SERBA-SERBI: Disebabkan oleh 3 Kesalahan, Begini Asal-usul Nama Kota Salatiga

Sekitar 49 kilometer dari Kota Semarang, Jawa Tengah, terdapat kota bernama Salatiga.

Apakah ada teman-teman yang berasal dan tinggal dari Kota Salatiga? Atau mungkin teman-teman memiliki keluarga yang tinggal di Salatiga?

Apakah ada yang pernah mencari atau membaca sejarah mengenai nama Kota Salatiga?

Tahukah kamu? Ternyata ada dongeng atau cerita rakyat di balik kisah nama Kota Salatiga.

Konon, nama Salatiga berasal dari tiga kesalahan pemimpin yang saat itu memimpin Salatiga, yaitu Bupati Ki Ageng Pandan Arang, atau Pandanaran.

Cari tahu kisah cerita rakyat yang membuat kota ini bernama Salatiga, yuk!


Kisah Ki Ageng Pandan Arang yang Serakah

Saat itu, ada sebuah daerah yang dipimpin oleh seorang bupati bernama Ki Ageng Pandan Arang atau Pandanaran.

Namun Pandanaran dikenal sebagai seorang pemimpin yang serakah dan suka dengan kekayaan.

Untuk memenuhi kesenangannya, ia sering memeras uang rakyatnya, salah satunya dengan menarik pajak yang berlebih dari rakyatnya.

Kesenangan akan kekayaan juga terlihat pada istri Pandanaran, nih.


Suatu hari, Pandanaran bertemu dengan seorang kakek tua yang membawa rumput untuk ternaknya.

Pandanaran yang serakah pun memerintahkan kakek tua tadi untuk menyerahkan rumput yang dibawanya. Namun kakek tua itu pun menolak perintah Pandanaran dengan alasan bahwa rumput tadi untuk pakan ternaknya.

Akhirnya Pandanaran tetap meminta rumput tadi, namun menggantinya dengan sekeping uang.


Kakek Tua Tadi Sebenarnya Adalah Sunan Kalijaga

Setelah mendapatkan uang dari Pandanaran, kakek tua tadi diam-diam menyelipkan uang yang sudah diberikan ke dalam tumpukan rumput itu.

Hal ini ternyata terjadi berulang kali yang akhirnya diketahui Pandanaran dan membuatnya merasa terhina.

Ki Ageng pun marah akan perbuatan sang kakek tua tadi. Nah, saat sang bupati merasa marah dan terhina, kakek tua tadi pun berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga adalah seorang pemimpin agama yang dihormati banyak orang, termasuk raja-raja.

Pandanaran yang mengetahui hal ini menjadi sangat malu dan segera menyembah serta meminta maaf kepada Sunan Kalijaga atas sikapnya yang serakah.


Pandanaran Mengikut Sunan Kalijaga untuk Mengembara

Ada satu syarat yang diajukan oleh Sunan Kalijaga saat memaafkan Pandanaran.

Sunan Kalijaga mengajukan syarat bahwa Pandanaran harus mengikuti dirinya untuk mengembara dan melepaskan jabatannya sebagai bupati.

Atas syarat ini, Pandanaran berjanji akan mengikuti Sunan Kalijaga untuk menjadi seorang penyiar agama.


Istri Pandanaran, Nyai Ageng pun mengetahui hal ini dan ingin ikut serta bersama suaminya. Ki Ageng pun membolehkan Nyai Ageng ikut bersama dirinya, tapi Nyai Ageng tidak boleh membawa harta benda apapun, termasuk perhiasan.

Namun Nyai Ageng tidak mengikut syarat ini dan justru membawa perhiasan yang disimpan dalam sebuah tongkat bambu.

Dalam perjalanannya, Sunan Kalijaga, Ki Ageng, dan Nyai Ageng dihadang kawanan perampok. Sunan Kalijaga kemudian menyuruh kawanan perampok untuk membawa perhiasan yang dibawa Nyai Ageng dalam tongkat bambunya.


Nama Salatiga Berasal dari Tiga Kesalahan

Setelah kawanan perampok tadi pergi sambil membawa perhiasan milik Nyai Ageng, Sunan Kalijaga pun berkatan bahwa dirinya akan menamakan daerah itu sebagai Salatiga.

Nama ini berdasarkan dari tiga kesalahan yang sudah dibuat oleh Ki Ageng dan istrinya, Nyai Ageng.

Kesalahan pertama adalah karena keduanya kikir dan pelit, padahal mereka adalah pemimpin yang memiliki banyak harta benda.


Kedua, adalah karena Ki Ageng dianggap sebagai pemimpin yang sombong dan suka memamerkan kekayaannya.

Lalu kesalahan ketiga adalah karena selama memimpin sebagai bupati, Ki Ageng adalah pemimpin yang suka membuat rakyatnya sengsara.

Sunan Kalijaga berharap, dengan penamaan yang diberikan, yaitu Salatiga, bisa membuat tempat ini lebih baik dan lebih ramai lagi.


Sumber: bobo.grid.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan