Cerpen : Tanaman Jarak dari Nenek

 




Tanaman Jarak dari Nenek

Tanaman jarak itu ga bagus, Bun,” protes Ika kepada mamanya siang hari itu.

“Tapi Nenek ingin menanam tanaman ini di halamn kita, Nak.”

“Tapi, nanti taman kita bakalan jadi jelek, Bun.” protes Ika tak kalah sengit.

Nenek Lasmi adalah nenek Ika yang berasal dari kampung. Rencananya dua hari lagi Nenek Lasmi akan datang untuk tinggal bersama anak dan cucu perempuannya. Sebelum pindah, Nenek telah mengirimkan 15 polibag kecil yang berisi bibit tanaman jarak. Rupanya nenek meminta kepada Mama untuk menanam tanaman jarak tersebut di halaman rumah mereka.

“Sepertinya Nenek cerewet sekali, ya, Ma…” sungut Ika.

“Hus, kamu ga boleh ngomong gitu, Ikan kan cucu kesayangannya Nenek. Biar nenek makin sayang sama Ika, ayo kita menyenangkan hati nenek dengan bantu menanam tanaman jarak ini,” bujuk Mama.

Ika hanya menggembungkan pipinya ketika mendengar apa yang dikatakan Mama. Sebenarnya Ika sangat suka berkebun. Di rumahnya banyak ditanami berbagai jenis bunga mulai dari bunga anggrek sampai gelombang cinta.

Tapi saat melihat kiriman tanaman jarak dari neneknya, Ika langsung tidak suka. Menurutnya tanaman jarak itu sangat jelek karena bentuknya yang tak beraturan. Bunganya juga sangat kecil bahkan hampir tidak terlihat.

Dua hari kemudian Nenek sudah datang. Dengan keadaan yang segar bugar Nenek Lasmi langsung menghampiri Ika cucu kesayangannya.

“Ika, cucu Nenek!”

“Sudah ditanam belum tanaman jaraknya?” tanya nenek.

“Iya, sudah, Nek.” sahut Mama sembari menunjuk ke tanaman jarak yang sudah ditanam rapi.

“Gigi Ika sudah dicabut?” tanya nenek tiba-tiba di suatu sore.

“Belum, Nek. Kata dokter giginya kemarin gigi Ika bisa dicabut kalau sudah tak terasa sakit lagi.”

“Makanya, kamu harus hati-hati kalau makan. Kalau masuk ke gigi yang berlubang pasti akan sakit lagi.”

“Iya, Nek.”

“Nek, Ika mau makan bakwan udang dulu ya.”  kata Ika dengan manis.

Satu gigitan. Dua gigitan. Dan Nyuuutt! Ia merasa ada makanan yang masuk ke dalam lubang gigi. Ika langsung mengaduh.

“Aduh, Maa…! Sakiitt bangeett! Hu..hu..hu..”

Ika langsung memegangi pipinya dan tak bisa menahan tangis. Mama yang melihatnya seketika panik.

Tiba-tiba Nenek Lasmi memegang pipi Ika dan memintanya untuk membuka mulutnya lebar-lebar.

Ika merasakan sesuatu yang pahit di mulutnya. “Sabar, ya sayang. Sebentar lagi ga sakit,” hibur Nenek sambil meneteskan getah jarak pada lubang gigi Ika.

Ternyata benar kata Nenek, tak lama kemudian rasa sakit pada gigi Ika menghilang. Ika kemudian berhenti menangis dan keheranan.

“Nek, sekarang giginya sudah tidak sakit lagi.” Kata Ika

“Alhamdulillah” seru Mama dan Nenek bersamaan.

“Itu tadi apa, Nek.” Tanya Ika penasaran.

“Itu getah jarak,” jawab Nenek kemudian.

“Itu, lo, getah dari tanaman yang nenek suruh Ika tanam kemarin,” tambah Mama sambil menunjukan ke arah tanaman jarak yang ada di taman.

“Ooo…” seru Ika takjub.

“Nenek sengaja mengirim tanaman itu karena kemarin Mamamu memberi tahu bahwa gigi Ika berlubang,” jelas Nenek.

Akhirnya terjawablah apa alasan  Nenek menyuruh menanam tanaman jarak untuk ditanam di taman.










sumber : www.google.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan