Dongeng : Nasihat Kakek Kancil
Di sebuah hutan belantara, hiduplah seekor harimau yang sangat kuat. Karena kekuatan dan kehebatannya itu, dijadikan raja hutan. Namun, setelah menjadi raja, harimau ia menjadi sangat sombong sehingga banyak binatang yang mengeluh tentang tindakan semena-mena raja harimau.
Singa, musuh bebuyutan harimau, memanfaatkan ini untuk menggulingkan kekuasaan harimau. Singa pun menyusun rencana untuk mengalahkan harimau dan tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Keesokan harinya, singa mulai membujuk para binatang agar percaya bahwa ia lebih pantas menjadi raja dari pada harimau.
Setelah berhari-hari membujuk binatang yang ada di seluruh hutan, satu-persatu binatang mulai mendukung singa untuk menjadi raja. Di mana-mana terdengar para binatang berdiskusi tentang siapa yang lebih pantas menjadi raja, harimau atau singa.
"Menurutku singa lebih pantas menjadi raja," kata kelinci.
"Tidak, harimau lebih pantas," kata sapi.
"Siapa yang lebih pantas menjadi raja, Burung Pipit?" tanya kelinci.
"Menurutku mereka sama-sama pantas menjadi raja karena mereka sama-sama kuat," jawab burung pipit sambil melihat poster pemilihan raja yang di tempel di pohon oak.
Pendukung singa yang menempelnya. "Hmmm... kalau begitu bagaimana kalau mereka adu kekuatan saja di lapangan, yang menang dia yang menjadi raja," usul gajah.
Semua binatang pun mengangguk setuju, kecuali seekor kancil tua yang terkenal bijak. "Itu berbahaya, pemburu jadi mendengar keriuhan kita lalu kita akan ditangkap oleh pemburu," kata kakek kancil.
Namun, tidak ada yang mendengarkan nasihat Kakek Kancil. Kelinci pun diutus para binatang untuk menyampaikan usul Gajah kepada Harimau dan Singa. Harimau dan Singa pun setuju dan langsung menentukan hari bertanding.
Pada hari Rabu sore yang cerah, seluruh binatang berkumpul di lapangan hendak menyaksikan pertandingan singa melawan Raja Harimau. Namun, mereka tidak tahu, di sore cerah itu merupakan hari terakhir mereka melihat ketenangan hutan. Hanya Kakek Kancil yang tidak menyaksikan pertandingan itu karena ia takut pemburu mendengar kebisingan mereka lalu menangkap para binatang. Ternyata benar, keriuhan para binatang didengar para pemburu yang tinggal di dekat hutan. Para pemburu langsung mengambil senjata dan kurungan binatang dan bergegas menuju hutan.
Kakek Kancil yang melihat pemburu datang langsung berteriak menyuruh semua binatang bersembunyi. Namun, sayang, tidak ada yang percaya perkataan Kakek Kancil, para binatang malah semakin ribut mengelu-elukan singa. Hanya Kura-Kura dan beberapa binatang lain yang percaya pada perkataan Kakek Kancil langsung berlari sekencang-kencangnya menuju tempat persembunyian masing-masing.
Karena hanya sebagian binatang yang percaya, Kakek Kancil memutuskan membuat perangkap untuk pemburu. Kakek Kancil menumpahkan getah karet ke sekitar lapangan, Kakek Kancil juga menutupi lubang-lubang yang berada di sekitar lapangan dengan dedaunan dan ranting pohon. Jarak pemburu semakin dekat, 950 meter di belakang lapangan, Kakek Kancil berteriak sekali lagi lalu berlari menuju gua di seberang sungai.
Ketika mendengar deru mesin mobil pemburu, binatang mulai berlari menjauhi lapangan, kecuali singa dan adanya pemburu. Sebelas pemburu mulai turun dari mobil harimau. Mereka tetap terus bertarung tanpa mempedulikan dengan membawa senapan dan alat bius, ketika para pemburu mendekati lapangan, tujuh pemburu masuk ke dalam perangkap Kakek Kancil.
Ada pemburu yang terjatuh ke dalam lubang dan ada juga yang sepatunya menempel pada getah karet, tetapi empat pemburu lain lolos dari jebakan Kakek Kancil dan langsung menembak alat bius ke tubuh harimau dan singa. Seketika tubuh harimau dan singa mendadak tidak bisa digerakkan, para pemburu pun memasukkan harimau dan singa ke dalam kurungan, lalu para pemburu segera pergi meninggalkan hutan.
Satu-persatu binatang mulai keluar dari tempat persembunyian masing-masing. Para binatang beramai-ramai meminta maaf kepada Kakek Kancil karena mereka tidak mendengarkan nasihatnya. Setelah berdiskusi lagi, para binatang merasa hanya Kakek Kancil yang pantas menjadi raja hutan. Para binatang pun bahagia dipimpin oleh Raja Kakek Kancil yang baik dan bijak.
Sumber : Fabel Berbudi : Sebuah Kumpulan Dongen
Komentar
Posting Komentar