Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Cerpen : Menghormati orang tua dan guru

Dian adalah seorang siswi yang rajin dan pintar. Ia selalu mendapatkan nilai yang baik di sekolah dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik.  Namun, Dian sering merasa kesal ketika ibunya terus-terusan mengingatkan agar ia belajar dengan giat. Ia merasa bahwa ibunya tidak menghargai usahanya yang telah dilakukan untuk mendapatkan nilai yang baik. Suatu hari, di sekolah, Dian menghadapi situasi yang membuatnya semakin kesal. Saat guru sedang memberikan penjelasan, seorang murid tiba-tiba mengangkat tangan dan berkata, "Ibu guru, saya sudah tahu tentang topik ini. Saya rasa Anda tidak perlu terus menerus menjelaskan." Dian merasa sangat tidak nyaman dengan sikap tersebut, karena ia merasa bahwa itu tidak sopan. Setelah pelajaran selesai, Dian mengajak temannya, Sarah, untuk berbicara mengenai masalah itu. Sarah yang bijak kemudian memberikan nasihat pada Dian. Ia mengatakan bahwa menghormati orang tua dan guru adalah hal yang sangat penting.  Orang tua dan guru selalu beru

Dongeng : Si kancil mencuri ketimun

Suatu hari, hutan sedang dilanda musim kemarau panjang yang membuat semua makanan habis. Kancil pun kebingungan mendapatkan makanan dan terpaksa keluar hutan untuk mencari makan karena tak ingin mati kelaparan. Saat berjalan keluar hutan, Kancil tiba-tiba menemukan ladang timun yang besar. Seketika muncul keinginannya untuk melahap semua timun-timun di ladang itu. Ide untuk mencuri pun muncul. Diam-diam Kancil memakan timun-timun di ladang tanpa sepengetahuan Pak Petani. Ia pun menjadi terbiasa dan sering diam-diam mencuri timun untuk dimakan di hari-hari berikutnya. Namun, ulah nakal Kancil ini akhirnya diketahui Pak Petani. Ia marah dan berusaha menjebak Kancil agar tak mencuri lagi timun-timun di ladang. Pak Petani membuat orang-orangan sawah dari kayu dan batok kelapa untuk menakut-nakuti Kancil. Benar saja, keesokan harinya Kancil yang kelaparan datang ke ladang timun. Ia lalu kaget dan takut melihat ada orang yang menjaga ladang Pak Petani. Kancil tidak tahu bahwa itu adalah oran

Dongeng : Kuda Sembrani

Gambar
  Kuda Sembrani Di sebuah kerajaan yang makmur, ada seorang raja yang memerintah dengan sangat arif dan bijaksana. Raja itu juga disegani oleh rakyat dan pemimpin dari kerajaan lain. Terlebih raja memiliki seorang putri yang kecantikannya tersohor hingga ke berbagai penjuru. Siapa pun yang melihat kecantikan putri, akan tergila-gila dan ingin meminangnya. Namun, putri masih sangat muda, jadi ia belum siap menikah. Kabar mengenai kecantikan putri, sampai juga di telinga seorang pemimpin kerajaan yang memiliki sifat congkak, angkuh, sombong, dan telah memiliki empat istri. Ia ingin mempersunting sang putri untuk dijadikan istri kelima. Ia tidak peduli dengan usia sang putri. Ia ingin melamar sebelum pemimpin kerajaan lain datang terlebih dahulu untuk melamarnya. Suatu hari, datanglah raja congkak bersama pengawalnya untuk melamar putri. Putri yang tidak berkenan dirinya dijadikan istri kelima oleh seorang raja yang congkak, berusaha menolak secara halus. Namun, raja bertekad kuat ingin m

Cerpen : Anak Korban Bully Menjadi Prestasi

Di suatu desa ada seorang anak bernama Hasan. Ayahnya adalah seorang yang tidak disegani sebab sifatnya yang angkuh dan keras kepala. Hal ini diketahui oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Di sekolah, Hasan tak hanya dijauhi, tapi juga dibully oleh teman sebayanya. Setiap pulang sekolah dia selalu mengadu kepada ibunya sambil menangis terisak-isak. "Sudahlah nak, jadikan saja hinaan temanmu sebagai motivasi untukmu untuk membuktikan bahwa kamu lebih baik dari mereka yang menghinamu," kata Ibu Hasan. Keesokan harinya Hasan kembali bersekolah. Namun pada hari itu tidak ada yang mengingatkannya bahwa ada ulangan. Hasan pun mendapat nilai yang jelek dan semakin diejek teman-temannya. Sejak saat itu, Hasan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena tak tahan dengan ejekan teman-temannya. Setelah tiga hari tak masuk sekolah, Ibu guru yang baik hati, Ibu Devi datang ke rumah Hasan. Dengan kata-kata halus dan bijaksana, Ibu Devi berhasil meluluhkan hati Hasan yang suda

Dongeng : Hui Ku yang rajin

Pada zaman dahulu, tinggallah seorang ibu dan anak gadisnya di tepi sebuah hutan. Nama gadis itu Hui Ku. Mereka tinggal dalam sebuah rumah yang sangat sederhana. Namun, rumah mereka tampak bersih dan terawat berkat Hul Ku yang rajin membersihkannya setiap hari. Hui Ku memang seorang gadis yang rajin dan berbakti pada ibunya. Setiap hari la yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. la juga mencari kayu bakar untuk dijual. Pada suatu hari setelah lelah mencari kayu bakar, Hui Ku bergegas pulang. Namun di tengah jalan, hujan deras turun. Hui Ku segera berlari ke hutan lagi. la bermaksud berteduh di daun-daun besar yang banyak tumbuh di hutan. Hui Ku terus berlari memasuki hutan itu dengan memikul kayu- bakarnya. Tiba-tiba ia melihat sebuah rumah yang bentuknya aneh. Hui Ku segera berhenti di depan rumah itu untuk berteduh. Perlahan- lahan didorongnya pintu itu sambil berseru, "Bolehkah saya berteduh di sini? Saya kehujanan dan lapar. Hari sudah semakin gelap di luar.... Namun, t

Cerpen : Kursi untuk Nenek

Hari ini Dama diajak Ibu jalan-jalan. Mereka akan naik KRI. Dama sangat senang. Dari jauh, kereta terlihat akan datang. KRI langsung penuh dengan penumpang. Bersyukur, masih ada satu bangku kosong di ujung gerbong. Dama duduk sendiri dan Ibu berdiri di depannya. Para penumpang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang bermain ponsel, ada yang tidur. Ada juga yang bercerita dengan orang di sebelahnya, seperti Dama dengan Ibu. Di dinding kereta, terdapat empat buah gambar dan tulisan. Lanjut usia, wanita hamil, penyandang cacat, dan ibu membawa anak. Di stasiun berikutnya, KRI berhenti. Seorang nenek naik dan berdiri di depan Dama Wajahnya terlihat lelah. Si nenek membawa sebuah tas plastik besar. Dama menyentuh tangan Ibu. Ibu menunduk, mendekatkan telinganya. Dama berbisik. "Dama berdiri ya, Bu. Kursinya buat Nenek aja. Ibu Mengangguk. Dama segera berdiri. Dia mempersilakan Nenek duduk Nenek mengucapkan terima kasih atas kebaikan hati Dama. Sekarang, Dama berdiri di dekat k

balas budi seekor semut kepada burung merpati

 Cerita lainnya yang bisa dibacakan kepada anak dan tetap terdapat pesan moral di dalamnya adalah kisah balas budi seekor semut. Pada dongeng ini, dikisahkan tentang seekor semut yang tak sengaja tergelincir ke sungai ketika sedang mencari makan. Tubuhnya yang kecil membuat semut hampir tenggelam ke dalam sungai. Ia pun berteriak meminta tolong dan beruntung ada seekor burung merpati yang mendengar suara teriakan semut. Sang burung lantas membantu sembut dengan mengigit sehelai daun dan meminta semut untuk menaiki daun tersebut. Semut pun naik ke atas daun dan berhasil diselamatkan berkat burung merpati. Di waktu yang lain, semut yang tengah mencari makan melihat seorang pemburu tengah mengincar burung merpati yang pernah menolongnya. Melihat hal itu, semut pun menolong burung dengan menggigit keras kaki pemburu. Kaget dengan aksi semut yang tiba-tiba datang dan mengigit kakinya, sang pemburu tanpa sengaja menarik pelatuknya  dan membuat burung merpati berhasil kabur. Ketika keadaan su

Itik Buruk Rupa

  Di sebuah danau yang tenang, hiduplah seekor itik kecil yang berbeda dari saudara-saudaranya. Dari kecil, itik itu terlihat berbeda, dengan bulu yang kusam dan berantakan. Namun, ibu itik tetap mencintainya dengan tulus, meskipun saudara-saudaranya sering mengolok-oloknya. "Kenapa kau selalu terlihat aneh?" ejek saudara-saudaranya dengan tawa nakal. Itik kecil itu hanya bisa menunduk, merasa sedih dan tidak berdaya. "Mungkin aku memang tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini," gumamnya dalam hati. Namun, itik kecil itu terus tumbuh, meskipun diiringi dengan ejekan dan ketidaksenangan dari saudara-saudaranya. Dia bertahan dengan keyakinan bahwa suatu hari dia akan menemukan tempatnya di dunia ini. Bulan demi bulan berlalu, dan itik kecil itu mulai merasa semakin terasingkan. Namun, ketika musim semi tiba, sesuatu yang luar biasa terjadi. Bulu-bulunya mulai berubah, dan perlahan-lahan, itik kecil itu berubah menjadi angsa yang cantik dan anggun. Saudara-saudar

Gajah yang pelupa

  Geri adalah seekor gajah pelupa yang tidak pernah mengingat apapun dan selalu melupakan segala hal. Dia pun sering melupakan janjinya bersama teman dan mengingkari janjinya. Ketika dimarahi, Geri hanya dapat meminta maaf dengan tatapan yang menyedihkan. Karena hal tersebut, Geri dimusuhi oleh seekor gajah bernama Susi. Susi sering kesal dan memarahi Geri ketika Geri lupa dengan janjinya. Sampai akhirnya, Susi meminta Geri merayakan ulang tahunnya dan jika Geri tidak datang, maka Susi tidak akan lagi berteman dengan Geri. Geri pun akhirnya mengikatkan pita besar di kasurnya agar dia bisa ingat untuk mengunjungi pesta Susi. Ketika pagi hari, Geri melihat pita besar di kasurnya dan ingat dia memiliki janji dengan seseorang, tetapi lupa siapa yang membuat janji dengannya. Geri pun berkeliling hutan untuk menanyakan semua orang dan berpikir untuk mengunjungi Susi karena Susi gajah terpintar yang ia kenal. Ketika mengunjungi rumah Susi, Susi senang karena Geri mengingat janjinya dan meraya

Putri cantik dan bunga ajaib

  Di sebuah kerajaan yang jauh di dalam hutan, hiduplah seorang putri cantik bernama Aurora. Dia sangat mencintai alam dan taman bunganya yang indah. Salah satu bunga favoritnya adalah bunga ajaib yang hanya mekar sekali setiap seratus tahun. Suatu hari, Aurora memutuskan untuk menjaga bunga ajaib itu agar tetap mekar. Dia merawatnya dengan penuh kasih sayang, memberinya air, cahaya matahari, dan cinta sepanjang tahun. Putri Aurora sangat bahagia karena berhasil menjaga bunga ajaib itu mekar lebih lama dari yang pernah ada. Ketika bunga ajaib itu mekar, taman di sekitar istana Aurora bersinar dengan cahaya yang indah. Bunga itu memberikan kebahagiaan kepada semua orang di kerajaan. Aurora belajar bahwa ketekunan dan cinta bisa membuat hal-hal ajaib terjadi. Suatu hari, datanglah serigala jahat yang haus darah ke hutan tersebut. Ratu Serigala berusaha melindungi anak-anak domba dan menghadapi serigala jahat itu. Namun, dia terluka parah dalam pertarungan itu. Sebelum meninggal, Ratu Ser

LEGENDA PULAU KAPAL

  Di Kepulauan Bangka Belitung hiduplah keluarga yang sangat miskin. Walau sudah bekerja keras, nasib mereka tetap tidak bertambah baik. Suatu hari, sang ayah menemukan sebatang tongkat berhias permata yang sangat mahal. Lalu dibawa pulang, ditunjukkan pada istri dan anak laki-lakinya. Mereka sepakat untuk menjual tongkat tersebut, nanti uang itu akan digunakan untuk modal usaha. Berangkatlah sang anak ke seberang pulau. Setelah tongkat itu terjual, sang anak mendapatkan beratus-ratus keping emas. Bukannya pulang ke rumah, ia malah pergi berlayar untuk berdagang. Kedua orang tuanya terus menunggu dan mengira kalau putra mereka sudah tewas. Beberapa tahun berlalu, datanglah kapal mewah milik saudagar kaya bersama 15 orang istrinya. Sang anak pun menghampiri kedua orang tuanya sembari memberikan sekantung uang, tetapi salah satu istrinya merasa tidak senang. Ketika ditanya siapa kedua orang itu, ia menjawab mereka adalah pengemis. Jawaban ini terdengar oleh kedua orang tuanya. Terjadilah

BURUNG BANGAU YANG ANGKUH

  Seekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya. Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu. "Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya." Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya. "Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!" Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai.