SERBA-SERBI : Mengenal Perkembangan Komik di Indonesia, Ini Ciri-Ciri Komik dan Contohnya
Teman-teman pasti sudah mengenal komik atau bahkan menyukainya sebagai bacaan di waktu luang.
Kali ini kita akan mencoba mengenal komik lebih dalam dari perkembangannya, ciri-ciri, hingga contoh.
Komik bukanlah hal yang baru dan sudah lama dinikmati sebagai bacaan santai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komik adalah cerita bergambar yang bisa dalam bentuk majalah, surat kabar, dan atau berbentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu.
Dari pengertian itu, teman-teman pasti sudah bisa membayangkan seperti apa bentuk komik itu.
Sedangkan menurut asal kata, komik berasal dari bahasa Yunani yaitu komikos yang berarti sebagai bercanda atau bersukacita.
Dua pengertian tersebut tidak jauh berbeda yang menilai komik sebagai sesuatu komedi atau bacaan lucu.
Namun, ada juga yang mengartikan komik sebagai kumpulan gambar atau lambang yang memiliki urutan tertentu, dengan tujuan memberikan informasi dan mencapai kesan estetis dari para pembaca.
Komik sendiri termasuk sebuah cerita bergambar yang digolongkan dalam sebuah sastra populer.
Berikut akan dijelaskan tentang perkembangan komik yang ada di Indonesia.
Komik pada awalnya muncul melalui sebuah media seperti relief dan wayang beber.
Pada relief, teman-teman akan melihat sebuah gambar yang bercerita tapi tidak ada tulisan seperti dialog pada gambar tersebut.
Namun, pekembangan komik sendiri banyak dipengaruhi oleh neagra-negara Barat dan Tiongkok.
Di Indonesia komik muncul pertama tidak dalam bentuk buku dan terbit pada massa sebelum Perang Dunia II.
Pada saat itu komik muncul pada sebuah surat kabar bernama Sin Po yang diterbitkan oleh keturunan Tionghoa.
Komik itu muncul dengan menggunakan bahasa Melayu.
Lalu pada tahun 1930-an, koran Sin Po semakin sering mengeluarkan komik humor yang menceritkan berbagai kejadian lucu.
Komik strip atau komik lucu tersebut diciptakan oleh Sopoiku dengan nama asli Kho Wang Gie.
Setelah maraknya komik strip pada media korang Sin Po, komik terus berkembang hingga akhirnya diterbitkan dalam bentuk buku.
Perkembangan komik di Indonesia mencapai puncak jayanya pada tahun 1970-an.
Namun kejayaan itu tidak berlangsung lama, pada tahun 1990-an komik mulai mengalami kemunduran.
Hal itu terjadi karena masuknya komik dari Jepang yang lebih membuat pembaca tertarik.
Selain itu, pada tahun 1990-an media audiovisual mulai muncul dan menarik minat pembaca komik untuk mengganti hiburannya.
Kini komik Indonesia pun masih mencoba untuk mencari peminat dan bersaing dengan komik-komik luar negeri termasuk komik Jepang
Untuk mengenal komik lebih jauh, akan dijelaskan ciri-ciri komik.
Ciri-ciri komik yang akan dijelaskan ini diambil dari buku Pengantar Desain Komunikasi Visual dalam Penerapan (2020) karya Ricky W. Putra.
1. Sifatnya Proporsional
Ciri-ciri komik pertama adalah mempunyai sifat proporsional. Apa itu proporsional?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) proporsional diartikan sebagai sebanding, seimbang, atau sesuai dengan proporsi.
Sifat proporsional disini memiliki arti bahwa komik juga bisa membuat pembacanya terlibat secara emosional saat membaca.
Komik juga selalu membuat pembaca menjadi ikut masuk dalam bagian dari alur cerita.
2. Adanya bahasa Percakapan
Pada komik selalu menceritakan sesuatu dengan bahasa percakapan sehari-hari.
Dengan begitu cerita yang disampaikan mudah dimengerti oleh pembaca.
3. Muncul Sikap Kepahlawanan
Membaca komik juga bisa menimbulkan sikap kepahlawanan pada para pembacanya.
4. Penggambaran Watak
Pada komik, seorang komikus (sebutan pembuat komik) akan membuat watak dalam komik menjadi sederhana.
Dengan begitu pembaca akan lebih mudah mengenali tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita.
5. Mengandung Humor
Dalam sebuah komik juga selalu diselipkan humor untuk membuat kesan cerita menjadi ringan.
Para pembaca pun bisa dengan mudah memahami cerita dan tetap terhibur.
Contoh
- Komik remaja: Rhapsody dalam Sendu karya Jan Mintaraga, Buku Harian Seorang Penyanyi karya Zaldy.
- Komik persilatan: Jaka Sambung karya Djair, Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes Th., dan Panji Tengkorak karya Hans Jaladara.
Nah, itu tadi penjelasan tentang perkembangan komik yang merupakan karya sastra modern.
Komik yang selalu menyajikan cerita lucu sehingga bisa menjadi bacaan yang menghibur di waktu luang.
Sumber : bobo.grid.id
Komentar
Posting Komentar