Hati-Hati, 4 Hewan Mamalia Ini Ternyata Beracun Padahal Penampilannya Lucu dan Menggemaskan

Kalau melihat hewan yang lucu dan menggemaskan, hal ini membuat kita ingin memegang, menggendong, atau sekadar mengelusnya.

Hewan mamalia apa yang menurut teman-teman terlihat lucu dan menggemaskan, nih?

Beberapa orang menganggap kalau hewan mamalia terlihat lucu dan menggemaskan saat masih bayi saja.

Tapi banyak juga, kok, hewan yang tetap terlihat menggemaskan dan lucu meski sudah dewasa.


Namun kalau teman-teman melihat empat hewan mamalia, sebaiknya tidak didekati, bahkan disentuh, ya.

Sebabnya, empat hewan mamalia ini punya racun di tubuhnya yang berbahaya bagi manusia.

Racun di tubuh mereka gunanya untuk pertahanan diri yang bisa menimbulkan berbagai efek kalau terkena pada tubuh kita.

Yuk, cari tahu hewan mamalia apa saja yang terlihat lucu dan menggemaskan tapi ternyata berbahaya bagi manusia!



Kukang


Kalau teman-teman meihat penampilan kukang, pasti akan dengan cepat mengatakan kalau kukang adalah hewan yang lucu dengan ukuran tubuhnya yang kecil dan matanya yang besar.

Tidak hanya mata besar dan bulatnya yang terlihat menggemaskan, namun kukang juga memiliki bulu yang sangat lembut, teman-teman.

Eits, tapi hati-hati, ya, saat teman-teman melihat kukang yang menggemaskan, untuk tidak didekati, karena ternyata kukang merupakan mamalia yang beracun, lo.

Kukang memiliki racun yang tersimpan di dekat ketiak mereka dan bisa dikeluarkan dengan cara menggosoknya.

Racun yang dimiliki kukang akan menjadi sangat beracun jika dicampur dengan air liur mereka saat digosok-gosokkan.

Nah, selanjutnya kukang akan melepaskan racun tersebut ke bagian mulut yang akan menempel di giginya, sehingga gigitan kukang akan menjadi sangat beracun.



Sigung

Mamalia lainnya yang terlihat menggemaskan tapi ternyata beracun adalah sigung yang bisa mengeluarkan aroma yang tidak sedap, teman-teman.

Sigung terkenal karena penampilannya yang berwarna hitam putih, namun lebih terkenal karena ia bisa mengeluarkan gas yang baunya sangat tajam.

Gas tersebut mengandung sulfur, metil, dan butylthoil yang baunya berguna sebagai alat pertahanan diri sigung.

Selain beraroma tajam dan tidak sedap, ternyata gas yang dikeluarkan oleh sigung juga beracun, lo, teman-teman.

Gas yang dikeluarkan sigung juga mengandung senyawa bernama tiol yang terkandung dalam bawang putih.

Senyawa tiol dalam gas yang dikeluarkan oleh sigung bisa mengakibatkan kebuataan sementara, mudah, dan peradangan.

Sebelum mengeluarkan gas beracunnya, sigung akan memperlihatkan beberapa tanda, nih, teman-teman.

Ketika merasa terpojok, sigung akan menundukkan kepala, menaikkan ekornya, dan menjejakkan cakar depannya ke tanah.

Nah, kalau musuhnya tidak segera pergi, sigung akan melengkungkan tubuhnya seperti huruf U dengan kepala dan bokong menghadap ke musuhnya, lalu menyemburkan gas yang sangat berbau.

O iya, semburan gas sigung ini bisa meluncur dengan jarak yang jauh, lo, teman-teman, yaitu sekitar 3,6 meter ke arah kanan, kiri, atas, atau lurus.


Solenodon


Ada jenis mamalia bernama solenodon yang merupakan mamalia nokturnal dan banyak tinggal di pulau Hispaniola di Kepulauan Karibia.

Nama solenodon memiliki arti gigi berlekuk dan dari giginya inilah, solenondon bisa menekan kelenjar liur beracun di bawah lekukan di gigi seri bawah kedua.

Solenodon memiliki air liur beracun yang membuat hewan berukuran kecil ini menjadi salah satu dari lima mamalia menggemaskan yang ternyata beracun.

Bahkan dari beberapa sampel yang diperoleh dari jenis solenodon tertentu, kandungan racun di dalam air liur solenodon sangat mirip dengan bisa yang dimiliki ular, lo.

Saat mengeluarkan racun, solenodon akan mengeluarkan racun dari lubang yang ada di gigi bagian bawah dan menyebar ke tubuh musuhnya saat solenodon menggigit.

Gejala yang ditimbulkan dari racun solenodon adalah kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan kalau dosis racun yang masuk ke dalam tubuh sangat tinggi, bisa menyebabkan kematian.


Platipus


Platypus disebut-sebut sebagai hewan yang membingungkan bagi para ahli, nih, teman-teman.

Penyebabnya adalah karena platypus yang masuk dalam kategori mamalia ini berkembang biak dengan cara bertelur seperti reptil. Ia juga punya paruh serta kaki berselaput seperti reptil.

Selain keunikan platypus yang dianggap sebagai hewan campuran, ternyata platypus memiliki keunikan lainnya, yaitu memiliki racun di cakar atau kaki bagian belakangnya.

Racun yang terdapat di kaki belakang platypus ini hanya dimiliki oleh platypus jantan, lo. Produksinya akan meningkat saat sedang musim mencari pasangan.

Racun yang dikeluarkan oleh platypus cukup kuat untuk menyebabkan rasa sakit tidak tertahankan dan membuat makhluk yang terkena racunnya bisa mati.

Meskipun cukup kuat, racun platypus dilaporkan tidak cukup kuat untuk menewaskan manusia, lo.

Efek racun platypus pada manusia adalah rasa sakit yang tidak tertahankan dan dapat menyebabkan kelumpuhan dengan cepat.


----------


Wah, meskipun terlihat menggemaskan, kita harus berhati-hati, nih, teman-teman, kalau melihat empat mamalia tadi.


Sumber: Majalah Bobo Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan