Dongeng Anak: Payung untuk Torto #MendongenguntukCerdas

 

Bobo.id - Apakah di antara teman-teman ada yang memelihara kura-kura?

Dongeng anak kali ini akan menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Tio yang mempunyai kura-kura peliharaan bernama Torto.

Tio merasa kasihan pada Torto yang harus mencari tempat berteduh jika hujan tiba. Hal itu karena bunyi tempurungnya yang akan berisik jika terkena air hujan.

Sampai akhirnya Tio mencari ide agar Torto tak merasakan kesulitan saat hujan turun.

Seperti apa kelanjutan kisah Tio dan Torto? Baca dan simak dongeng anak selengkapnya di artikel ini, ya!

Payung untuk Torto

Cerita oleh: Arsip dan dokumentasi Majalah Bobo

Tio memelihara seekor kura kura bernama Torto. Setiap hari, Tio pergi ke halaman untuk memberi makan Torto. Kadang Torto mendapat seikat sayur selada air untuk makan malamnya. Kadang ia mendapat semangkuk susu dan roti.

Suatu hari, hujan deras turun. Tio memakai sepatu bot dan jas hujannya. Ia lalu keluar rumah untuk memberikan Torto makan malam. Namun, Torto tidak kelihatan di tempat biasanya. Tio berjongkok mencari Torto di bawah rumpun bunga, di bawah semak, juga di dekat kolam. Namun, Torto tidak ada.

Tio berjongkok dan mencoba melongok ke dalam kolam. Siapa tahu Torto ada di situ. Namun terdengar suara mama Tio dari depan pintu,

“Tio, kamu mencari apa di kolam?”

“Aku mencari Torto, Ma! Torto tidak ada di mana-mana. Jadi, mungkin dia sedang berenang…” jawab Tio.

“Torto tidak mungkin masuk ke dalam kolam, Tio. Torto tahu, kalau dia masuk, dia pasti tenggelam. Hujan-hujan begini, Torto pasti berada di tempat yang teduh, supaya tidak kena hujan.”

Tio berdiri dan menghela napas heran. Ia melangkah menghampiri mamanya di pintu rumah sambil berkata,

“Aneh! Kalau aku jadi kura-kura, aku tinggal masuk saja ke rumah cangkangku. Buat apa berteduh kalau punya rumah yang bisa dibawa-bawa. Aku bahkan bisa jalan pelan-pelan di tengah hujan…”

Mama Tio tersenyum. Ia membantu Tio melepas jas hujan.

“Kura-kura tidak mungkin jalan-jalan di tengah hujan. Kalau kamu jadi kura-kura, pasti kamu tidak suka juga kena hujan. Kamu pasti akan langsung bersembunyi di tempat yang teduh.

Setiap kali cangkang Torto kena tetes hujan, bunyi tetes hujan pasti terdengar oleh Torto seperti bunyi palu. Pang! Pang! Pang! Menurut Mama, bunyi tetes hujan di cangkangnya, pasti membuat Torto takut!”

“Oo, Torto yang malang,” kata Tio sambil melangkah masuk ke dalam rumah. “Ma, aku dapat ide. Aku akan membuat payung dan mengikatnya di cangkang Torto!”

“Mama pikir, kura-kura tidak butuh payung,” gumam Mama.

Namun Tio tidak sempat mendengar kata-kata mamanya. Ia sudah berlari masuk ke dalam kamarnya. Tio mencari gunting, lem, dan sehelai saputangan tua. Ia juga mencari sepotong kayu di dapur.

Tak lama kemudian, Tio tampak sibuk membuat payung kecil. Setelah payung kecilnya jadi, Torto berlari lagi ke teras. Ia memakai lagi jas hujan dan sepatu bot yang tadi diletakkan di teras rumah. Tio langsung menerobos hujan sambil berteriak-teriak,

“Tortooo… Tortooo… kamu di mana? Aku sudah membuatkan payung kecil untukmu! Ayo, keluar! Kamu tidak perlu berteduh lagi kalau punya payung!”

Sayangnya, Torto tetap bersembunyi. Ia tidak terlihat di halaman rumah Tio. Ketika hujan berhenti, barulah Torto muncul, entah dari mana. Tiba-tiba saja, ia sudah ada di dekat kaki Tio. Tio gembira melihatnya. Ia berjongkok dan berkata sambil memamerkan payungnya,

“Aku punya payung cantik untukmu, Torto! Aku tahu, sekarang payung ini tidak berguna karena hujan sudah berhenti. Kamu pasti terlihat aneh, kalau memakai payung yang terikat di cangkang, padahal tidak ada hujan. Iya, kan? Naaah, nanti, kalau hujan turun lagi, kamu tunggu aku, ya! Aku akan ikat payung ini ke cangkangmu!”

Torto hanya memandang Tio dengan pandangan bingung.

Keesokan harinya, dan esok harinya lagi, hujan turun sepanjang hari. Tio kembali mencari Torto di halaman. Namun, Tio tidak pernah menemukan Torto di saat hujan.

“Mama, kan, sudah bilang. Tetes hujan yang jatuh ke cangkang Torto, pasti terdengar oleh Torto seperti bunyi palu. Pang! Pang! Pang! Dan itu membuat Torto takut,” kata mama Tio lagi.

Tio terdiam dan berpikir. Ia lalu berkata,

“Mungkin saja Torto takut. Tapi aku yakin, Torto pasti suka kalau kuberi payung…”

Mama Tio cuma menghela napas panjang.












sumber : bobo.grid.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan