Dongeng Anak: Buaya dan Burung Penyanyi #MendongenguntukCerdas

 


Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.

Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Buaya dan Burung Penyanyi.

Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!

-----------------------------

Buaya dan Burung Penyanyi bersahabat akrab. Hari ini mereka asyik bercakap. Burung Penyanyi bertengger di hidung Buaya.

Namun, beberapa saat kemudian, Buaya merasa mengantuk. Ia menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar.

Oh, Burung Penyanyi yang bertengger di hidung Buaya terpeleset masuk ke dalam mulut Buaya.

Sayangnya, Buaya tidak tahu. Ia bingung mencari Burung Penyanyi yang kini tak ada lagi di hidungnya.

"Aneh! Ke mana Burung Penyanyi?" gumam Buaya.

"Ia pasti sedang mengajakku bercanda," Buaya melihat ke belakang, ke ekornya.

Namun, burung itu tidak ada. Buaya lalu mencari Burung Penyanyi di semak-semak. Ia memasukkan moncongnya ke semak-semak di tepi sungai. Namun, Burung Penyanyi tetap tidak ditemukannya.

"Ke mana ia?" gumam Buaya kembali.

Buaya akhirnya memejamkan mata untuk tidur. Akan tetapi, tiba-tiba terdengar senandung merdu yang keluar dari dalam dirinya.

"Oh!" serunya heran. Matanya terbuka lebar. "Selama hidup, baru kali ini aku dapat bernyanyi.

Wow, aku akan mengajak Burung Penyanyi sahabatku untuk bernyanyi bersama. Pasti akan sangat menyenangkan!"

Buaya kemudian asyik mendengarkan senandung yang keluar dari dalam dirinya. Setelah beberapa lama ia merasa lelah. Ia lalu membuka mulutnya, dan menguap lebar-lebar.

Ketika akan menutup matanya, ia melihat satu makhluk bertengger di hidungnya. Makhluk itu kelihatan sangat marah.

Dia si Burung Penyanyi. "Kau jahat!" omel burung itu.

"Mengapa kau tidak memberi tahu kalau ingin membuka mulut? Aku terjatuh ke dalam mulutmu, tahu? Menyebalkan!"

Buaya mengernyitkan dahi.

"Jadi," katanya, "senandung yang terdengar dari dalam diriku itu suara senandungmu? Bukan senandungku?"

"Ya!" jawab Burung Penyanyi. Ekornya digoyang-goyangkan.

"Kau kan tahu, kau tidak bisa bernyanyi sama sekali! Suaramu sangat sumbang! Tak enak didengar!"

Buaya sangat sedih mendengar perkataan itu. Airmatanya menetes. "Aku pikir senandung itu suaraku," katanya pilu.

"Kau tahu, aku ingin sekali bisa bernyanyi. Tadi kupikir aku sudah bisa menyanyi. Temyata? Oh, betapa malangnya aku yang bersuara buruk!"

Burung Penyanyi merasa iba. Ia segera mencari cara untuk menghibur sahabatnya itu.

"Teman, bagaimana kalau kau membuat gelembung-gelembung air dan aku bersenandung? Kita lakukan bersamaan. Suara yang terdengar pasti sangat enak didengar."

Buaya setuju. Ia lalu memasukkan moncongnya ke dalam air dan membuat gelembung-gelembung.

Burung Penyanyi bernyanyi. Suara nyanyiannya sangat pas dengan suara gelembung-gelembung air yang dibuat Buaya.

Buaya senang sekali. Sejak itu mereka berdua selalu melakukan hal itu setiap hari.

Agar Burung Penyanyi tidak masuk lagi ke dalam mulutnya, Buaya selalu memberitahu dulu sebelum membuka mulutnya. Wow, rukun, ya, mereka!













sumber : bobo.grid.id

Cerita oleh: Endang Firdaus

----


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan