Dongeng : Gagak di kejar sanca

Pada musim kemarau yang panjang, ada seekor ular sanca yang sedang mencari mangsa untuk makanannya. Sejak pagi, ia pun telah turun ke sungai kecil.

Ia mengayunkan badannya untuk menguras air di sungai kecil dengan batu dan tanah liat untuk membendung anak sungai. Alhasil, keringat membasahi sekujur tubuh Sanca.

Ketika air sungai mulai surut, terlihatlah beberapa ikan besar dan kecil. Sanca pun langsung gembira. Di sisi lain, waktu itulah yang membuat Gagak datang.

Kemudian, tanpa basa basi, ia mematuk ikan-ikan besar. Setelah tinggal yang kecil, ia terbang dan hinggap di dahan pohon yang tidak jauh dari sungai kecil itu.

Melihat hal itu, Sanca marah bukan main. la menatap Gagak yang sedang tersenyum.

"Kamu tidak tahu malu, Gagak! Ayo turun kau! Kita berkelahi!" teriak Sanca.

Gagak hanya terdiam. Dibiarkannya Sanca memaki dirinya. Sontak, Sanca semakin marah.

"Dengarlah, Gagak! Aku akan menangkapmu ke mana pun kamu berada!" tegas Sanca.

Sejak saat itu, Sanca selalu mengejar Gagak. Tapi, Gagak menganggap enteng ancaman Sanca.

Berbulan-bulan Sanca mengejar Gagak. la mulai takut dengan ancaman Sanca. la berpikir bagaimana caranya agar Sanca tidak mengejarnya lagi.

Lalu, Gagak melihat drum-drum berisi air celupan kain di depan rumah penduduk.

Tanpa pikir panjang, ia mencelupkan diri di drum isi air celupan hitam itu dengan berkali-kali menyelam hingga seluruh tubuhnya hitam. Gagak juga mengubah suaranya agar Sanca tidak mengenalinya lagi.

Terlebih, ia juga pun memilih tidak akan bersenandung dan bicara lagi.

Tiba-tiba di suatu hari, Sanca menghampirinya. "Hel, apakah kamu melihat Gagak?" Gagak terkejut.

la pun menjawab dengan gugup. "Gak...! Gaaakk...!

Sanca pergi begitu mendengar jawaban Gagak. Rupanya, penyamaran Gagak berhasil karena Sanca sudah tidak mengenalinya lagi.

Sejak itu, Gagak yang asalnya bulunya berwarna putih berubah menjadi warna hitam.

Pesan moral yang mendidik:

Kita harus yakin, bahwa setiap kejahatan pasti akan mendapatkan balasannya. Begitu juga Gagak, karena ulahnya, ia akhirnya berubah menjadi warna hitam dan tidak bisa lagi kembali ke warna asli bulunya yang putih.























www.geogle.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan