Dongeng : Bersahabat

    Di atas pohon asam, terdapat sebuah rumah kayu mungil. Di dalamnya, tinggallah Opi Tupai dan Daci Landak. Mereka senang sekali tinggal di pohon itu, karena udaranya segar. Di sekitar mereka juga tinggal beberapa hewan lain yang berteman dengan mereka.

    Pada suatu hari, Daci berkata pada Opi, "Pi, sebentar lagi musim hujan. Uuuh, aku tidak suka kalau sudah musim hujan. Tanah becek dan burung-burung tak mau keluar dari sarangnya. Itu berarti, tak ada kicauan si Burung Nuri, Cicakrawa dan Srigunting. Si Parkit yang selalu tampak sedih dan menyendiri pun, pasti akan wajahnya akan semakin sedih."

Daci Lancak tampak sedih.

"Iya, aku juga tidak suka. Sepanjang hari kita hanya bisa bermain di dalam sarang. Huuuh, menyebalkan!" ujar Opi yang sangat suka melompat lompat di padang rumput terbuka. 

Opi dan Daci sedang kesal membayangkan musim hujan yang sebentar lagi datang. Alam yang hijau akan basah kuyup disiram hujan, bahkan kadang-kadang tergenang air. Banjir di mana-mana. Sahabat-sahabat mereka; kambing, ayam, akan berdiam di kandang saja! Pasti tak mau diajak bermain di padang rumput.

"Opi, tapi sebenarnya hujan itu penting juga, lol Tanpa hujan, kita tidak akan mendapatkan air. Dan Pak Tani akan kebingungan karena tanah mereka kekurangan air," kata Daci memecahkan kesunyian.

"Iya, betul juga, Ci. Oya, aku ada ide. Atap rumah kita kan sudah banyak yang rusak. Jika hujan turun, pasti akan bocor di sana-sini. Bagaimana kalau kita membuat rumah baru yang lebih besar. Nah, nanti kita undang teman-teman kita tinggal di sini," usul Opi.

"Setuju, Pi! Wah, kalau teman-teman ada di sini pasti ramai ya! Si Parkit kita undang juga. Supaya dia tidak selalu menyendiri," kata Opi.

"Kalau begitu ayo, kita mulai bangun rumah kita, supaya cepat selesai,"ajak Daci penuh semangat.

Keesokan harinya, mereka mulai membangun. Opi mengumpulkan kayu, Daci yang menyusunnya.

"Toookk... toookk!" terdengar bunyi palu.

"Halo, Opi, Daci! Kalian sibuk sekali. Sedang bikin apa?" tanya si Burung Nuri. Burung Parkit yang biasanya tak peduli, ikut terbang mendekat dan ingin tahu. "Kalian sedang membangun apa?" tanya Parkit. "Kami sedang membuat rumah baru. Rumah ini besar sekali. Dan setelah selesai nanti, kami akan mengundang semua teman tinggal di sini.

Jadi kalian tidak kehujanan dan kedinginan,"ujar Opi dan Daci. "Wah, asyiiiiiik! Aku jadi punya tempat berteduh," seru Burung Nuri kesenangan. "Aku juga mau membantu!" seru burung Parkit malu-malu.

"Boleh saja!" ujar Opi dan Daci gembira. Mereka tak menyangka Parkit sekarang mau bergaul.

Opi, Daci, Nuri dan Parkit bekerja dengan cermat sekali. Setiap papan mereka sambung dengan rapi agar air tidak dapat masuk.

Selain keempat binatang itu, masih ada beberapa binatang lain datang membantu. Antara lain, si burung merpati, tikus, dan burung hantu. Mereka mengerjakan rumah itu bersama-sama. Dalam waktu dua hari saja, rumah besar itu pun selesai dibangun.

Wah, cantiknya. Temboknya berwarna, merah dan atapnya berwarna putih.

Seminggu kemudian, musim hujan datang. Wrrrrr, wrrr... Bunyi angin bertiup kencang sekali.

Tik tik tik... Hujan mulai turun. Makin lama semakin deras.

"Untung rumah kita bersama sudah selesai!" ujar Burung Hantu. "Kalau tidak, wah, bisa kebasahan!"

Di rumah itu, mereka menyiapkan makanan bersama. Di malam hari, mereka bermain dan bernyanyi bersama. Ramai sekali. Tak seekor binatang pun tampak sedih.

"Aku senang tinggal di sini. Ternyata bersahabat itu penting. Karena kita tidak akan kesepian. Dan ada yang memperhatikan di saat kita susah," kata Parkit yang kini tidak lagi menyendiri. 













sumber : majalah bobo edisi L, tahun 9 februari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Cerpen : Obat Bosan dari Nenek

Kau Juga Hebat, Sayang!