pun tidak membukakan pintu dan mengintip lewat lubang jendela. Betapa terkejutnya anak kambing saat melihat seekor se

KANCIL DAN BUAYA

Alkisah, di sebuah pinggir hutan, terdapat seekor Kancil yang sangat cerdik. Ia hidup di hutan bersama hewan-hewan lainnya, di antaranya ada kerbau, gajah, kelinci, dan masih banyak lagi. Si Kancil selalu mencari makan di pinggiran sungai. Pada suatu hari, ia merasa sangat lapar. Kemudian, si Kancil bergagas pergi untuk mencari makan. Setibanya di tepi sungai, ia melihat sebuah pohon rambutan yang sangat rimbun di seberang sungai. Si Kancil berniat ingin mengambil buah rambutan tersebut, tetapi di dalam sungai terdapat banyak buaya yang sedang mengintai Kancil. Kemudian, para buaya berkata, “Hey, Kancil! Apakah kau sudah bosan dengan hidupmu, sehingga kau datang kemari?”. “Eh… tidak. Aku kesini untuk menyampaikan undangan kepada kalian”, jawab Kancil. Para buaya pun terkejut mendengar perkataan si Kancil. Buaya bertanya, “Undangan apa?”. Lalu, Kancil menjawab pertanyaan para buaya dengan santai. “Minggu depan raja Sulaiman akan merayakan sebuah pesta dan kalian semua diundang dalam aca

PEJUANG KARYA

Lelaki tua itu selalu suka mengenakan lencana merah putih yang disematkan di bajunya. Di mana saja berada, lencana merah putih selalu menghiasi penampilannya. Ia memang seorang pejuang yang pernah berperang bersama para pahlawan di masa penjajahan sebelum bangsa dan negara ini merdeka. Kini semua teman seperjuangannya telah tiada. Sering ia bersyukur karena mendapat karunia umur panjang. Ia bisa menyaksikan rakyat hidup dalam kedamaian. Tak lagi dijajah oleh bangsa lain. Tidak lagi berperang gerilya keluar masuk hutan. Tapi ia juga sering meratap-ratap setiap kali membaca koran yang memberitakan keadaan negara ini semakin miskin akibat korupsi yang telah dianggap wajar bagi semua pengelola negara. Banyak kekayaan negara juga dikuras habis-habisan oleh perusahaan-perusahaan asing yang berkolaborasi dengan elite politik. Kini, semua elite politik hidup dalam kemewahan, persis seperti para pengkhianat bangsa sebelum negara ini merdeka. Dulu, pada masa penjajahan, para pengkhianat bangsa m

PAK BOLIN YANG SERAKAH

 Di sebuah desa di negeri Timur, tinggal seorang lelaki tua. Pak Boli namanya. Ia terkenal sangat kikir. Meskipun kaya, ia tak pernah memberikan sedekah sedikit pun. Kerjanya setiap hari hanya mengumpulkan dan menghitung harta saja.  Pada suatu hari di kebun Pak Bolin hinggap seekor burung putih. Menurut orang-orang tua, burung ini adalah burung ajaib. Ia akan memberikan koin-koin emas kepada pemiliknya setiap kali pemiliknya meminta. "Hei, Ting Ling cepat tangkap burung itu. Cepat jangan sampai lepas!" seru pak Bolin yang sangat memiliki burung itu. Ting Ling pembantunya, tergopoh-gopoh datang. Ting Ling berusaha menangkap burung itu. Untung iya berhasil. Jika tidak, pasti Ting Ling akan dihukum.  "Ting Ling, mulai hari ini kau harus merawat burung ini dengan baik! Awas jangan terbang atau mati", pesan Pak Bolin sambil mengamati burung ajaib itu."Sebentar lagi, pasti aku akan menjadi seorang jutawan. Tak seorang pun akan mampu menghalahkan kekayaanku," gu

HUTAN MERAH

Matahari bersinar terik di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam. Bunyi riak jernih sungai beradu dengan batu kali berpadu dengan sahutan dari beberapa penghuni hutan yang lainnya. Ya, inilah tempat tinggal Bora, si anak gajah Lampung yang sekarang tengah asyik bermain bersama teman-temannya di sebuah sungai.        Ketika Bora menyemprotkan air ke arah Dodo—anak gajah lainnya—dengan belalainya, ia pun memekik nyaring. Sampai akhirnya, kegembiraan mereka terpecah oleh bunyi bising dari sebelah utara hutan. Bunyi bising itu bercampur dengan deru sesuatu yang sama sekali tidak Bora kenal.        “Hei, lihat itu!”        Semua serentak menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke langit yang ditunjuk Dodo. Asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari sana. Asap itu semakin tebal dan terus menebal. Itu merupakan fenomena aneh yang baru pertama kali mereka saksikan. Selama ini

