DONGENG: Peri Penjaga Malam

CIko sesenggukan menangis di bawah hangatnya selimut. Dia tidak suka kegelapan malam dan deru angin di luar sana. Biji-biji pohon cemara berjatuhan dan ada yang mengenai panel jendela. Pohon-pohon di taman bergerak menimbulkan bunyi berderak di malam hari.

Ciko sedang sedih sekali. Dia kehilangan hadiah dari kakeknya, sebuah layangan kuning. Layangan itu tadi siang terbang terbawa angin kencang, ketika Ciko bermain di lapangan. Dua tetes air mata membasahi pipi Ciko. TIba-tiba, terdengar ketukan lembut di jendela. "Apa itu?" tanya Ciko. Dia duduk di tempat tidur dan melihat ke sekeliling ruangan. Tidak ada siapa-siapa, tetapi dia mendengar suara nyanyian lembut. "Aku peri malam, penjagamu di malam hari. Aku akan menjagamu sampai pagi datang."

Ada peri kecil berbaju hijau mengintip di jendela. Ia membawa lentera terang dan berkata, "Jangan menangis, Ciko! Aku peri malam. Aku menjaga semua anak lelaki dan perempuan. Aku akan berkeliling di dekat sini," katanya sambil tersenyum lebar.

Peri itu lalu terbang di kegelapan malam. Ciko turun dari tempat tidur dan mengintip lewat jendela. Tampak peri itu terbang ke sana ke mari di sekitar jendelan kamarnya. Lentera kecilnya bergerak-gerak seperti kunang-kunang di malam hari. Ciko tersenyum lega melihatnya.

Ciko kembali ke tempat tidurnya. Hatinya agak terhibur. Ada teman kecil yang menemaninya di luar sana. Ciko pun tidur dengan nyenyak. Ketika Ciko bangun pagi hari, di atas tempat tidurnya ada sehelai layangan baru berwarna kuning. Kegembiraan hati Ciko semakin bertambah.



Sumber: Majalah Bobo Edisi 17 (30 Juli 2020)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan