SERBA-SERBI: Bukan Cuma dari Inggris, Varian Baru Virus Corona dari Negara Ini Disebut Lebih Mengkhawatirkan
Pada Desember 2020, Menteri Kesehatan Inggris mengumumkan adanya virus corona jenis baru di negaranya.
Hal ini mengakibatkan wilayah Inggris kembali menerapkan berbagai kebijakan, salah satunya lockdown.
Diperkirakan, virus yang disebut dengan B117 ini 70% lebih mudah menyebar dari COVID-19 yang selama ini ada.
Meski bisa menyebar lebih cepat, masih belum diketahui dengan pasti apakah virus ini lebih berbahaya.
Selain itu, belum ada bukti yang menunjukkan kalau varian baru ini bereaksi berbeda terhadap vaksin.
Karena penyebarannya yang cepat, virus ini pun dilaporkan sudah menginfeksi beberapa negara lain.
Bahkan, negara-negara di luar Eropa pun sudah melaporkan adanya varian baru virus corona ini.
Varian Baru Virus Corona dari Inggris
Setelah Inggris mengumumkan adanya virus corona varian baru, negara-negara lain di Eropa langsung menutup perbatasan dan menolak masuknya warga Inggris.
Meski begitu, beberapa hari kemudian lima negara lain pun melaporkan kasus yang sama.
Negara-negera tersebut adalah Belanda, Denmark, Italia, Gibraltar, dan Australia.
Yap! Bukan cuma di Eropa, dalam waktu beberapa hari, varian baru ini bahkan sudah memasuki negara di benua lain.
Setelah itu, varian baru memasuki negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Brunei Darussalam.
Bahkan pada Rabu (20/1/21), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan varian baru ini sudah terdeteksi di 60 negara.
Yang lebih mengkhawatirkan, ternyata varian baru ini enggak cuma berasal dari Inggris, lo, melainkan ada juga yang dari Afrika Selatan.
Varian Baru dari Afrika Selatan
Varian baru virus corona dari Afrika Selatan ini disebut 501.V2.
Sama seperti virus corona jenis baru di Inggris, virus jenis baru di benua Afrika ini juga lebih menular.
Namun, meski punya beberapa kemiripan, keduanya merupakan kumpulan dari beberapa mutasi yang berbeda.
Bahkan, 501.V2 disebut lebih berbahaya dari B117.
Melansir Kompas.com, varian 501.V2 di Afrika Selatan bisa berkembang dan membuatnya bisa menghindari atau kebal terhadap vaksin.
Pemerintah Afrika Selatan mengatakan kalau mutasi 501.V2 bisa menimbulkan penyakit yang lebih parah.
Sejauh ini, ada banyak pasien muda yang terinfeksi 501.V2 mengalami komplikasi.
Kalau vaksin enggak bisa melawan salah satu virus jenis baru ini, para ahli mengatakan kalau vaksin harus segera diadaptasi.
Menurut mereka, proses tersebut enggak akan memakan waktu sampai satu tahun.
Sumber: kids.grid.id
Komentar
Posting Komentar