Dongeng : Melerai Noga

Sudah sepuluh menit kedua ayam jago itu bertarung di kebun singkong, milik penduduk desa. Belum ada tanda-tanda keduanya akan mengakhiri pertarungan. Padahal keduanya sudah tampak kelelahan. Patukan dan cakaran ayam jago berbulu campuran hitam, merah, putih, dengan ayam berbulu campuran putih, hitam, dan oranye itu tampak kian melemah. Suara kokok keduanya sudah tidak kencang lagi. 

Daun singkong tampak berserakan di tanah karena diterjang kaki dan tubuh kedua ayam itu. Sementara debu beterbangan saat kedua kaki yang bertaji tajam itu menggaruk-garuk tanah. Bersiaga menyerang atau menerima serangan. Tubuh keduanya kadang melompat untuk mencari celah agar bisa menyerang dari berbagai sisi. Perkelahian membuat bulu warna- warni kedua ayam itu berguguran. Beberapa di antaranya diterbangkan angin musim kemarau yang kerontang. 

"Noga, berhenti berkelahi!" Teriak Kenanga, seorang anak perempuan sambil menghentikan langkahnya. Matanya melotot cemas dan mulutnya terbuka lebar saat melihat ayam peliharaannya yang berbulu campuran, hitam, merah, dan putih yang la beri nama Noga terluka dan berdarah. Bulunya rontok di beberapa bagian tubuh. Ayam lawannya dalam keadaan yang sama. 
Kenanga yang pulang dari sekolah sebenarnya ingin segera tiba di rumah. Berjalan kaki dari sekolah ke rumahnya yang berjarak sekitar 1 km membuat baju seragam putihnya basah kuyup oleh peluh. Pukul 1 siang matahari sedang panas- panasnya. Itu juga membuat Kenanga merasa dahaga, ingin segera meneguk air dingin. Perutnya juga sudah lapar, minta diisi. 
Namun, perkelahian dua ayam itu membuat Kenanga menunda keinginannya. la khawatir melihat luka di tubuh kedua ayam tersebut.
percikan darah juga tampak di tanah. la khawatir, jika salah satu atau bahkan keduanya mati!

Noga adalah nama yang diberikan Kenanga pada ayam pemberian pamannya. Pamannya, seorang pedagang ayam di pasar desa, tahu keponakannya ingin memelihara ayam jago. Sementara dari delapan telur yang dierami oleh ayam betina miliknya, tak satu pun berkelamin jantan. Kenanga ingin sekali ada kokok ayam yang membangunkan di pagi hari. Selain itu, ia senang melihat ayam jago dengan jengger besar di kepala dan ekornya yang panjang menjuntai, la tampak gagah saat berdiri dan mengeluarkan suara, "Kukuruyuk...."

Oh, ya, Kenanga tahu, Noga tidak suka ada ayam jago pendatang baru, bermain di tempat favoritnya. Jika itu terjadi, Noga akan marah dan menyerang. Kenanga menduga, perkelahian itu terjadi karena ayam pendatang baru itu melakukan hal yang tidak disukai Noga.

Noga akan marah jika ada yang merecoki jatah makannya yang diberikan Kenanga. Termasuk jika yang merecokinya ayam betina, temannya.

Jika tidak ada yang mengusik, Noga adalah ayam yang menyenangkan. Pagi hari, ia membangunkan seisi rumah bahkan tetangga, lewat suaranya yang panjang dan berirama, "Kukuruyuk "atau "Kongkorongok..." menurut masyarakat berbahasa Sunda, seperti kakeknya Kenanga. 

Noga juga selalu melindungi ayam betina dan anak-anaknya yang tinggal di dekat kandangnya. Terutama ketika ada elang terbang rendah mencari mangsa. Saat itu, Noga akan berkokok. Suara itu merupakan peringatan agar keluarga ayam berkumpul di tempat yang aman.

"Hus, hus, hus," Kenanga mencoba melerai perkelahian sambil menggerakan- gerakkan kedua tangannya. Namun usahanya tidak membuat kedua ayam itu berhenti berkelahi.

Kenanga kemudian melempar sepotong ranting kering ke arah mereka. Berhasil! Kedua ayam berlari dan berhenti berkelahi. Namun beberapa saat kemudian, keduanya kembali bertarung.
Kenanga akhirnya berlari ke rumah. la ingin mencoba menggunakan cara yang dilakukan ayahnya saat meleral ayam jago yang bertarung, beberapa waktu lalu.

"Byurrr "Beberapa saat kemudian Kenanga datang membawa ember berisi air. la menumpahkan air ke tubuh kedua ayam jago tersebut.

Semburan air membuat Noga dan lawannya meninggalkan medan pertarungan. Dengan sisa tenaga, keduanya lari tunggang langgang. Noga berlari ke arah kandangnya. Sementara lawannya berlari ke arah berlawanan.

Kenanga senang, berkat memperhatikan ayahnya, usaha melerai perkelahian ayam jago berhasil.



















sumber : majalah bobo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan