Serba-serbi : Bagaimana Burung Menentukan Rute Migrasinya dan Kembali Pulang? #AKuBacaAkuTahu

 

Bobo.id - Sama seperti hewan lainnya, burung juga melakukan migrasi ke wilayah lain dalam jumlah besar ketika pergantian musim.

Apalagi, burung bisa bermigrasi melewati lautan dan daratan yang luas agar sampai ke wilayah dengan sumber makanannya lebih banyak.

Tapi, bagaimana burung bisa mengingat rute perjalanannya, ya? Mereka bahkan mampu menempuh jarak ribuan kilometer untuk kembal ke tempat asalnya setelah bermigrasi.

Kemampuan navigasi burung begitu menakjubkan dan membuat penasaran semua orang.

Berikut penjelasannya kenapa burung bisa mengingat rute perjalanannya dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Yuk, simak! 

Kemampuan Ajaib Burung Menemukan Rute Kembali Setelah Migrasi 

Inilah beberapa teori yang menyebabkan burung mampu menemukan rute perjalanan kembali ke rumah setelah bermigrasi, yaitu: 

1. Peta Penciuman 

Seekor burung dapat mengetahui lokasi yang sudah pernah dikunjungi atau belum dengan menggunakan peta penciuman.

Mereka akan mencium aroma lingkungan yang disinggahi ketika bermigrasi.

Misalnya, suatu wilayah mempunyai aroma pohon pinus, bawang, atau aroma lainnya yang kuat.

Nantinya, burung akan mengingat aroma tersebut dan mengaitkannya dengan suatu wilayah. Bahkan, indra penciuman burung dapat mencium aroma yang jauhnya ratusan kilometer, lo.  

2. Peta Magnetik 

Teori kedua adalah peta magnetik, yaitu burung bisa mengetahui rute perjalanannya karena menggunakan medan magnet bumi.

Medan magnet bumi jadi lebih kuat ketika burung bergerak menjauh dari wilayah khatulistiwa, baik ke arah kutub utara atau kutub selatan.

Berarti, burung dapat mengetahui perkiraan posisinya dan sensitif merasakan perubahan kekuatan medan magnet.  

3. Kompas Magnetik 

Burung mempunyai kompas sendiri untuk memandunya selama terbang agar tetap berada pada jalurnya, lo.

Menurut penelitian dari Institut Zoologi di Jerman, burung mempunyai kemampuan navigasi sendiri karena punya kompas.

Letak kompas itu ada di kulit bagian atas, dekat dengan paruhnya.

Kompas itu berupa butiran kristal magnetik yang tersambung dengan otaknya, sehingga bisa menentukan rute penerbangannya.

Kompas magnetik ini tidak seperti kompas manusia yang menentukan arah utara dan selatan.

Namun, burung dapat menentukan mana arah kutub dan mana arah khatulistiwa. 

4. Kompas Matahari 

Pada tahun 1951, Gustav Kramer yaitu seorang ahli zoologi dari Jerman menemukan teori lain, yaitu kompas matahari.

Menurutnya, burung mempunyai kemampuan menghitung perubahan posisi matahari sepanjang hari.

Dari kemampuan inilah burung dapat menentukan jam internalnya, sehingga bisa menentukan posisinya berdasarkan pergerakan matahari.

Selain itu, burung juga mengandalkan arah azimuth, yaitu penunjuk arah di mana ada garis vertikal ketika matahari memotong cakrawala. 

5. Kompas Bintang 

Terakhir, burung dapat menemukan rute migrasi dna kembali ke tempat asalnya menggunakan kompas bintang.

Penunjuk arah ini digunakan oleh burung ketika terbang pada malam hari.

Teori ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh ahli zoologi, yaitu Franz dan Eleanor Saur pada 1957.

Kemampuan burung untuk menggunakan kompas bintang adalah kemampuan genetik yang diwariskan, sehingga bisa menentukan arah dengan tepat. 

Kesimpulannya, burung setidaknya menggunakan lima kemampuannya.

Mulai dari peta penciuman hingga kompas bintang dan menyimpan memorinya pada otak sebagai memori spasial, yaitu kemampuan mengingat ruang bidang, bentuk, mengenali jarak dan luas, dan mengetahui arah atau posisinya.

Itulah sebabnya burung bisa kembali lagi ke tempat asalnya setelah bermigrasi dan mengingat rute migrasinya. 

---












sumber : bobo.grid.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan