Dongeng Anak: Kelasi dan Pedagang Burung

 




Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?

Dongeng anak hari ini berjudul Kelasi dan Pedagang Burung.

Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!

----------------------------------------

Negeri Isto dan Wes dibatasi sebuah teluk. Suatu ketika, kedua negeri itu terlibat perang. Pertempuran dahsyat berlangsung di tengah laut. Korban-korban dari kedua negeri itu berjatuhan. Para kelasi yang tertangkap dijebloskan ke penjara.

Salah satu dari tawanan itu bernama Jack, la seorang kelasi dari negeri Wes. Lukanya tidak parah, namun karena kapalnya karam, Jack tertangkap.

Beberapa tahun lamanya Jack dikurung di sel sempit, pengap, dan lembab. Sampai akhirnya negara Isto dan Wes melakukan gencatan senjata. Jack dan beberapa temannya yang senasib dibebaskan. Mereka diberi uang sekedarnya untuk perjalanan pulang.

Jack kembali ke kampong halaman di negeri Wes. Di mulut sebuah jembatan, menjelang masuk ke desanya, Jack melihat seorang pedagang burung. Pedagang itu sedang menawarkan dagangan. Bocahbocah kecil merubunginya. Beberapa sangkar dipenuhi burung-burung kecil. Satu sangkar berisi puluhan ekor. Mereka berdesak-desakan, terbang bertabrakan, dan berhimpit-himpitan.

Jack teringat masa-masa suram di dalam penjara. Ia membandingkan nasibnya dengan nasib burung-burung itu. Ia pun dulu dikurung berjejalan dalam sel sempit dan pengap.

Tanpa pikir panjang, Jack membeli semua sangkar berikut isinya. Pedagang burung itu berkata, "Habis menang undian, ya? Ayo anak-anak, berkumpul! Siapa tahu kalian akan dibagi satu-satu oleh Bapak ini!"

Jack hanya tersenyum mendengar canda penjual burung. Setelah memberi uang pada pedagang itu, Jack membuka semua sangkar burung. Jack mengeluarkan burung-burung itu. Hewan-hewan kecil itu langsung terbang kembali ke langit biru. Pedagang burung terkejut melihat apa yang dilakukan Jack.

"Hei, kau telah menghamburhamburkan uangmu. Memangnya kau jutawan?"

Jack kembali tersenyum. Hatinya merasa lega. Ia lalu berkata, "Kau tidak merasakannya, Pak. Tapi aku pernah beberapa tahun terkurung di dalam jeruji besi. Jadi aku tahu perasaan burung-burung itu. Mereka mendambakan kebebasan..."

"Oh ya?" pedagang burung itu kini tahu, kalau Jack adalah seorang pelaut. "Kalau begitu, kau pasti salah satu kelasi yang ikut perang, tertangkap, masuk penjara, dan kini dibebaskan!" tebak si pedagang burung. Jack mengangguk, "Tak salah lagi."

"Kalau begitu, kau masih menganggur. Uangmu tentu hanya sedikit. Tapi mengapa kau membeli burung sebanyak itu dan melepaskannya? Itu tidak berguna untukmu!"

"Aku akan merasa berdosa, kalau aku bisa membebaskan burung-burung itu, tapi tidak kulakukan. Melupakan dosa lebih berat dibanding kehilangan uang. Sebab kalau kita mau bekerja, kita pasti bisa mendapat uang," jelas Jack.

Pedagang burung akhirnya mengerti perasaan Jack, la ingin mengembalikan uang Jack, tetapi Jack menolaknya. "Simpan saja, itu hakmu. Tapi cobalah pikirkan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih bermanfaat. Kasihan binatang-binatang mungil ini."

Pedagang burung mengangguk dan tersenyum mengerti.













sumber : bobo.grid.id

Cerita oleh:Kadir Wong

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan