Tikus dan Katak

Pada zaman dahulu kala, Tikus dan Katak tinggal bersama di dekat sebuah pohon besar di hutan. Hidup mereka rukun sekali. Setiap selalu mencari makan bersama, mereka juga bermain bersama.

Pada suatu malam, tidak biasanya, Katak merasa lapar. Maka, ia pun pergi mencari makan di tepi danau.

"Kwaaak...kwaaakk... terdengar suaranya. BYURR!!

Katak asyik sekali berenang di tepian danau. Tiba-tiba ia melihat beberapa benda yang berkilau keemasan di permukaan danau.

"Hei, sepertinya ada banyak emas di danau ini! Wah, aku bisa menjadi kaya kalau begini!" gumamnya.

Seekor ikan danau lewat di dekatnya. Ikan itu mendengar ucapan Katak. Ikan ingin memberitahu sesuatu pada Katak. Namun Katak sudah berenang naik ke tepi danau.

Katak mengira benda-benda yang bercahaya keemasan itu adalah emas. la pun bergegas melompat-lompat ke hutan, pulang ke rumahnya. Katak segera memanggil Tikus sahabatnya.
"Tikus, Tikus! Cepat ikut akul Kita akan menjadi kaya rayal teriaknya.

"Ada apa, Katak? Ini tengah malam, Kenapa kamu berteriak teriak? Tenanglah dulu dan ceritakan ada apa?!" ujar Tikus.

"Di danau! Aku melihat emas di danau. Sepertinya ada banyak sekali emas di danau! Kita tidak pernah melihatnya setiap mencari makan di siang hari. Ayo, kita pergi ke sana sekarang!" ajak Katak.

Tanpa menunggu lagi, Tikus lalu mengikuti sahabatnya pergi ke danau. Setibanya di sana, benda-benda dengan cahaya keemasan itu masih tampak di danau. Tikus terpukau melihatnya.

"Indah sekali emas-emas ini! Katak, kalau begitu, malam ini kita harus jaga malam bergantian. Agar emas kita ini jangan sampai dicuri," usul Tikus.

"Setuju! Baiklah, aku yang jaga lebih dahulu!" sahut Katak.

Maka, Katak pun mulai menjaga malam. Tikus beristirahat di tepi danau. Dua jam kemudian, Tikus yang jaga malam, dan Katak beristirahat. Mereka bergantian berjaga malam di tepi danau.
Ikan danau melihat tingkah mereka dan tersenyum sendiri. la kagum melihat persahabatan Katak dan Tikus. Namun ikan danau juga ingin tahu, apa yang terjadi jika benda-benda seperti emas itu menghilang besok pagi. Ikan danau tersenyum lagi dan segera menyelam ke dasar danau.

Ketika giliran Tikus lagi yang berjaga, karena lelah, ia tertidur nyenyak sekali. la baru terbangun, ketika hari sudah menjelang pagi. Sekeliling mereka sudah terang. Tikus buru-buru melihat ke danau. Alangkah terkejutnya Tikus.

"Emas kita hilang! Emas kita hilang!" teriak Tikus terkejut. Benda-benda bercahaya keemasan di tengah danau, sudah tidak terlihat lagi.

Tikus dan Katak tidak tahu, kalau cahaya keemasan itu adalah pantulan bintang- bintang di langit. Ketika hari menjelang pagi, dan matahari terbit, tentu saja bintang- bintang itu tidak terlihat lagi.

Mendengar teriakan Tikus, Katak pun terbangun dan melihat ke tengah danau. Benda-benda bercahaya keemasan itu memang tak ada lagi. Katak melihat pada Tikus dengan curiga.

"Pasti kau yang mencuri emas-emas itu. Kau, serakah sekali!!" Katak menuduh sahabatnya.
Tikus jadi kesal dan curiga juga. "Jangan-jangan, justru kau yang mencuri ketika aku tertidur. Kau lalu pura-pura tidur lagi. Kau yang mengambil semua emas-emas itul" ujar Tikus tak mau kalah.

Mereka bertengkar hebat sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak bersahabat lagi. Juga tidak tinggal bersama lagi. Ikan danau mendengar pertengkaran mereka. Ikan danau menggelengkan kepala sedih.

"Hanya karena persoalan yang sepele, persahabatan mereka akhirnya rusak. Sayang sekali, gumam ikan danau, lalu menyelam kembali ke dasar danau.




Sumber : majalah bobo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan