Dongeng Anak: Hadiah yang Sederhana #MendongenguntukCerdas

 


Bobo.id - Apa yang akan teman-teman lakukan jika buah yang kamu tanam sendiri tumbuh sanga besar?

Hal itu dialami oleh Wilan seorang petani miskin yang menanam labu untuk mencari nafkah. Tak sendiri, Wilan ditemani oleh temannya yang bernama Angkaw.

Sayangnya, Angkaw tidak rajin seperti Wilan. Bahkan Angkaw cenderung pemalas dan suka berbuat licik.

Sampai pada suatu hari Angkaw pamit untuk bekerja di kota. Wilan yang tinggal sendiri tetap melanjutkan menanam labu.

Namun pada suatu hari labu yang ia tanam tumbuh sangat besar, lebih besar dari labu-labu biasanya.

Kira-kira apa yang akan Wilan lakukan dengan labu besarnya itu, ya? Kalau penasaran, simak dongeng anak hari ini, yuk!

Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo

Dahulu kala, ada dua sahabat yang tinggal di desa. Mereka bernama Angkaw dan Wilan. Keduanya memiliki sedikit modal dan ingin bekerja sama. Maka, keduanya lalu menyewa tanah dan menabur bibit labu kuning, atau waluh. 

Wilan sangat rajin merawat tanaman labu kuning itu. Angkaw yang pemalas, selalu mencari alasan agar ia tak perlu berlama-lama di ladang labu kuning. Namun, setiap kali akan panen, Angkaw tiba-tiba berubah rajin. Ia menawarkan diri untuk menjual labu-labu itu di pasar dan menyuruh Wilan beristirahat saja. 

Sepulang dari pasar, Angkaw membawa hasil jualan labu kuning. Ia memberikan sedikit bagian pada Wilan dengan berbagai alasan. Harga labu kuning sedang murah. Wilan yang jujur, percaya pada cerita Angkaw. Ia tidak tahu, kalau Angkaw sebetulnya tidak menjual labu labu itu di pasar. Ia menjualnya di rumah-rumah para bangsawan di kota dengan harga sangat mahal. Para bangsawan istana menyukai labu-labu dengan kualitas bagus itu.

Setelah beberapa tahun berlalu, Wilan masih hidup sebagai petani miskin. Sementara Angkaw sudah menyimpan cukup banyak uang. 

Suatu hari, Angkaw berpamitan pada Wilan untuk bekerja di kota. Wilan sangat sedih karena kehilangan teman. Namun ia tidak menahan Angkaw, dan mendoakan agar Angkaw sukses di kota. 

Di kota, Angkaw memang sukses sebagai pedagang. Ia membuka toko cukup besar yang menjual berbagai barang. Itu karena Angkaw mempunyai uang simpanan yang cukup besar, setelah bertahun-tahun menipu Wilan. 

Suatu hari, Wilan mengambil tanah di hutan untuk menambah tanah di ladangnya. Wilan lalu menanam biji labu kuning yang baru. Seperti biasa, ia merawat tanamannya dengan telaten. 

Benih labu wuluh itu tumbuh semakin besar dan besar. Anehnya, sebuah labu wuluh tumbuh lebih besar dari labu lainnya. Pertumbuhannya sangat cepat dibanding labu yang lain. Akhirnya, labu itu tumbuh menjadi labu yang sangat besar. Seumur hidup, Wilan dan penduduk desa belum pernah melihat labu sebesar itu. 

“Apa yang harus aku perbuat dengan labu wuluh sebesar ini? Aku tak mungkin menghabiskannya sendiri jika kumakan sendiri,” pikir Wilan. Jika ia jual di pasar, tak mungkin ada yang mau membelinya. 

“Tentu sulit memotong labu sebesar ini!” pikir Wilan lagi. Selain itu, Wilan pun tak tahu, harus menjual dengan harga berapa. 

Setelah termenung beberapa saat, Wilan akhirnya mendapat ide. Dengan bantuan beberapa warga desa, mereka menaikkan labu itu ke sebuah gerobak. Dua ekor sapi menarik gerobak itu. 

“Lebih baik labu waluh istimewa ini aku hadiahkan pada raja. Raja negeriku ini bijaksana dan baik pada rakyatnya. Raja patut diberi hadiah,” gumam Wilan senang. 

Wilan lalu membawa gerobak yang ditarik dua ekor sapi itu menuju istana. Sapi berjalan lambat karena labu raksasa itu sangat berat. Beberapa waktu kemudian, tibalah Wilan di istana raja. Penjaga istana membawa kabar tentang Wilan pada raja. 

“Suruhlah petani baik hati itu masuk ke ruanganku!” ujar Raja pada pengawalnya. 

Maka, Wilan pun dibimbing masuk istana. Beberapa pengawal dengan susah payah menggotong labu raksasa ke dalam istana. Wilan memberi hormat dan mempersembahkan labu waluh raksasa itu pada Raja. 

"Aku sudah pernah menerima berbagai hadiah dari para bangsawan dan raja negeri tetangga. Tapi belum pernah rakyat negeri ini memberiku hadiah. Apalagi buah labu yang sebesar ini. Apakah labu raksasa ini hasil dari ladangmu, atau kau menemukannya kebetulan?” tanya raja.

"Labu ini tumbuh di ladang kecil yang saya sewa untuk menanam labu waluh. Selama ini, labu yang tumbuh di ladang itu biasa saja, dan dijual dengan harga murah di pasar. Baru kali ini saya melihat labu raksasa sebesar ini. Labu ini sangat istimewa. Saya tidak tega memakannya sendiri. Apalagi menjualnya di pasar. Yang paling cocok adalah, menjadi hadiah untuk Raja,” kata Wilan jujur. 

Raja merasa terharu melihat kebaikan hati Wilan. Ia juga merasa iba melihat pakaian Wilan yang sangat sederhana, dengan beberapa tambalan. Raja lalu memberi banyak hadiah pada Wilan. Sekantong besar emas, sebidang tanah yang luas, lengkap dengan padang rumput dan ternaknya. Semua itu membuat Wilan menjadi sangat kaya, melebihi kekayaan Angkaw. 

Berita Wilan itu akhirnya sampai ke telinga Angkaw. Ia mendengar bagaimana cara Wilan mendapatkan hadiah dari raja. Angkaw iri dan ingin menyaingi Wilan. Maka, ia pun mengumpulkan segala permata dan benda berharga yang ada di rumahnya. Ia lalu pergi ke istana untuk mempersembahkan barang barang berharga itu pada raja. 

“Dengan benda-benda semahal ini, pasti raja akan memberikan hadiah padaku yang lebih banyak daripada yang diberikan pada Wilan,” pikir Angkaw. 

Raja menerima Angkaw dan terkejut melihat hadiah-hadiah indah itu. 

  “Pria ini sudah kaya raya. Tentu tidak ada artinya kalau aku memberikan barang berharga padanya. Aku akan berikan dia benda yang unik dan langka saja,” pikir raja. 

Raja lalu menyuruh para pengawalnya membawa labu wuluh pemberian Wilan. Dan memberikannya pada Angkaw sebagai hadiah. Para pengawal istana membopong labu waluh raksasa itu dan memasukkannya ke dalam gerobak Angkaw. Dengan hati penuh amarah, Angkaw membawa labu waluh besar itu ke rumahnya. 












sumber : bobo.grid.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan