CERPEN: Pohon Mawar
Seorang nenek miskin tinggal di sebuah gubuk reot. Ia biasa dipanggil Nek Pia. Di halaman rumahnya yang kecil, tumbuh sebatang pohon mawar. Namun, pohon itu tidak pernah berbunga. Hanya daun dan duri-duri bagai semak.
Suatu hati, seorang anak perempuan kecil datang di
depan pintunya dan berkata, “Bolehkah aku minta sepotong roti, aku sangat
lapar, Nek.” Nenek Pia berkata, “Aku tak punya apa-apa untuk kuberikan padamu
anak malang. Tapi, kamu silakan masuk untuk makan bersamaku.”
Nek Pia pergi ke dapur untuk mengambil makanan. Saat itu,
ia melihat dari jendela, anak perempuan itu menyentuh pohon mawarnya. Nenek Pia
berkata, “Hati-hati, Nak, pohon itu tidak ada mawarnya, tapi hanya penuh duri.”
Anak itu berbalik dan tersenyum. Nenek Pia terkejut
karena anak perempuan itu kini tidak tampak miskin dan kurus. Wajah dan
pakaiannya bercahaya indah dan cemerlang. Nenek Pia berlari ke taman dan
bingung. “Siapa anak perempuan misterius itu?” pikir Nek Pia bingung.
Namun, anak itu telah menghilang. DI dahan mawar yang
disentuh anak perempuan itu kini tumbuh aneka mawar bermekaran, ada yang putih,
kuning, dan pink. “Ini betul-betul keajaiban,” pikir Nek Pia. Karena pada musim
panas yang kering ini tidak ada bunga yang tumbuh di seluruh desanya.
Pohon mawar Nek Pia tetap berbunga indah sepanjang
masa. Semakin hari, semakin banyak orang-orang dari jauh dan dekat datang ke
rumah Nek Pia untuk membeli mawar indah itu. Kini Nek Pia tidak kekurangan
lagi.
Sumber: Majalah Bobo Edisi 14 (9 Juli 2020)
Seru
BalasHapus