Dongeng fabel: Rubah yang licik
Rubah Yang Licik
Pada suatu waktu di zaman dahulu, terjadi kebakaran hutan dan api telah menelan seluruh hutan.
Sungai-sungai mengering, dan jika ada air yang tersisa di dalamnya, itu tidak layak untuk diminum.
Hewan-hewan yang berhasil melarikan diri dari api tidak punya pilihan selain dengan hati-hati memasuki sebuah desa kecil di dekatnya untuk mencari makanan dan air.
Suatu malam, seekor rubah haus menyelinap ke desa untuk mencoba keberuntungannya menemukan air.
Rubah berkeliaran di desa tetapi tidak dapat menemukan setetes air.
Merasa sedih, rubah itu memandang ke atas ke langit untuk memeriksa apakah ada tanda-tanda akan datangnya hujan. Yang dilihatnya hanyalah bulan yang cerah yang sepertinya tersenyum pada kesengsaraannya. Rubah itu terus berjalan, dan yang mengejutkannya, dia menemukan sebuah sumur tua.
” Yah, lihat apa yang aku temukan di sini ?!” serigala berseru dan berjalan menuju sumur, sambil memandangi bulan dan terkikik.
Saat rubah menundukkan kepalanya, ia kehilangan kendali dan jatuh dengan percikan ke dalam sumur.
Setelah cukup minum dia mencoba keluar, tetapi tidak berhasil.
Keesokan paginya subuh, rubah mendengar seseorang berkata, “Mengapa kamu di sana, hai rubah?”
Rubah melihat ke atas dan melihat seekor kambing yang lugu.
“Oh! Saya sudah berusaha minum air sebanyak mungkin dari sumur manis ini. Ini adalah air terbaik yang pernah saya rasakan di seluruh negeri. Kenapa kamu tidak mencobanya?” si rubah licik menjawab.
Kambing yang haus melompat masuk dan meminum air sampai puas. Saat berikutnya, ia menemukan dirinya dalam situasi sulit yang sama dengan rubah.
“Bagaimana kita keluar dari sini, Tuan Rubah?” tanya si kambing yang lugu.
“Aku punya ide cemerlang. Anda berdiri di atas kaki belakang Anda sementara saya memanjat tanduk kuat Anda dan keluar. Saya kemudian akan membantu Anda memanjat,” saran rubah.
Kambing yang tidak bersalah melakukan apa yang diperintahkan, dan rubah yang licik memanjat keluar dari sumur dan melarikan diri, tanpa berbalik bahkan untuk sesaat.
Pesan moral dalam dongeng fabel pendek ini adalah jadilah anak yang pandai agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain. Jangan mengambil keputusan sebelum mempertimbangkan konsekuensinya.
Sumber: www.google.com
Komentar
Posting Komentar