CERPEN : Seperti Diri Sendiri


Vika duduk di kelas 5 SD. Sudah hampir satu semester berlalu, ia duduk sendirian tanpa teman sebangku. Jumlah anak – anak di kelasnya memang ganjil. Itu sebabnya setiap tahun akan ada satu anak yang duduk sendirian. Suatu hari, kelas 5 kedatangan murid baru bernama Luna. Luna siswi yang cantik, kulitnya putih dengan rambutnya hitam terawat. Seluruh kelas heboh dengan kehadirannya, termasuk juga Vika. Karena Vika duduk sendiri, maka Luna pun menjadi teman sebangku yang bisa diajak ngobrol yang asik. 
Luna ternyata anak yang ramah dan cepat akrab dengan anak lain. Diam – diam Vika melirik ke arah Luna. Tampak Luna memakai tas pink bergambar karakter lucu, bahkan kotak pensil dan peralatan tulis lainnya pun bergambar senada. “ Mungkin dia suka nonton film Barbie, “ gumam Vika dalam hati. Vika tampak agak resah. Berulang kali ia berpikir untuk mencoba ngobrol dengan Luna tentang Berbie. Namun ia tetap tidak menemukan bahan obrolan yang cocok. Karena Vika sendiri lebih suka menonton serial anime jepang yang terkesan seperti anak laki laki. 
Vika takut Luna tak suka padanya dan tidak mau duduk sebangku lagi dengannya. “ Lagi melamun, Vik?” sapa Luna di suatu pagi. Saat itu Vika sedang piket menyapu kelas sambil melamun. “ Ah tidak, apa – apa Luna, aku baik – baik saja !” Vika menjawab sambil menghindar. Luna heran. Bel tanda masuk pun berbunyi. Hari ini jam pelajaran Bahasa Indonesia. Bu Guru memberikan PR. Film anak – anak yang disukai, film apa saja bebas. Sinopsis adalah ringkasan cerita. 
Nantinya, sinopsis tersebut akan dibacakan di depan kelas. “ kamu suka nonton film apa, Vika ?”                          tanya Luna pada Vika yang sedang melamun. Vika sejak tadi berusaha memikirkan film apa yang akan ia tulis selain anime jepang. “ Oh ehh….. apa ,ya ?” Vika gelagapan tidak tahu harus menjawab apa. “ Dari tadi kamu bengong saja. Kamu sakit?”tanya Luna. “ Kamu juga tidak mau aku ajak mengobrol. Apa kamu tidak suka duduk denganku?” tanya Luna sedih dengan suara pelan. “ Bukan begitu Luna. Kamu salah paham. “ Cepat – cepat Vika menjawab sambil menggeleng. “ Lalu kenapa kamu diam saja ?” tanya Luna lagi. 
“A-aku….. sebenarnya aku ….. nonton anime ……. Aku takut kamu tidak suka padaku karena hobi kita berbeda. Aku tidak suka nonton film Berbie sepertimu.” Jawab Vika terbata- bata “ Huahaahaaa….“ Suara gelak tawa Luna memekak seiring bel istirahat berbunyi. “ Ya ampun, jadi itu masalahnya? Kamu tahu dari mana aku suka Berbie ?”. “ Itu tas kamu, kotak pensil, alat tulis semuanya pink dan Berbie banget,” celetuk Vika heran melihat Luna yang masih tertawa terbahak- bahak. “ Begini saja ……. Pulang Sekolah, kamu ke rumahku, yuk ! Rumahku dekat sekolah. Nanti kamu bisa pinjam telepon rumahku untuk mengabari mama kamu. Sambil kita ngerjain PR Bahasa Indonesia juga. Gimana ?” tawar Luna. Vika mengangguk meski belum mengerti. 
Pulang sekolah, mereka langsung ke rumah Luna. Hanya butuh sekitar 5 menit jalan kaki, mereka sudah sampai di sebuah rumah besar bercat putih. Mereka segera menuju ke keamar Luna. Betapa kagetnya Vika. Tampak kamar Luna dipenuhi poster dan stiker berbagai karakter anime jepang. Ada Naruto, Inuyasa dan lain – lain sama seperti di kamarnya. “ Kamu  suka nonton anime juga Luna?” tanya Vika terheran – heran. Luna mengangguk sambil tersenyum geli. “ Lalu kenapa peralatan tulis kamu Berbie semua ?” tanya Vika. “ aku sama seperti kamu. Aku takut diledek teman – teman sekelas, karena hobiku berbeda dengan perempuan lain.
Aku takut di tertawakan, di hari pertama masuk sekolah baru,” Luna menjawab jujur. Vika tertegun lalu berkata,” Kita memang tidak perlu berbohong , Cuma supaya disukai orang lain. Jadilah seperti diri kita sendiri. Hobi kita kan tidak merugikan orang lain. Aku pernah dengar nasihat yang bagus. Bunyinya begini …… siapa yang mampu menerima sifat sejatinya…..”.                     
” Dialah yang kuat,kan ?! seperti kata Itachi Uciha, dalam komik Naruto !” potong Luna cepat. Mereka berdua pun tertawa terbahak. Vika lega, karena selain mendapat teman sebangku, ia juga mendapat teman sebangku, ia juga mendapat teman yang memiliki kegemaran yang sama. Ah, Vika tak sabar menunggu hari esok untuk membacakan sinopsis film kesukaan mereka. Pasti akan seru sekali.














sumber : majalah bobo 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan