DONGENG : Taman Buku Bercahaya

 Aeera suka membaca buku meskipun kawan-kawannya sering mengejeknya kutu buku ia memiliki banyak buku di rumahnya suatu hari ia berniat membuat taman buku yang unik aeera ingin agar kawan-kawannya juga menyukai buku dan berhenti mengejeknya

"peri cahaya tolonglah aku! aku ingin kau menaruh cahaya dalam buku-bukuku" pinta aeera saat mengunjungi peri cahaya.

"cahaya? untuk apa?" tanya peri cahaya heran.

"aku ingin membuat taman buku bercahaya, kawan-kawanku pasti menyukainya. aku berharap mereka juga suka membaca sepertiku " kata aeera penuh harap.

peri cahaya tersenyum. "ide yang cemerlang. baiklah, aku akan mengabulkan keinginanmu, ayo kita pergi ke rumahmu!"

sesampainya di taman buku, peri cahaya mengayunkan tongkat ajaibnya. cahaya menyilaukan keluar dari tongkat itu, lalu mengelilingi rak rak buku. cahaya itu berputar lalu sing! tiba - tiba cahaya itu lenyap.

"bukalah salah satu buku" kata peri cahaya. aeera mengambil satu buku dan membukanya. ketika buku terbuka, cahaya berpendar menerangi setiap halamannya. 

"terima kasih peri cahaya. sungguh indah kawan-kawanku pasti akan menyukainya!" seru aeera girang

berkat kemurahan hati peri cahaya, harapan aeera pun terwujud. keesokan harinya kawan-kawannya mulai berdatangan karena penasaran dengan buku-buku yang bercahaya tidak ada lagi yang mengejeknya mereka malah berterima kasih kepadanya.

"kamu hebat aeera!" puji felix. 

"idemu luar biasa. aku jadi suka membaca buku - buku ini"

aku jadi suka membaca buku-buku ini."

aeera nyaris tak percaya mendengar pujian teman sepermainannya itu. padahal biasanya felix paling suka mengolok-ngoloknya. felix bahkan mengajak anak- anak lain untuk membaca buku.

"sungguh?"

felix mengangguk cepat. "o iya, boleh kan, ku pinjam beberapa buku?"

"tapi buku buku ini tidak untuk dibawa pulang" jawab aeera cemas.

"ayolah aku ingin melihat cahaya buku di kamarku pada malam hari. pasti seru!"

aeera lalu terdiam. ia serba salah. jika ia mengizinkan felix, kawan-kawan lainnya pasti juga akan meminta hal yang sama.

"izinkan kami juga aeera!" pinta salah seorang dari mereka.

aeera semakin kebingungan, jika tidak mengizinkan felix, ia takut akan dibenci lalu dieejek lagi seperti dulu.

"ayolah aeera!" bujuk felix "kami berjanji akan mengembalikkan buku-buu ini dalam tiga hari. iya, kan kawan-kawan?" anak anak lainnya mengangguk tak berdaya. kawan kawannya bersorak kegirangan. mereka segera memilih-milih buku yang mereka sukai. ada yang meminjam satu dua bahkan tiga buku, aeera mencatat semua peminjaman buku itu.

"terima kasih aeera, kami pulang dulu ya" satu per satu kawan-kawannya berpamitan.

aeera terkejut saat menyadari rak bukunya kosong. ia merasa sedih

seminggu berlalu namun tak ada seorangpun yang mengembalikan buku ke taman buku milik aeera bahkan ada yang datang kembali untuk meminjam buku baru rak buku aeera kosong aeera pergi mengadu kepada peri cahaya.

"tolong aku, peri cahaya! kawan kawanku tidak mengembalikan buku buku yang mereka pinjam"

aeera nyaris menangis

"anak anak nakal itu" geram peri cahaya. tiba tiba peri cahaya berseru "aku punya cara jitu! tunggu saja mereka akan segera mengembalikan buku buku itu"

"bagaimana caranya?"

"ssssr...." peri cahaya meletakkan jari telunjuk di bibirnya, lalu menganyunkan tongkatnya. cahaya menyilaukan keluar dari tongkat itu, lalu melesat pergi. "selesai!" peri tersenyum puas.

"sekarang kamu boleh pulang!"

aeera masih belum mengerti dengan perkataan peri cahaya. namun ia menurutinya. setelah mengucapkan terima kasih, aeera pun berpamitan pulang.

keesokan harinya, felix muncul ditaman dengan wajah masam. ia datang untuk mengembalikan buku buku yang dipinjam nya

"buku buku ini kehilangan cahayanya" keluh felix.

aeera tersentak dan buru buru membuka salah satu buku. cahaya berpendar muncul seperti biasanya. "sepertinya kamu keliru, felix" kata aeera riang. sekarang ia sudah mengerti maksud perkataan peri cahaya.

"bagaimana mungkin? tadi dirumahku.."

"buku buku ini tetap bercahaya bila dibaca disini. kamu boleh datang untuk mengembalikan bukiu yang mereka pinjam. aeera mengucapkan terima kasih kepada mereka. saat melihat rak bukunya kembali terisi penuh, aeera berbisik dalam hati,

"terima kasih, peri cahaya"




















Sumber: Majalah Bobo Edisi 35 | 2  Desember 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan