DONGENG: Kapey yang Selalu Cemas

Kapey adalah seekor serigala putih muda. Sejak kecil ia tinggal di kota yang jauh dari hutan. Kapey selalu meras cemas dan takut. Di kota, Kapey tinggal bersama Noka, sahabarnya. Noka adalah serigala putih yang pemberani dan suka mendaki gunung. Suatu hari, ia mengajak Kapey mendaki pegunungan Dolomites yang terkenal indah di Italia.

“Kita akan berkemah dan bisa melihat pemandangan indah seharian,” kata Noka. Kapey sangat ingin ikut. Sudah lama ia ingin mendaki pegunungan Dolomites.

“Wah, kita harus bawa baju hangat, jadi kita tidak kedinginan saat cuaca dingin di gunung. Bawa baju tipis juga, Noka! Supaya kita tidak kepanasan saat cuaca panas,” kata Kapey sambil mengeluarkan baju hangat dan baju tipis dari lemarinya.

“Jangan lupa bawa panci besar untuk memasak. Bawa makanan yang sudah matang juga andai tidak sempat memasak,” kata Kapey lagi sambil melangkah ke dapur. Ia mengeluarkan perlengkapan memasak dan persediaan makanan.

“Astaga, Noka! Aku hampir lupa. Kita harus bawa cangkir dan persediaan air satu galon juga untuk minum. Bagaimana kalau kita tidak menemukan sungai di perjalanan. O iya, bawa kursi dan meja juga. Bagaimana kalau tidak ada tempat untuk meletakkan barang-barang. Ooo.. jangan lupa bawa…” Noka menggelengkan kepala pusing.

“Oo ya ampun, Kapey!” seru Noka.

“Apa perlu bawa barang sebanyak itu?” Kapey tersenyum.

“Tentu saja kita harus bawa semuanya, supaya tidak perlu cemas di gunung nanti,” kata Kapey. Ia lalu menyiapkan juga selimut, buku bacaan, kartu dan lampu kalau-kalau ia tidak bisa tidur di kegelapan. Terakhir, Kapey juga membuat banyak sandwich untuk dimakan di sepanjang jalan menuju Gunung Dolomites. Kapey memasukkan semua barang bawaannya. Ia terpaksa harus membawa dua koper yang sangat besar. Namun kedua koper itu terlalu berat. Ia tak sanggup mengangkatnya. Apalagi kalau dibawa saat mendaki gunung. Sebaliknya, Noka hanya membawa satu ransel yang berisi barang-barang penting saja.

“Aku sudah sering mendaki gunung. Aku tahu barang apa saja yang harus dibawa. Tinggalkan saja barang yang tidak penting,” kata Noka.

“Huh, aku tidak bisa pergi kalau semua barang ini tidak bisa aku bawa,” keluh Kapey.

“Kalau begitu, kau memang tidak mungkin ikut,” tawa Noka. Ia lalu mengambil sepotong sandwich. Juga ranselnya yang sudah berisi beberapa barang penting untuk berkemah. Ia lalu pergi dengan santai dan bebas. Kapey tinggal sendirian di rumah. Ia menggelengkan kepala sedih, dan mengembalikan semua barang ke tempat semula.


Sumber: Majalah Bobo Edisi 50 (19 Maret 2020)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan