Dongeng : Apel yang pandai berbicara

Lorina adalah penyihir cilik yang baik hati. Dia tinggal di sebuah desa kecil di tepi hutan. Siang itu, dia pulang dari berbelanja. Lengannya terasa sakit karena membawa keranjang yang amat berat.

"Oooh, aku sampai juga," kata Lorina, sambil membuka pintu rumah. "Aku mau minum es sirop ah, biar segaaar!" 
Tetapi, ketika dia memasuki rumahnya yang mungil, tali keranjangnya putus. Akibatnya semua barang belanjaannya jatuh berceceran, kantong gula dan beras terlempar. Kue-kue kesukaanya terpelanting ke luar.

"Huuuh, aku harus membeli keranjang baru," keluh Lorina sambil mengumpulkan barang-barang yang tercecer. Namun, dia belum menemukan apel kesukaannya. Entah, menghilang ke mana mereka! "Ah, nanti saja kucari lagi, gumam Lorina sambil membawa barang-barang itu ke dapur.

Begitu selesai meletakkan barang-barangnya, Lorina mendapat akal. Dia segera membaca buku mantranya. "Kalau aku bisa membuat apel-apel itu berbicara, tentu mereka dapat kutemukan dengan mudah," kata Lorina.

Dia mengucapkan mantra sambil menggerakkan jari-jarinya. Tak lama kemudian terdengar suara, "Aduuh... gelap sekali, sih, di sini!"

"Hei, aku di sini, di bawah piano!" kata suara itu.
"Dan aku di bawah kursi!" kata suara yang lain. Ttto-looong aku ttakuuut, di sini gelap sekali," teriak apel di bawah lemari.

Lorina mencari asal suara itu. Akhirnya dia menemukan ketiga apelnya, Keesokan paginya, Lorina hendak membeli keranjang baru di sebuah toko. Dia melihat si pemilik toko berdiri sambil menutup kedua telinganya. Ketika sudah berada di dalam toko, Lorina mendengar suara orang berbincang-bincang. Bising sekali.

"Apel-apel itu menyebabkan tokoku jadi berisik!" jelas pemilik toko sambil menunjuk ke arah tumpukan apel. "Entah apa yang menyebabkan mereka dapat berbicara. Aku pun tak tahu bagaimana caranya menyuruh mereka diam."

Beberapa saat kemudian, Nyonya Werwor datang ke toko itu.

"Aku tak jadi membeli apel ini, Pak!" kata Nyonya Werwor sambil mengembalikan apel itu. "Apel macam apa ini, kerjanya mengoceh terus tak henti-henti. Aku jadi tak bisa tidur sepanjang malam)"

Melihat kejadian itu, Lorina segera pulang. "Itu pasti karena kesalahanku, gumam Lorina. "Aku terlalu keras mengucapkan mantra sehingga semua apel dapat berbicara."

Setiba di rumah, Lorina mendengar suara orang mengobrol. Rupanya apel miliknya sedang asyik bercerita di dalam keranjang buah.

"Aku harus menyihirnya kembali, gumam Lorina. Dia memejamkan mata dan menggerakkan jari-jarinya. Waaas wiiis wuuus, Zepppp.

Seketika itu juga, apel-apel di keranjang buahnya diam membisu. Juga semua apel di seluruh dunia. Kini, tak satu suara pun terdengar olehnya.

"Ooh, akhirnya aku berhasil," ucap Lorina lega.






















sumber : majalah bobo edisi LI 1 februari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan