CERPEN: Hati Menari - Sharlene Belinda Wihardjo


                “Asik...” teriakku gembira sambil melompat-lompat.
Baru saja aku meminta izin kepada orang tuaku untuk ikut Bina Iman bersama teman-teman ke Guci. Mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal yang biasa saja, tapi bagiku itu adalah hal yang sangat spesial, Mengapa? Sebab ini adalah Bina Iman pertamaku aku tidak pernah ikut sebelumnya, lagipula saat di Sekolah Dasar Bina Iman hanya di area sekolah saja, itu sebabnya aku sangat semangat untuk mengikutinnya. Hari demi hari terus bergilir dan waktu terus berjalan, tak terasa hari yang ditunggu-tunggu hampir tiba akupun menyiapkan segalanya dan menatanya seperti  ‘sedia payung sebelum hujan’ agar perjalanan nyaman.

 “Kring...kring...” bunyi itu menghancurkan dunia impianku, matakupun mulai terbuka perlahan dan aku mulai beranjak dari kasurku yang empuk dan nyaman bagaikan kapas.
”Hey... ayo bangun lalu mandi, katanya mau pergiucap seorang wanita yang berdiri didepanku yang sudah tidak asing lagi, mataku belum bisa melihat dengan jelas dan sesaat aku memejaamkannya.
Ayo mandi nanti kalau tertinggal bagaimana ?” ujarnya lembut sambil memegang pundakku, akupun memeluk sorang wanita yang merupakan mamiku tersebut.
Hmm...ujarku lesu, akupun mulai menderapkan langkahku menuju kamar mandi dan setelah selesai mandi aku bersiap-siap dan menuju sekolahku yang merupakan tempat keberangkatan bus tersebut dan akhirnya hari itu telah tiba, setelah mandi aku terlihat lebih segar lagi tidak seperti sebelumnya yang pucat pasi. Saat sudah sampai akupun menginjakan langkahku dan mulai berjalan, disana sudah banyak teman-temanku yang berkumpul. Setelah beberapa menit menunggu kami mulai melangkah menuju bus dan duduk di tempat masing-masing  lalu memulai perjlanan. Saat diperjalanan aku merasa senang tetapi ada satu hal yang mengganjal dihati, papiku tidak bisa mengantarku sampai ke sekolah sebab di hari yang sama papiku harus pergi pagi-pagi bertugas ke luar kota dan hanya berpamitan saat dirumah saja namun aku menutupi semua itu dengan tetap tersenyum dan bergurau bersama teman-teman.

Beberapa jam telah kami tempuh dan akhirnya kami sampai pada tempat tujuan yaitu Guci tetapi sebelumnya kami  berkunjung ke TTP Lebakbius  terlebih dahulu.
Ahh... betapa senangnya hatiku saat itu seperti mendapat durian runtuh. Di TTP Lebakbius aku belajar banyak disana tentang lingkungan sekitar mengetahui banyak hal tentang mahkluk hidup dan mendapat manfaatnya. Menuju hotel adalah kegitan kami selanjutnya, jalanan yang suram dan menanjak membuatku berkhayal lagi tentang negeri dongeng, ditambah dengan pemandangan yang asri dan membuat membelakakan mata. Saat kami sampai kami memulai sesi lalu istirahat di kamar yang sejuk, walaupun tidak ada pendingin ruangan kamar yang kutempati benar-benar menyejukan tubuh lalu kasur empuk yang memanjakanku pun membuatku semakin nyaman bak kasur seorang putri, udara sejuknyapun menghelus tubuhku. Aku memilih untuk mandi setelah istirahat lalu kegiatan selanjutnya adalah mengunggah foto di sosial media. Kegiatan terus berlanjut hingga akhirnya sinar sang surya digantikan oleh sinar rembulan dan saatnya untuk tidur. Aku menelepon kedua orang tuaku dan mengucapkan salam sebelum tidur, betapa bahagianya hatiku ini senyuman pun mulai terpampang di wajahku. Tak terasa pagi sudah tiba, haripun telah berganti. Aku dan teman-teman memulai aktivitas dengan ibadah pagi lalu bersiap-siap untuk menuju Cirebon, Hah... tak terasa perjalanan di Gucipun telah berakhir dan hanya terisa kenangan, saat kami meninggalkan Guci. Beberapa jam telah kami tempuh dan tibalah kami dengan selamat di Gua Sunyaragi Cirebon, kami makan siang disana dan melihat-lihat area gua, belajar dan menelajahi slah satu ciptaan Tuhan yang tekenal itu. Rasa kebersamaan antara aku dan teman-teman semkin terasa, kami bisa menikmati alam luar bersama-sama dan mangabadikan momen dengan berfoto bersama. Semuannya sudah kami lakukan yang belum hanya ke tempat buah tangan. Aku membeli camilan yang merupakan salah satu camilan favoritku dan saatku menoleh ke samping di depan pintu aku melihat orang yang berjualan es teh dan aku membelinya yaitu es teh susu.
 Ahh... segarnya aku seperti hanyut dalam kesegaran minuman tersebut, terlebih saat itu cuacanya terik. Di perjalanan pulang aku sempat tertidur pulas dan peri mimpiku tak datang karena aku terlalu lelah, bahkan sampai-sampai aku sempat mengigau sebelumnya kutelepon orang tuaku yaitu mamiku.
“Halo mami, aku sedang diperjalanan pulang mami sedang apa.....” dan berkelanjutan, akupun sempat melihat ke arah jendela dan merenung ini adalah petualangan terbaiku lebih baik dari semua khayalanku, dan rasanya hatiku ini sedang menari gembira senyumankupun lagi-lagi muncul, dan tentu saja imajinasiku mulai tersusun dan pada akhirnya aku tiba di Jatibarang tempat dimana sejuta impianku berasal.
”Hey... mami disini” ujar seseorang yang ada di belakangku saat turun dari bus, ternyata dia adalah mamiku.
“Bagaimana perjalanannya?”  tanya mami saat sampai di rumah
“Benar-benar menakjubkan!” ujarku yang kegembiraanya meluap-luap dan akupun bercerita tentang hal-hal yang kualami selam disana.
Oh... sungguh berkesan dan tiada taranya pengalamanku saat ikut Bina Iman. Aku berterimakasih kepada Tuhan atas kasih dan karunianya, aku bisa menikmati alam sekitar yang sangat indah. Ini akan kujadikan ingatan yang berharga seumur hidupku.


Karya dari Sharlene Belinda Wihardjo
Kelas VIII

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan