Dongeng : Lilo si Liliput Pengeluh
Dahulu kala ada seorang Liliput bernama Lilo. Lilo, istri dan kesepuluh anaknya tinggal di Negeri Dongeng. Negeri itu dipimpin oleh seorang Ratu Peri yang bijaksana. Semua makhluk hidup berdampingan dengan damai.
Lilo tidak suka menjadi Liliput. Dia selalu mengeluh. Saat dia melewati tanah pertaniah Gino si Ogre, dia berkata, “Tanahmu luas sekali. Lihat aku! Karena aku kecil, ratu peri hanya memberiku sawah yang kecil. Benar-benar tidak adil.”
“Lilo ini sudah yang keseratus kalinya kamu bilang seperti itu! Kenapa kamu tidak menemui Ratu Peri dan bertanya saja sendiri?” tanya Gino.” Ya, mungkin aku harus melakukannya.” Kata Lilo sambil berjalan dengan cemberut.
“Hai, Lilo! Hari yang indah yah!” kata Fenny si peri.” Ya! Indah untukmu! Karena kamu memiliki sayap dan bisa terbang.” Kata Lilo, masih dengan cemberut. Fenny hanya mengangkat bahu. Lilo selalu mengeluhkan hal yang sama setiap kali mereka bertemu.
Ketika Lilo tiba dirumah, dia disambut anak-anaknya.” Ayah, ayo main petak umpet!” kata salah seornag anaknya.” Mainlah bersama saudaramu! Jangan ganggu ayah!” kata Lilo.
“Lobak lagi?” keluh Lilo pada istrinya.
“Tapi lobak adalah makanan paling sehat untuk kaum Liliput.” Jawab istrinya.
Namun Lilo tidak mendengarkan. Sepanjang sisa hari itu dihabiskannya dengan menggerutu. Keluarganya cukup lega ketika dia akhirnya pergi tidur.
Keeseokan harinya, Lilo memutuskan menemui Ratu Peri untuk menyampaikan masalahnya. Untung Ratu Peri ada waktu, maka Lilo menghabiskan pagi itu untuk mengeluhkan semua keadaannya.
“Baiklan,” kata Ratu.” Aku akan memenuhi permintaanmu. Ketika kau pulang nanti, semuanya sudah seperti yang kau inginkan.”
Lilo berlari pulang dan melihat sawahnya benar-benar sudah menjadi besar. Sawah itu bahkan lebih besar dari sawah milik Gino.
“Asyik.” Seru Lilo bergembira.
Lilo mulai bekerja di sawah. Tetapi kemudian dia merasa lelah. Padahal dia belum membajak sepersepuluh saja dari sawah barunya.
Lalu Fenny datang.” Lilo, Ratu Peri menyuruhku mengantarkan ini.” Katanya.
Fenny memegang sepasang sayap.
“Benarkah?” tanga Lilo. Fenny menggangguk dan membantu Lilo memasang sayap itu.
“Wah sekarang aku bisa terbang.” Kata Lilo gembira.
“Ayo kita mulai bekerja.” Ajak Fenny.
“Kerja? Apa maksudmu?” Tanya Lilo.
“Sekarang kamu kan peri bunga. Kau harus mengunjungi setiap bunga dan membersihkannya. Ayo, akan kuajari caranya.” Jawab Fenny
Maka Lilo bergambung dengan para peri membersihkan setiap bunga di Negeri Dongeng. Ketika hari menjelang petang. Lilo sudah begitu lelah sehingga tidak kuat terbang. Maka para peri lain membiarkannya pulang.
Ketika Lilo tiba dirumah, dia benar-benar kelaparan. Tetapi dia tidak menemukan makanan apapun di atas meja makan.
“Lila.” Dia berteriak memanggil istrinya. Tetapi istrinya tidak ada. Begitupun anak-anaknya tidak ada di rumah.
Di atas meja, Lilo menemukan sepucuk surat dari Ratu peri. Bunyinya seperti ini.
“Lilo, aku sudah memindahkan istrimu supaya kamu bisa memakan apapun yang kamu suka. Aku juga telah memindahkan anak-anakmu supaya mereka tidak mengganggumu lagi.”
Lilo langsung menangis.” Aku ingin sawahku kembali. Aku tidak butuh sayap ini. Aku ingin istriku dan lobaknya kembali. Aku juga ingin anak-anaku kembali. Aku juga ingin anak-anaku kembali.” Teriaknya.
“Benarkah?” tanya Ratu Peri yang tiba-tiba muncul.
“Iya. Kumohon. Dan aku berjanji akan selalu bersyukur dengan apa yang aku punya.” Kata Lilo.
Ratu Peri mengayunkan tongkatnya sekali, dan segalanya kembali seperti semula.
“Ayah.” Teriak anak-anaknya.” Ayo kita main.” Kata Lilo.” Dan Lila, tolong siapkan lobak untuk makan malam yah.” Katanya.
Lilo dan anak-anaknya pergi bermain di sawah yang memang ukurannya memang pas untuk Lilo dan keluarganya.
sumber : https://dongengceritarakyat.com/cerita-anak-dari-negeri-dongeng-si-liliput/
Komentar
Posting Komentar