CERPEN : Gaun Indah Gisyah

Ayrin benar-benar iri kepada gisyah. baju-baju yang dikenakan gisyah selalu terlihat memesona bahkan, Ayrin sampai menghitungnya. tetangga barunya itu bisa ganti baju dua hingga tiga kali sehari.

wow... betapa beruntungnya gisyah!

lihatlah hari ini, gaun marun yang dikenakan gisyah indah sekali. renda-renda terpasang dibagian dada dengan taburan manik-manik. secantik taman bunga

ayrin memandanginya sampai lupa mengedipkan mata. sehari-hari ayrin ganti baju sekali. setelah mandi pagi. saat sore, seringnya dia akan mengenakan baju itu lagi. ibu memang melarangnya sering-sering ganti baju. apalagi sedang musim hujan begini. susah kering kalau menjemur pakaian. selain itu, baju ayrin ya itu-itu saja modelnya. kebanyakan warnanya juga sudah pudar. ibunya tak punya uang lebih untuk membeli baju baru.

"yang penting baju itu masih nyaman dipakai, bersih dan nggak bolong-bolong," ujar ibu.

harusnya ayrin bersyukur,sih. ibu membiasakan merawat baju-bajunya dengan baik, hingga awet dan tidak mudah rusak.

namun ayrin jadi sering merasa iri sejak keluarga gisyah menempati rumah didepan rumah ayrin.

Rumah cantik dengan butik dibagian depannya. baju-baju cantik memenuhi butik itu. ayrin jadi ingin mengenakan salah satu baju cantik itu.

"pasti aku akan secantik gisyah!" gumamnya berhayal.

sore ini jadwalnya gisyah mengenakan baju baru. baju dengan model terbaru. sekarang ayrin jadi hafal jadwal gisyah mengganti bajunya. dengan ia sengaja mengintip dari balik jendela kamarnya.

"kenapa gisyah tampak sedih,ya? harusnya dia bahagia karena mama ella memberinya baju baru lagi," kata ayrin dalam hatinya.

lalu, ayrin segera menghampiri gisyah yang berada dibalik etalase. kaca bening membatasi mereka berdua

"hai... kenapa kamu sedih?" tanya ayrin.

gisyah diam saja, tak bersuara. ayrin menatapnya.

"halo...adik cantik. ah kamu pasti ayrin,kan?" sapa mama ella.

ayrin mengangguk pelan.

ayrin tentu saja mengenal mama ella. ibu pernah membawa ayrin masuk ke butik mama ella untuk mengantarkan makanan. saat itulah pertama kalinya ayrin dan gisyah berkenalan.

mama ella terlihat cantik sekali. baju nya juga indah. jauh berbeda dengan pakaian ibu ayrin yang sederhana.

"sini masuk!" ajak mama ella. "ayrin ingin main kan?"

"iya..." sahut ayrin. pelan sekali

sejak gisyah bersedih, sejak itu pula awalnya ayrin bahagia. karena mama ella slalu menyambutnya di butik. ayrin bahkan boleh mengenakan baju-baju cantik seperti yang biasa dipakai gisyah. 

"hi hi hi... tubuh kalian seukuran. jadinya cocok, pas. cantik sekali!" puji mama ella gembira.

tidak jarang ayrin dan gisyah mengenakan baju yang sama. bagai sepasang anak kembar, ayrin juga diajarkan bergaya hingga menarik perhatian orang-orang yang lewat didepan etalase. mereka terkejut melihat ayrin yang cantik bergerak dan tersenyum. membuat orang-orang itu tertarik masuk kedalam butik dan membeli beberapa baju.

"ah, andai gisyah juga bisa selincah ayrin. bisa menarik datang para pelanggan, pasti saya senang sekali' kata mama ella sambil menatap kearah gisyah.

"gisyah juga menarik kok tante" sahut ayrin cepat.

"karena gisyah menarik dan cantik mangkanya aku jadi sering datang ke butik ini' kata ayrin lagi

sesaat mama ella tersentak. ia lalu memeluk tubuh mungil ayrin dengan wajah heran entah dari mana ayrin tau, kalau manekin anak perempuan cantik di etalase butik itu bernama gisyah. seingat mama ella, ia tak pernah bercerita kepada siapa pun tentang putrinya. sejak pindah ke perumahan itu. menurut ayrin gisyah pernah datang dalam mimpinya dan memberi tahu namanya. mama ella sengaja menamakan manekin anak perempuan itu gisyah untuk mengenang bayi perempuannya yang telah meninggal yang bernama gisyah. gisyah yang sering dikagumi ayrin itu memang hanyalah manekin anak perempuan yang menghiasi butik mama ella.




Sumber : Majalah Bobo Edisi 11 | 17 juni 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan