SERBA-SERBI: Mengenal Sosok Raden Ajeng Kartini, Salah Satu Pahlawan Perempuan pada Masa Penjajahan Belanda




Setiap tanggal 21 April kita memperingati hari kelahiran R. A. Kartini.

Teman-teman pasti tidak asing karena biasanya di sekolah kita memperingatinya dengan berbagai perlombaan seru.

Beberapa sekolah juga biasanya meminta kita menggunakan pakaian tradisional atau pakaian adat dan melaukan pawai.

Namun, apakah teman-teman sudah mengenal sosok Ibu Kartini dan tahu sejarah di balik penetapan Hari kartini?

Kalau belum, kita cari tahu bersama, yuk!


Keluarga Ibu Kartini

R. A. Kartini atau lengkapnya Raden Ajeng Kartini lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 21 April 1879 atau tepatnya 141 tahun lalu.

Ayah R. A. Kartini adalah Bupati Jepara yang bernama Raden Mas Ario Adipati Sosroningrat.

Kalau ibunya bernama M. A. Ngasirah, seorang putri dari seorang guru agama di Teluwakur, Jepara.

Kakek R. A. Kartini sudah menjadi bupati saat usianya baru 25 tahun. Ia bernama Pangeran Ario Tjondronegoro IV.

R. A. Kartini memang berasal dari keluarga terpandang. Namun, bukan hanya itu saja, keluarganya juga dikenal cerdas, lo.

R. A. Kartini mempunyai kakak bernama Sosrokartono. Nah, kakak R. A. Kartini ini adalah sosok yang ahli dalam bidang bahasa.


Pendidikan R. A. Kartini

Sampai usia 12 tahun, R. A. Kartini bersekolah di ELS (Europes Lagere School). Di sana, sehari-hari seluruh siswa diwajibkan untuk berbahasa Belanda.

Nah, RA Kartini menyukai pelajaran bahasa Belanda itu.

Sayangnya, ketika itu tradisi Jawa masih mengharuskan anak perempuan harus tetap tinggal di rumah sejak umur 12 tahun untuk dipingit hingga menikah.

RA Kartini pun harus berhenti sekolah dan dipingit di rumah.

Namun, meski sudah enggak lagi sekolah, R. A. Kartini tetap mempunyai keinginan kuat untuk bisa melanjutkan pendidikan, lo.


R. A. Kartini pun terus belajar, membaca, dan menulis, Kids. R. A. Kartini juga menuliskan pemikirannya dan dimuat di berbagai majalah perempuan di Belanda.

R. A. Kartini juga berkirim surat dengan teman-temannya yang berasal dari Belanda, lo.

Ketika itu, RA Kartini juga mengisi waktu dengan mengajar membatik para abdi perempuan dan gadis kecil dan sempat membuka sekolah kerajinan putri.

Hingga akhirnya menikah, R. A. Kartini terus berjuang membela hak-hak perempuan.

Sayangnya, R. A. Kartini tutup usia pada 17 September 1904 saat menginjak umur 25 tahun, bahkan tepat setelah empat hari melahirkan putra semata wayangnya.


Di Balik Hari Kartini

R. A. Kartini ditetapkan oleh Presiden Soekarno sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 2 Mei 1964 silam.

Penetapan tersebut dikukuhkan melalui Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964.

Selain ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, tanggal lahir R. A. Kartini pada 21 April juga diperingati sebagai Hari Kartini.

Dari tahun ke tahun, bahkan sampai saat ini hari lahir R. A. Kartini masih terus diperingati.

Peringatan Hari Kartini tersebut bertujuan untuk menghormati jasa-jasa R. A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia.

Meski perjuangan yang dilaluinya enggak mudah, tapi R. A. Kartini enggak menyerah untuk dapat membuktikan bahwa peran perempuan juga sangat besar.

Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia

Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia

Selamat Hari Kartini. Selamat ulang tahun Ibu R. A. Kartini.


Sumber: bobo.grid.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan