DONGENG : Itik Buruk Rupa

 Pada zaman dahulu hiduplah sekumpulan itik yang tinggal di pinggir sungai. keluarga itik tersebut, induk itik dan beberapa telur itik yang belum menetas dan masih di hangati oleh induk itik. pada suatu hari telur itik yang di erami oleh induk itik akhirnya menetas. melihat semuanya itu induk itik sangat senang sekali, dan langsung memeluk semua anak itik yang sudah menetas itu. Pada waktu yang bersamaan, si induk itik kaget, ada satu telur yang belum menetas. telur tersebut ukurannya lebih besar dari telur yang lainya, kayaknya telur tersebut belum mau menetas, karena belum ada sebuah tanda goresan dari cangkang telur itu.

“Bagaimana ini,apakah aku harus meninggalkan telur yang belum menetas ini..? sedangkan aku akan mencari makan buat anak-anak ku yang sudah menetas ini” kata si induk itik itu berbicara”
tiba-tiba telur yang besar tadi bergerak, dan cangkang telur pun mulai retak.
induk itik pun menunggu sampai telur nya pecah, dan akhirnya telurnya pun pecah dan keluarlah satu anak itik, induk itik pun bahagia.

setelah semua telurnya menetas, induk itik pun mengajak anak-anaknya untuk mencari makan, karena anak nya pasti sudah lapar. Didalam perjalanan induk itik pun memperhatikan beberapa anaknya tersebut, dari beberapa anaknya yang sudah menetas pertama kali, ada yang berbeda dari yang terakhir menetas. anak itik yang menetas terakhir ini bulunnya berwarna abu-abu, bertubuh besar dan mempunyai leher yang panjangnya lebih dari saudaranya yang lain. sedangkan anak itik yang lainya bulunya berwarna kuning gemas dan lucu. walaupun berbeda induk itik tetap menyayangi mereka semua, dan induk itik tidak pilih kasih.

pada saat sedang mencari makan bersama di luar kandang, tiba-tiba mereka semua berjumpa dengan seekor ayam yang sedang sama mencari makan.

“Itik…syukur ya telurmu sudah menetas semua, tetapi ada yang aneh… anak mu yang satu itu kok buruk rupa? ” kata ayam berkata sama si induk itik sambil menggerakkan jarinya kepada ituk yang buruk rupa tersebut.

sang induk itik pun tidak mau membahas masalah itu, dia terus berjalan dari tempat itu. hanya sebuah kata-kata sapa saja dijawab oleh induk itik buat sang ayam

“Selamat pagi ayam, semoga pagi ini pagi yang indah” kata si induk itik itu

Di dalam perjalanan segerombolan merpati datang menghampiri sang induk itik, merpati itu pun bertanya kepada induk itik, tentang anaknya yang lain dari saudaranya itu.

sang induk itik pun tidak mau menjawab pertanyaan merpati itu, dan menjaga perasaan anak itik yang buruk rupa (yang berbeda dari saudara-saudaranya itu). tidak cukup disitu saja, didalam perjalanan induk itik dan beberapa anaknya selalu bertemu dengan beberapa hewan yang lainya. setiap kali bertemu dengan beberapa hewan pasti yang di pertanyakan adalah anak itik yang buruk rupa tersebut. pada akhirnya saudara-saudara itik yang lainnya tidak mau berteman dengan itik yang berwarna abu-abu tersebut.

pada akhirnya itik yang buruk rupa itu tahu apa yang sedang terjadi pada keadaan sekarang ini. itik yang buruk rupa pun selalu menangisi nasibnya setiap malam hari, Dia tahu walaupun saudaranya tidak menyukainya tetapi ibu sangatlah menyayanginya. si itik yang buruk rupa itu berpikir, dari pada ibu dan saudara-saudaranya malu karena perkataan hewan lain lebih baik aku pegi saja meninggalkan mereka.

akhirnya itik pun pergi meninggalkan ibu dan saudaranya, di dalam perjalanan ada sungai yang airnya sangat jernih, dan di sungai tersebut banyak para burung-burung yang sedang minum. anak itik itu pun minum di pinggir sungai, dan bertemu dengan sepasang burung bangau. anak itik yang buruk rupa itu pun bertanya kepada bangau tersebut.

“bapak dan ibu bangau,.. apakah pernah melihat seekor anak itik?” itik bertanya kepada bangau.
“ia aku pernah melihat anak itik, anak itik itu bulunya berwarna kuning yang indah” Jawab bangau

“aku ini adalah anak itik, tetapi aku dilahirkan berbeda dengan saudara-saudaraku yang lain, yang memiliki bulu berwarna kuning” anak itik itu berbicara siapa dirinya
“tidak mungkin kamu ini adalah anak itik, karena tidak ada anak itik yang bulunya berwarna abu-abu” kata burung kecil berwarna merah yang kebetulan minum di dekat situ.

sang anak itik yang buruk rupa mun melanjutkan perjalanan, entah mau kemana tidak ada tujuan. tiba-tiba ada seorang petani yang lagi hendak mau pulang bertemu dengan anak itik yang buruk rupa itu. petani itu pun akhirnya menangkap anak itik tersebut untuk di pelihara karena kasihan melihat anak itik itu sendirian dengan keadaan lemah.

waktu smpai dirumah, Petani itu langsung memperlihatkan kepada anak-anaknya apa yang sedang dia bawa, si anak petani pun gembira melihat anak itik yang dibawa ayahnya. petani itu menyuruh anak-anaknya untuk memberi makan anak itik tersebut. kebetulan sianak petani itu sangat penyayang kepada binatang, dan anak itik itu pun menjadi sehat dan gemuk semenjak dirawat oleh anak petani tersebut.

setelah anak itik itu menjadi sehat dan gemuk selama dalam perawatan, akhirnya petani dan anak-anaknya yang sangat baik hati itu mempunyai niat baik untuk mengembalikan anak itik itu ke tempat awal mula ditemukan. karena meraka sangat merasa kalau memelihara binatang yang bukan miliknya, petani dan anak-anaknya itu bernita hanya untuk menolong anak itik tersebut.

Tiba di danau, dimana anak itik itu ditemukan oleh petani, akhirnya petani dan anak-anaknya melepaskan anak itik tersebut ke pinggir danau. sang anak itik gembira dan sangat berterima kasih kepada petani dan anak-anaknya yang baik hati itu, karena sudah menolongnya.

sang itik itu pun melamun dari kejauhan, tiba-tiba datang suara berisik dari udara ternyata geromboolan burung angsa yang ingin mendarat kedanau, burung angsa itu sangat putih bersih dan leher yang jenjang yang enak dipandang mata.

si itik yang buruk rupa itu pun berlari menjauh dari segerombolan angsa itu karena takut diledek oleh mereka, tiba-tiba salah satu dari gerombolan angsa itu memanggilnya,..
“Siapakah nama mu, Aku tidak pernah bertemu dengan mu, apakah kamu yang tinggal didaerah danau yang indah ini?”

angsa itu pun semakin mendekati sang itik yang buruk rupa itu, itik itu pun malu dan menundukkan kepalanya ketika berhadapan dengan angsa yang sangat putih, bersih. tiba-tiba itik yang buruk rupa itu pun terkejut melihat sosok dirinya di atas permukaan ait danau, dia melihat sesosok burung yang tampan, bersih, putih dan sangat mempesona. ternyata selama ini dia salah menganggap dirinya.

“Aku baru sadar, ternyata aku ini bukan lah itik yang buruk rupa, melainkan aku adalah seekor angsa yang putih dan bersih”

akhirnya setelah menyadari hal tersebut, hatinya sangatlah gembira. 



Sumber : ceritaanak.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan