CERPEN: Bekal Istimewa Rino
Rino mulai bosan dengan bekal yang dibuat Bunda. Rino ingin sekali jajan. Setiap jam istirahat, Rino selalu melihat teman-temannya makan bakwan. Rino juga mau mencobanua. Namun, apabila Rino ketahuan jajan di kantin, Bunda pasti akan marah. Seab, Bunda telah menyiapkan bekal untuk Rino.
"Rangga, apakah kamu mau bekalku? Aku ingin jajan di
kantin,” kata Rino sambil menyodorka kotak bekal kepada teman sebangkunya itu.
“Kalau kamu mau jajan, kenapa kamu bawa bekal?” tanya
Rangga heran.
“Aku dilarang jajan oleh Bunda. Kata Bunda, makanan
yang dijual itu tidak sehat dan tidak terjamin kebersihannya.”
Rangga mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Mamaku juga bilang begitu. Makanya, setipa pagi Mama
selalu menyuruhku sarapan. Mama bilang, supaya aku tidak merasa lapar, jadi
bisa konsentrasi belajar dan tidak mengantuk.”
Rino ikut manggut-manggut mendengar penjelasan Rangga.
Pantas saja, Rino tak pernah melihat Rangga jajan. Rangga juga selalu duduk di
kelas selama jam istirahat.
“Yuk, kita ke kantin! Kamu makan bekalku dan aku makan
bakwan,” ajak Rino.
***
Sudah beberapa hari ini, Rino kelihatan tak semangat bermain.
Rino lebih senang tidur-tiduran dan bermalas-malasan. Nafsu makan Rino juga
berkurang. Bunda jadi khawatir. Apalagi, Rino sering meminta Bunda membuatkan
es teh manis.
“Rino sakit, ya?” tegur Bunda dengan cemas.
Rino menunjuk tenggorokannya dengan jari telunjuk. “Rino
susah menelan makanan, Bunda. Rasanya, seperti ada batu yang nyangkut di
tenggorokan. Mulut Rino juga sangat kering dan ada bisulnya.”
Bunda tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Itu bukan bisul, Rino. Itu namanya sariawan. Sekarang, Bunda coba periksa
dulu, ya. Ayo, buka mulutnya! Aaa…”
Rino mengikuti Bunda membuka mulutnya pelan-pelan. Tampak
beberapa sariawan pada gusi, lidah, dan bibir bagian dalam Rino. Ada yang
berukuran kecil, tapi ada juga yang besar.
“Hmm…anak Bunda kena panas dalam ini,” gumam Bunda.
“Apa penyebabnya, Bunda?” tanya Rino lalu menutup
mulutnya kembali.
Bunda berpikir sejenak kemudian menjawab. “Penyebabnya,
karena kekurangan vitamin C, terlalu banyak makan yang goreng-gorengan, dan
bisa juga karena kurang minum air putih.”
Mendengar penjelasan Bunda, Rino langsung menundukkan
kepalanya. Rino teringat dengan sepiring besar bakwan yang ia makan tiga hari
yang lalu. Ternyata, ucapan Bunda benar. Makanan yang dibuat Bunda lebih bersih
dan sudah pasti sehat.
Rino jadi merasa bersalah pada Bunda. Tidak seharusnya
Rino memberikan bekalnya pada Rangga agar bisa jajan di kantin. Akhirnya, Rino pun
berterus terang pada Bunda, lalu meminta maaf.
Bunda tampak terkejut mendengar pengakuan Rino. Namun,
Bunda sama sekali tidak marah. Rino sampai heran melihat Bunda hanya senyum-senyum.
“Rino janji akan selalu memakan bekal yang Bunda buat
dan tidak akan jajan sembarangan lagi. Bunda tidak marah kan sama Rino?”
Bunda menggelengkan kepalanya.
“Bunda juga janji untuk membuatkan bekal yang istimewa
agar kamu tidak bosan lagi,” kata Bunda kemudian.
Horeee! Asyiiiik! Seru Rino dalam hati.
“Tapi, sekarang Rino istirahat dulu, ya. Bunda mau
bikin jus tomat dan memotong apel dan pisang agar dapat membantu penyembuhan
panas dalam kamu.”
Rino mengangguk patuh, lalu naik ke tempat tidur dan
berbaring.
***
Pagi ini Rino berangkat sekolah dengan semangat. Di dalam
tasnya sudah ada bekal istimewa yang Bunda janjikan. Ah, tak sabar rasanya
menunggu waktu istirahat tiba. Rino ingin segera melihat bekal istimewanya.
Lonceng istirahat yang dinanti-nantikan Rino pun
berbunyi. Teman-teman Rino langsung berhamburan ke kantin. Sementara Rino
mengeluarkan kotak bekalnya dari dalam tas. Lalu, mulai membuka penutup
bekalnya.
Rupanya, bunda membuat sushi berbentuk hati. Di bagian
tengahnya ada potongan wortel, buncis, dan telur dadar. Kemudian, Bunda
menghiasnya dengan mayones dan saus tomat. Wah, rasanya pasti nikmat sekali. Rino
ingin segera mencicipinya.
“Kamu tidak jajan di kantin lagi?” bisik Rangga.
Rino menggeleng, lalu tersenyum. “Mulai hari ini aku
tidak akan jajan sembarangan lagi, karena Bunda sudah membuatkan bekal yang
istimewa,” ucap Rino sambil menyodorkan sepasang sumpit. “Ayo, kita makan
sama-sama!”
Rino sangat suka dengan bekal yang dibuat Bunda hari
ini. Namun, Rino lebih senang lagi karena Bunda telah berjanji akan membuatkan
bekal istimewa untuk Rino setiap hari. Dalam hati, Rino berjanji akan selalu
memakan bekal yang sudah dibuat Bunda dengan penuh kasih sayang itu.
Sumber: Majalah Bobo
Edisi 46 | 18 Februari 2021
Komentar
Posting Komentar