Cerpen Anak: Detektif Makan Siang

 

Bobo.id - Apakah ada teman-teman ada yang memiliki cita-cita menjadi detektif?

Detektif adalah seorang yang bertugas melakukan penyelidikan atau mengungkap suatu kasus kejahatan.

Biasanya saat kita lihat di film atau membaca di buku, detektif punya cara-cara keren untuk mengungkap kasus yang ditanganinya.

Nah, kali ini ada cerpen anak tentang anak laki-laki bernama Rudi yang sangat mengagumi profesi detektif.

Kita simak cerpennya, yuk!

Detektif Makan Siang

Cerita oleh: Sylvana Hamaring Toemon

Rudi sangat suka cerita detektif. Ia dan teman-temannya bercita-cita menjadi detektif. Mereka juga sering membaca buku cerita detektif. Tentu saja mereka juga suka bermain detektif-detektifan. Permainan mereka semakin seru karena sekarang Rudi punya sahabat baru, namanya Amir.

“Bayu, Amir, akhir minggu ini menginap di rumahku, yuk,” ajak Rudi.

“Yuk. Aku sudah enggak sabar menginap di rumah barumu apalagi setelah mendengar keseruan malam cerita,” sambut Bayu.

“Pasti kamu dengar dari Runi, ya?” tebak Rudi.

“Tentu saja. Runi selalu cerita tanpa diminta ha ha ha,” jawab Bayu.

“Hmmm…. Aku tanya orang tuaku dulu, ya,” ujar Amir.

Esoknya, Bayu dan Amir mengabarkan kalau orang tua mereka mengizinkan untuk menginap. Rudi senang sekali ketika mendengar kabar sahabat-sahabatnya boleh menginap di rumahnya. Rudi sudah membayangkan keseruan menyelidiki rumah tua Datuk.

“Datuk, akhir minggu ini teman-temanku akan menginap di sini,” lapor Rudi.

“Teman-teman yang pernah menginap di sini, ya?” tanya Datuk.

“Bukan yang itu. Kali ini yang akan menginap Bayu dan Amir, sahabat-sahabat Rudi,” kilah Runi.

“Iya. Sahabat-sahabatku Bayu dan Amir. Kami mau main detektif-detektifan,” kata Rudi.

“Detektif?” tanya Datuk ingin tahu.

Datuk juga suka cerita detektif. Datuklah yang memperkenalkan cerita detektif pada Rudi. Mata Datuk langsung berbinar-binar mendengar Rudi dan teman-temannya akan bermain detektif-detektifan.

“Bagaimana kalau kalian memecahkan misteri harta karun di rumah ini?” tanya Datuk penuh semangat.

“Wow! Pasti seru!” sorak Rudi.

Hari Sabtu pagi pun tiba. Bayu dan Amir langsung pergi ke rumah Rudi tak lama setelah sarapan. Runi dan Rudi menanti kedatangan mereka di halaman.

“Selamat datang di rumah kami,” ucap Runi dan Rudi bersamaan.

“Hai para detektif, ini petunjuk kalian yang pertama,” ujar Datuk ketika melihat anak-anak itu berkumpul.

Datuk memberikan sebuah kertas kepada keempat anak itu. Rudi segera mengambil dan membukanya. Kertas yang ada di tangan Rudi itu adalah kertas bon makan. Ada tanda silang besar di atasnya.

“Ada menu makanan diberi silang. Ini maksudnya tidak boleh makan,” tebak Runi.

“Huh, kamu sok tahu!” ujar Rudi jengkel.

“Huh, aku main yang lain aja, ah, daripada tidak boleh makan,” kata Runi sambil berlari meninggalkan mereka.

“Lihat, di belakangnya ada gambar,” seru Bayu.

Di belakang bon itu ada gambar yang digambar menggunakan pensil. Goresan pensil itu tipis, tidak terlalu jelas. Ada gambar kompor, lemari, dan gelas. Rudi, Bayu, dan Amir makin bingung melihatnya. Ketiga anak itu berpikir keras. Sesekali mereka menelitinya dengan menggunakan kaca pembesar.

“Ayo kita ke dapur,” gumam Rudi, “bon makan yang dicoret artinya tidak makan di luar rumah. Berarti di dalam rumah. Kompor adalah benda yang ada di dapur. Gambar lemari itu bentuknya mirip seperti yang di dapur,” lanjut Rudi.

Tak lama kemudian, ketiga anak laki-laki itu menuju dapur. Mereka bersorak gembira ketika memasuki dapur. Mereka makin bersemangat melihat ada 4 lemari di sepanjang dinding.

“Pasti di dalam lemari-lemari ini ada gelas seperti yang ada di gambar,” terka Amir.

“Lemarinya dikunci,” sahut Bayu yang mencoba membuka.

“Lihat, itu ada kunci di dekat kompor,” celetuk Amir.

Rudi segera mengambil kunci-kunci itu. Ia memasukkannya ke dalam lubang kunci. Pelan-pelan ia membuka lemari-lemari itu. Lemari-lemari itu berisi peralatan masak dan makan.

“Nah, sekarang kita harus mencari yang ada gelasnya,” kata Rudi.

“Lihat! Lemari ini isinya gelas-gelas,” ujar Bayu.

Mereka mencari gelas yang mirip seperti di gambar dengan berhati-hati mulai dari rak paling bawah. Berkali-kali Rudi mengingatkan teman-temannya jangan sampai memecahkan gelas. Perlu waktu berjam-jam untuk menemukan gelas yang dimaksud. Mereka tetap giat mencari dan tak menghiraukan Bu Dini yang sedang memasak di dapur besar itu.

“Itu gelasnya,” sorak Amir gembira.

“Ssst… Hati-hati,” pesan Rudi mengingatkan.

Di dalam salah satu gelas itu ada gulungan kertas. Kertasnya cukup panjang. Rudi, Bayu, dan Amir berebut ingin membukanya. Kertas itu bon belanja bulanan di supermarket. Di balik bon itu ada gambar meja, piring, gelas, sendok, dan garpu.

“Ruang makan!” tebak Rudi dan Bayu bersamaan.

Ketiga anak itu segera berlari menuju ruang makan. Di ruang itu sudah ada Datuk, Bu Dini, dan Runi.

“Selamat! Kalian sudah menemukan harta karun,” sambut Datuk.

“Mana harta karunnya?” tanya Amir bingung.

“Harta karunnya adalah… Makan siang. Ha ha ha… Ayo, makan dulu. Kalian perlu makan,” ucap Datuk.

“Iya, benar. Kalian harus makan supaya tubuh kalian tetap kuat,” ujar Bu Dini.

“Menu makan yang seenak ini adalah harta karun,” sahut Runi.

Datuk mengangguk-angguk mengiyakan perkataan Bu Dini dan Runi. Rudi, Bayu, dan Amir segera bergabung untuk makan siang. Mereka masih penasaran dengan petunjuk yang diberikan Datuk. Rudi yakin pasti Datuk masih menyembunyikan misteri.















sumber : bobo.grid.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan