Dongeng : Peri-peri Vinka

 Apa yang kamu lakukan dengan sepatu-sepatu tuamu? Apakah kamu memberikannya kepada orang lain? Atau menyimpannya di kotak sepatu? Kalau kamu menyimpan sepatu-sepatu tuamu di gudang, kamu persis seperti Vinka, anak perempuan berumur 10 tahun yang sebaya denganmu.

Vinka punya baaanyak sekali sepatu. Dalam setahun, ia bisa empat kali membeli sepatu. Ugh, kebiasaan yang boros! Kalau sepatu-sepatunya sudah tak terpakai, Vinka akan meletakkannya begitu saja dalam gudang tua di belakang rumahnya. Vinka tak sadar, kalau gudang sudah penuh dengan sepatu bekas.

"Kapan-kapan, aku akan memakainya lagi," begitu kata Vinka kalau Mama menyuruhnya memberikan sepatu itu kepada orang lain. Padahal, kenyataannya, Vinka tak pernah menengok lagi sepatu-sepatu itu, apalagi memakainya.

Namun, ada yang senang dengan kehadiran sepatu- sepatu Vinka yang banyak sekali itu. Mereka adalah peri- peri sepatu!

Ya, peri sepatu adalah peri mungil yang senang tinggal di dalam sepatu bekas. Di gudang Vinka, ada Peri Sepatu Boot Biru, Peri Sepatu Kaca Putih, Peri Sepatu Balet Pink, Peri Sepatu Basket Hitam, dan peri-peri sepatu yang lain. Mereka hidup bersama di dalam gudang tua Vinka. Setiap Vinka menaruh sepatunya di dalam gudang, peri- peri sepatu menyambut gembira. Suatu hari, Vinka bosan dengan sepatu baletnya, lalu menaruhnya di gudang.

"Hei, lihat, sepatu balet lagi!" seru Peri Sepatu Kaca Putih. "Aku harus memberi tahu Peri Sepatu Balet Pink" "Wow, sepatu balet itu lebih cantik daripada rumahku sekarang! Pasti lebih nyaman tinggal di dalamnya!" sorak Peri Sepatu Balet Pink. la cepat-cepat mengemasi barang-barangnya dan pindah ke sepatu balet yang baru. Bagaimana dengan sepatu balet yang lama? Oho, Peri Sepatu Balet Pink akan memanggil temannya yang belum punya rumah agar menempati rumah lama itu. Begitulah yang terjadi terus-menerus pada peri-peri sepatu.

Suatu hari, Peri Sepatu Kaca Putih bersungut-sungut di depan rumahnya. "Aku bosan tinggal di sini. Aku bosan mendengar teriakan Peri Sepatu Boot Biru setiap hari. Aku bosan melihat para Peri Sepatu Kets yang sering menari- nari. Aku bosan mendengar Peri Sepatu Basket Hitam yang selalu mengajak teman-temannya berpesta. Huuh, suasana di sini sekarang kacau!"

"Benar," kata Peri Sepatu Balet Pink. "Sekarang, jauh berbeda dengan zaman dulu. Dengan bertambahnya sepatu di gudang Vinka, penghuninya pun bertambah. Gudang jadi ramai dan ribut, tidak nyaman lagi ditinggali."

"Aku merindukan rumah yang tenang seperti dulu," keluh Peri Sepatu Kaca Putih. Ternyata, peri-peri sepatu yang lain merasakan hal yang sama.

"Kita tidak usah menerima penghuni baru di gudang tua ini," usul Peri

Sepatu Boot Biru. "Tapi, kalau Vinka terus menjejali gudang inidengan sepatunya, pasti para peri sepatu ingin tinggal di dalamnya. Kita tidak bisa melarangnya karena peri sepatu berhak tinggal di dalam setiap sepatu bekas yang kosong. bantah Peri Sepatu Balet Pink

"Kalau begitu, kita harus melarang Vinka menaruh sepatu sepatunya lagi di sinil seru Peri Sepatu Kaca Putih Namun, bagaimana caranya? Hmm, peri-peri sepatu sibuk berpikir. Akan tetapi, mereka tak juga menemukan jalan. "Aku tahu! Aku tahul seru Peri Sepatu Balet Pink. Dia mengungkapkan idenya kepada teman-temannya. Semua langsung menyambutnya.

Beberapa hari kemudian, Vinka masuk gudang sambil menenteng sepasang sepatu basket warna biru yang masih bagus. Perl-peri sepatu langsung diam dan saling memandang. Mereka berdebar-debar menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana mereka. "Sekarang!" teriak Peri Sepatu Boot Biru memberi komando pada teman-temannya.

Wussshhh!!! Para Peri Sepatu mengobrak-abrik dan merobohkan rumah sepatu mereka masing-masing sampai gudang berantakan. Vinka terkejut sekali! Sepasang sepatu basket di tangannya sampai terjatuh. Bahkan, ada sepatu yang terlempar mengenai dahinya. Vinka mengira, ada badai yang tiba-tiba menyerbu gudang. Setelah memperhatikan dengan saksama, barulah Vinka melihat peri-peri sepatu beterbangan dan berlarian di dalam gudang tuanya.

"Oh, peri-peri sepatu! Kenapa ada banyak sekali peri sepatu di sini?" serunya. Peri-peri berteriak, berusaha berbicara kepada Vinka, tetapi Vinka tidak bisa mendengarnya. Suara mereka terlalu kecil untuk didengar Vinka.

Vinka baru sadar ketika melihat sepatu-sepatu yang berserakan di mana-mana. Ternyata, selama ini ia terlalu banyak menimbun sepatu di gudang. Ketika Vinka memungut beberapa di antaranya, sepatu-sepatu itu masih bagus.

"Hmm, kenapa aku menaruhnya di gudang, ya?" pikir Vinka. "Hei, sepatu ini masih bisa dipakai untuk main basket! Sepatubalet ini juga bagus!" Vinka terheran-heran sendiri, melihat begitu banyak sepatu yang ia telantarkan.

"Pantas saja peri-peri sepatu marah. Gudang sudah penuh dengan sepatu. Sudah saatnya aku memberikan sepatu-sepatu ini kepada orang lain. Aku juga tidak akan membeli terlalu banyak sepatu lagi."

Sejak saat itu, hanya ada beberapa sepatu yang disimpan di dalam gudang Vinka. Sepatu-sepatu yang lain sudah dibagikan untuk anak-anak di panti asuhan. Gudang Vinka jadi dunia yang nyaman lagi bagi peri-peri sepatu. Peri-peri sepatu yang kehilangan rumahnya, harus mencari rumah baru. Ah, tidak masalah bagi mereka. Mencari rumah sepatu yang baru adalah petualangan yang menyenangkan bagi peri sepatu. Apakah kamu punya banyak sepatu bekas di dalam gudang rumahmu? Siapa tahu peri-peri sepatu itu ingin tinggal di dalamnya...















sumber : majalah anak-anak Tahun LI, 7 September 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan