Dongeng : Tunggu dan Lihatlah

     "Kau sedang apa Ulat?" tanya seekor tupai mengagetkan ulat yang sedang melamun memandang langit.

    "Kamu mengagetkanku Tupai, aku sedang membayangkan suatu hari nanti aku akan terbang seperti burung-burung itu, aku sungguh tidak sabar".

    "Haaa... apa katamu? Terbang? Mana mungkin seekor ulat bisa terbang, udah pindah ke pohon lain saja kamu kesulitan apalagi terbang," kata tupai tidak percaya mendengar perkataan ulat.

    "Tunggu dan lihat saja nanti," kata ulat.

    Ulat selalu mengatakan kepada setiap lawan yang ditemuinya bahwa suatu hari nanti dia akan terbang, tetapi tidak ada satu pun hewan yang percaya dengan perkataannya.

    Para hewan mulai membicarakan ucapan ulat yang tidak masuk akal itu. Salah satu hewan mempunyai ide dan berbisik kepada hewan lain untuk memantau ulat setiap hari, semua hewan setuju.

    Hari demi hari berlalu, setiap hari hewan-hewan itu mendatangi ulat. Sampai pada suatu hari hewan-hewan melihat ulat mengguling-gulingkan badannya.

    "Hahh... sedang apa Ulat itu?" kata mereka.

    "Aku sudah menjadi kepompong." Ulat itu menjawab sesaat sebelum seluruh tubuhnya tertutup cangkang kepompong. Hewan-hewan tidak mengerti mengapa ulat itu tertutup cangkang, mereka mulai berpikir apa itu kepompong.

    Beberapa hari kemudian hewan-hewan kembali mengunjungi ulat, mereka melihat kepompong ternyata sudah kosong.

    " ke mana perginya Ulat?" kata salah satu hewan.

    Tiba-tiba ada suara dari atas mereka. "Haiii kawan!"

    Mereka melihat ke atas dan terkejut melihat ada kupu-kupu terbang di atas mereka.

    "Ini aku si Ulat," kata kupu-kupu itu.

    "Benarkah kau adalah Ulat?"

    "Tentu saja aku ini si Ulat, sekarang aku sudah bisa terbang karena sudah berubah menjadi kupu-kupu."

    Akhirnya mereka percaya bahwa si Ulat, sekarang aku sudah bisa terbang setelah melalui proses panjang yang mereka lihat, teman mereka si Ulat berubah menjadi kepompong sampai akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang bisa terbang.

    Mereka ikut bahagia melihat si Ulat dan meminta maaf karena sempat tidak memercayai ucapannya. Sekarang mereka bisa bermain bersama setiap hari dan Ulat bisa mengikuti teman-temannya ke mana pun dia mau karena sekarang dirinya sudah bebas terbang, tidak lagi berdiam diri di atu pohon saja.    


Sumber : Fabel Berbudi: Sebuah Kumpulan Dongeng, Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Cerpen : Obat Bosan dari Nenek

Dongeng : Tupai Dan Semut Hitam