DONGENG: Murid Pencuri Hitam

Dahulu kala, di Irlandia, ada pencuri yang terkenal. Ia dijuluki Pencuri Hitam, karena selalu memakai pakaian berwarna hitam. Ia sering mencuri di rumah raksasa-raksasa jahat, yang sering merngambil hasil bumi warga desa. Hasil curiannya ia letakkan di depan rumah warga desa yang miskin.

Beberapa kali warga desa memergoki Pencuri Hitam datang ke rumah mereka. Namun, mereka tidak berteriak atau menangkapnya. Sebab, Pencuri Hitam pasti sedang meletakkan sesuatu untuk mereka.

Pada suatu hari, Pencuri Hitam bertemu dengan seorang pemuda pandai bernama Jor. Pencuri Hitam mengajari Jor cara mencuri di rumah raksasa-raksasa yang tinggal di hutan. Jor belajar penuh semangat. Ia pandai dan lincah memanjat tembok dan merayap di lorong-lorong bawah tanah.

Pada waktu itu, ada raksasa yang paling kejam yang tinggal di dalam bukit batu. Gua raksasa itu paling sulit disusupi siapa pun.

"Jor, apakah kau sudah siap menyusupi gua raksasa bukit batu?" tanya Pencuri Hitam.

"Siap, Guru!" kata Jor.

Maka, mereka pun berangkat menuju bukit batu. Gua bawah tanahnya terbuat dari bebatuan. Ada lorong seperti corong yang dalam di atas bukit itu. Mungkin seperti cerobong asap sang raksasa bukit batu.

Pencuri Hitam dan Jor mengawasi bukit itu selama beberapa hari. Mereka mengawasi kegiatan si raksasa. Rupanya, si raksasa pergi setiap pagi dan kembali malam hari dengan karung besar di punggungnya berisi emas, permata, bercampur sapi dan sayur-sayuran yang ia curi dari warga desa.

Suatu pagi, raksasa itu pergi, Pencuri Hitam mengikatkan tali di pinggang Jor dan mulai menurunkannya melalui lubang di bukit batu yang berujung di gua raksasa. Namun, di tengah perjalanan, Jor mulai berteriak.

"Guru, aku tidak berani! Tolong tarik aku ke atas lagi!" serunya.

Pencuri Hitam menariknya kembali. Akhirnya, Pencuri Hitam dan Jor bertukar tugas. Jor yang menurunkan Pencuri Hitam ke bawah. Perjalanan kali ini lancar. Pencuri Hita, sampai ke gua sarang si raksasa.

Ia sangat terkejut ketika melihat banyaknya harta karun si raksasa. Hasil curiannya dari rumah para bangsawan di desa. Ada tumpukan koin emas dan perak.

Pencuri Hitam membuka tas dan memasukkan harta itu sebanyak yang bisa diangkat oleh satu orang. Ia bermaksud mengembalikan sebagian pada para bangsawan yang kecurian. Namun, ia akan meminta mereka untuk menyumbangkan juga pada warga miskin.

Pencuri Hitam lalu menyuruh Jor mengangkat tas yang sudah ia ikatkan di ujung tali. Maka, Jor pun mengangkat tas yang sudah ia ikatkan di ujung tali. Maka, Jor pun mengangkat tas itu ke atas. Pencuri Hitam lalu menyuruh Jor untuk menurunkan tali itu lagi untuk mengangkatkan.

Namun, Jor tidak menurunkan tali itu. Ia malah berteriak, "Saya sudah selesai belajar padamu, Pencuri Hitam! Dan sekarang, saya sudah menjadi pencuri yang lebih baik dari kamu! Selamat tinggal! Selamat menginap di rumah sang raksasa!"

Jor lalu pergi. Pencuri Hitam sangat marah. Namun, ia lalu sadar, kalau ia memang salah. Ia telah mengajarkan Jor mencuri. Itu perbuatan yang salah, walaupun mencuri dari rumah raksasa jahat.

Pencuri Hitam kini mencari cara untuk keluar dari gua batu yang licin dan curam itu. Ia lalu melihat ada setumpuk daging sapi di satu keranjang besar di pojok ruangan. Rupanya raksasa akan memasak hari ini, pikir Pencuri Hitam. Ia lalu bersembunyi di dekat keranjang daging itu.

Pada sore hari, raksasa bukit batu kembali membawa sebuah karung. Ia lalu menuang isi karung itu ke sebuah keranjang anyaman berlubang-lubang. Ternyata, isi karung itu adalah sayuran. Tentu hasil curian dari ladang warga desa, pikir Pencuri Hitam.

Raksasa itu lalu mulai menyalakan api di tungku. Di atasnya, ada kuali yang sangat besar berisi air. Pada saat itu, Pencuri Hitam berpindah ke keranjang anyaman tempat sayuran. Dari celah anyaman, ia masuk ke dalam keranjang itu dan bersembunyi di antara sayuran.

Ketika air di kuali mulai mendidih, raksasa itu mengambil keranjang berisi daging sapi dan menuang semua isinya ke dalam kuali. Kemudian, ia mengambil keranjang anyaman berisi sayuran. Raksasa menuang isi keranjang ke dalam kuali. Semua sayuran jatuh ke dalam kuali berisi air mendidih. Pencuri Hitam berhasil bertahan, berpegangan di dasar keranjang.

Raksasa lalu meletakkannya di pojok dapur, jadi Pencuri Hitam aman untuk sesaat. Ketika raksasa itu makan malam, dia duduk di kursinya. Pencuri Hitam merangkak menuju pintu masuk ke ruang tengah. Di sana, ia sungguh beruntung. Rupanya raksasa selalu memakai tangga untuk naik atau turun ke gua itu. Biasanya, ia melepas tangga itu jika sudah tiba di rumahnya. Namun, kali itu itu ia lupa.

Tangga itu terbuat dari batang pohon. Tangga yang kokoh dan sangat berat. Tidak mungkin dipindah sendirian oleh manusia biasa seperti Pencuri Hitam.

Pencuri Hitam lalu buru-buru memanjat tangga dari batang pohon itu. Dan akhirnya, ia pun tiba di permukaan bukit dengan selamat. Pencuri Hitam sangat lega. Ia bermaksud berhenti menjadi pencuri, dan mencari cara lain untuk menolong warga desa. Ia pun berharap Jor akan sadar dari perbuatannya.


Sumber: Majalah Bobo Edisi 02 - 15 April 2021

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan