PAK BOLIN YANG SERAKAH

 Di sebuah desa di negeri Timur, tinggal seorang lelaki tua. Pak Boli namanya. Ia terkenal sangat kikir. Meskipun kaya, ia tak pernah memberikan sedekah sedikit pun. Kerjanya setiap hari hanya mengumpulkan dan menghitung harta saja. 

Pada suatu hari di kebun Pak Bolin hinggap seekor burung putih. Menurut orang-orang tua, burung ini adalah burung ajaib. Ia akan memberikan koin-koin emas kepada pemiliknya setiap kali pemiliknya meminta. "Hei, Ting Ling cepat tangkap burung itu. Cepat jangan sampai lepas!" seru pak Bolin yang sangat memiliki burung itu. Ting Ling pembantunya, tergopoh-gopoh datang. Ting Ling berusaha menangkap burung itu. Untung iya berhasil. Jika tidak, pasti Ting Ling akan dihukum. 

"Ting Ling, mulai hari ini kau harus merawat burung ini dengan baik! Awas jangan terbang atau mati", pesan Pak Bolin sambil mengamati burung ajaib itu."Sebentar lagi, pasti aku akan menjadi seorang jutawan. Tak seorang pun akan mampu menghalahkan kekayaanku," gumam Pak Bolin. 

Sejak kedatangan burung bangau putih itu kerja Pak Bolin hanya mengumpulkan uang emas yang diberikan oleh si Burung Bangau Putih. Makin lama, harta Pak Bolin pun semakin banyak, tetapi kini ia semakin serakah. Bahkan gaji Ting Ling pun sudah beberapa bulan ini tak pernah di bayarnya. 

Setiap tanggal 30, jika Ting Ling menagih gajinya Pak Bolin selalu berkata, "Nanti siang! sekarang cepat kau ke pasar dan belikkan aku "Aduh", kalau kau tidak memperoleh nya gajimu pun tak kubayar".

Dengan hati sedih Ting Ling meninggalkan majikannya. Ia tahu, bahwa tak mungkin membeli "Aduh", yang tak pernah ada itu. Ting Ling tahu, itu hanya siasat supaya Pak Bolin tak membayar gajinya. Suatu hari, karena tak dapat menahan kesel, Ting Ling pun pergi, dan tak kembali. Akibatnya, Pak Bolin sangat sibuk. Tak ada lagi Ting Ling yang membantunya.

Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda mencari pekerjaan. Namanya Liong She. Ia bekerja dengan baik. Sambil membersihkan rumah, memasak dan menyuci, diam-diam ia memperhatikan Pak Bolin dan burung bangau putih. "Pak, hari ini tepat sebulan saya bekerja di sini. Saya ingin meminta gaji", kata Liong She pada suatu hari. "Baiklah, gajimu akan ku beri nanti siang. Sekarang cepat kau pergi ke pasar belikkan aku "Aduh". Kalau tak memperolehnya, gaji mu tak akan aku berikan, "ujar Pak Bolin sambil memilin kumisnya. 

"Ya, saya akan carikan. jika saya memperolehnya, Bapak harus menyerahkan sebagian harta bapak dan juga si Bangau Putih kata Liong She lagi. "Baikah!" sahut Pak Bolin sambil tersenyum. "Mana mungkin kau mendapatkan 'aduh'. "Pemuda bodoh," kata Pak Bolin dalam hati. Liong she sebenarnya pemuda yang pandai. Ia menyamar bekerja di tempat Pak Bolin untuk memberi pelajaran agar Pak Bolin tak kikir lagi. Liong She adalah teman Ting Ling di desa. Liong She lalu pergi ke sebuah taman. Di sana ia menangkap seekor lebah dan memasukannya ke dalam sebuah kotak kayu. Setelah semuanya siap, Liong She pulang ke rmh sambil bersiul-siul. 

"Hai, Liong She mengapa kau begitu gembira? apakah kau sudah dapat benda pesananku?" tanya Pak Bolin penasaran. "Tentu! ini yang Bapak cari, kan?! Coba Bapak masukkan jari telunjuk Bapak,"katanya lagi. Tanpa pikir panjang Pak Bolin memasukkan jarinya. Dan...."Aduuuuhhh...tolong!" teriak Pak Bolin kesakitan. Liong She tersenyum dan berkata, "Nah, Bapak sudah mendapatkkan 'aduh'! sekarang harta dan Burung Bangau  Putih itu menjadi milikku," kata Liong Shw sambil mengambil beberapa koin emas dari kotak emas Pak Bolin. Yang ia ambil hanya sejumlah gaji nya dan gaji Ting Ling sahabatnya. 

Liong She juga mengambil burung bangau milik Pak Bolin. Dengan keajaiban burung itu, Liong She bisa membantu desanya. Ia juga bisa membantu warga desa yang miskin. Pak Bolin yang sedang kesakitan hanya bisa pasrah. Sejak saat itu, Pak Bolin sadar akan sifatnya yang buruk. Ia berjanji akan menjadi orang yang murah hati.