ASAL USUL DANAU TOBA

Danau toba adalah salah satu danau yang menjadi tempat wisata menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Banyak orang yang mengunjungi danau Toba karena danau tersebut mempunyai keindahan yang mampu menenangkan hati dan menyegarkan pikiran. Danau Toba terletak di tengah Pulau Sumatera Utara serta menjadi salah satu danau terbesar di Indonesia. Selain menawarkan keindahan dari pemandangannya, danau toba juga terkenal akan legendanya, yakni cerita rakyat danau Toba mengenai asal-usul munculnya. Ingin tahu seperti apa kisahnya? Mari, baca hingga selesai cerita rakyat danau Toba dan fakta danau toba berikut ini, sebab ada pesan moral yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalani kehidupannya. Alkisah pada zaman dahulu kala, terdapat seorang pemuda dengan nama Toba. Ia merupakan seorang yatim piatu. Untuk memenuhikebutuhannya sehari-hari, Toba bekerja di ladang. Sesekali ia mencari ikan di sungai yang terletak tidak jauh dari gubugnya. Ikan hasil tangkapannya kerap dij

RAHASIA PUNGGUNG KUREI

Kemarau telah tiba dan sedang mencapai puncaknya. Persediaan air di Hutan Willow mulai menipis. Kolam-kolam di hutan mulai mengering. Namun, penghuni hutan masih saja bermain sesuka hati. Padahal, setelah bermain, mereka akan butuh minum yang banyak. Maka suatu saat, Hari si harimau mengumpulkan semua warga hutan. "Kawan-kawan, kita harus berhemat karena air mulai sulit didapat!" kata Hari kepada warganya. "Iya, betul! Kami kawanan gajah baru saja pulang dari menyedot air di sungai, untuk mengisi kolam-kolam," kata Gani si gajah. "Sungainya lumayan jauh di sisi utara hutan. Dan sudah mulai dangkal airnya. Jadi, jerih payah kami jangan dibuang-buang dengan percuma." Kakek Jeri si jerapah maju keluar barisan. "Ketua Hari, aku teringat sebuah cerita dari orang tua Kurei." Kakek Jeri menengok ke belakang mencari Kurei dan memanggilnya. Kurei si kura-kura yang berada di barisan depan, perlahan maju dengan malu-malu. "Orang tua Kurei adalah kura-k

Kaukau Tak Sabar

Kaukau adalah seekor anak K kanguru. la tinggal di kantong perut ibunya. la menyusu pada ibunya di dalam kantong yang hangat dan nyaman. Kata ibu Kaukau, saat Kaukau sudah besar dan kuat untuk hidup sendiri nanti, barulah Kaukau boleh keluar. Namun sekarang, ia harus tetap berada di dalam kantong ibunya yang aman. Ibu Kaukau adalah kanguru betina yang tinggi dan kuat. Ibu Kaukau sangat lincah melompat-lompat di padang rumput. Bentuk tubuhnya sungguh lucu, besar di bawah. Kedua kakinya panjang dan kuat. Kedua tangannya kecil. Bila ibunya melompat- lompat, maka Kaukau di dalam kantong akan terguncang-guncang. Namun tidak mengapa, karena kantong itu sungguh empuk. Kaukau senang bila ibunya melompat-lompat. Ya, ia merasa seperti turut pula melompat-lompat. Kaukau menjulurkan lehernya ke luar kantong. Kini ia dapat melihat keadaan di luar, di padang rumput. Ooo, banyak sekali pohon besar berdaun rimbun. Ada semak-semak dengan bunga warna-warni pula. Sungguh indah! Kaukau mendongak ke atas.

PATUNG KAYU PUTRI

Suatu ketika, hiduplah empat sahabat, tukang emas, pemahat, tukang jahit, dan seorang pertapa. Suatu hari mereka bepergian bersama-sama. Di suatu senja, mereka sampai ke lapangan terbuka di tengah hutan. Karena lelah habis berjalan seharian, mereka memutuskan untuk berhenti dan bermalam di situ. Sebelum tidur, mereka sepakat untuk bergantian jaga malam. Mereka membagi menjadi empat waktu jaga. Pemahat mendapat giliran jaga yang pertama. Berikutnya giliran tukang emas, lalu tukang jahit. Pertapa mendapat giliran jaga yang terakhir. Setelah berjaga beberapa waktu lamanya, si pemahat mulai merasa lelah. Supaya tidak tertidur, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu, la berkeliling dan melihat sebatang kayu tumbang. Dikeluarkannya perkakas memahat dari tasnya. Kemudian ia mulai memahat. Dipahatnya batang kayu menjadi patung seorang putri yang sangat cantik. Giliran jaganya lalu berakhir. Pemahat pun berbaring tidur. Tukang emas kini bertugas jaga. Ketika melihat patung putri yang sangat cant