DONGENG : Tulang emas ajaib

Desa Acarobaga adalah desa penghasil tanaman kapas. hamparan kapas membentang luas mengelilingi desa itu. pertanda memasuki musim panen.
suatu hari warga desa acarobaga mengalami penyakt aneh. penyakit itu membuat hidung gatal  dan membengkak. akibatnya banyak warga tidak bisa memanen karena gatal yang belum sembuh.
melihat situasi dan kondisi itu pak kepala desa berdiskusi dengan penasihatnya untuk menemukan cara mengatasinya.

"banyak tabib telah datang mengobati warga tetapi belum ada hasil sama sekali. aku pernah membaca legenda buah jeruk yang bisa berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. daging buahnya bewarna ungu tetapi jeruk itu hanya bisa ditemukan di ujung hutan terlarang." saran penasihat.

"apakah ada seseorang yang mau pergi ke hutan mengerikan itu? belum pernah ada manusia yang berhasil  mencapainya" tanya pak kepala desa.
penasihat berpikir sejenak. "sebaiknya kita mengadakan sayembara. kita harus mencobanya, pak!" usul penasihat

awalnya pak kepala desa ragu namun ia tidak punya pilihan lain, dalam waktu singkat sayembara menyebar ke berbagai tempat salah seorang pemuda membaca kabar mengenai sayembara itu. namanya alfons sebagai penggemar tanaman herbal dia penasaran untuk pergi  selain itu  juga agar  ibunya sembuh dari penyakit aneh yang dideritanya. alfons kembali ke rumah lalu meminta izin kepada ibunya.

"aku akan pergi ke hutan terlarang mencari jeruk ajaib bu. apakah ibu tahu tentang jeruk itu?" tanya alfons pelan.

dengan tertatih ibunya mengambil buku tua di  rak lemari. buku berdebu dengan kertas yang menguning .

"dulu ada seorang penyihir yang mencoba mengambil jeruk ajaib itu, namun tidak kunjung kembali.
sebaiknya kamu tidak usah pergi ke sana nak"

alfons sempat gentar. kali ini ia telah membulatkan tekad. " aku akan kembali bu, tenanglah!" janji alfons.

hari itu juga alfons bersiap pergi berangkat. ia membawa tas berisi perlengkapan. tidak lupa ketapel dan kerikil-kerikil licin sebagai senjata untuk berjaga jaga. diam diam air mata ibunya jatuh melepas keberangkatan alfons.

setelah berjalan cukup jauh alfons beristirahat sejenak sambil menikmati roti bekalnya. dari kejauhan, seorang kakek berjanggut menghampirinya.
"bolehkah aku meminta sedikit makananmu?" pinta kakek berjanggut itu pelan "aku sangat lapar"

alfons sedikit terkejut namun ia tetap menyambut kakek itu. "tentu saja silahkan duduk kak!" katanya sopan.

alfons memberikan sebagian rotinya. dalam sekejap kakek itu menghabiskan makananya 

"aku adalah seorang pengembara dalam perjalanan aku kehabisan makanan untung saja kau lewat" ucap kakek berjanggut itu membuka obrolan. " mau kemana tujuanmu?" 

alfons menceritakan keadaan desanya sekaligus keinginannya ke hutan terlarang, kakek berjanggut itu membuka obrolan 

"mau kemana tujuanmu?"

alfons menceritakan keadaan desanya sekaligus keinginannya ke hutan  terlarang. kakek berjanggut itu menyimak cerita alfons dengan serius

"niatmu mulia anak muda aku punya sesuatu untukmu" katanya sambil merogoh kantong. 

"aku ikhlas berbagi denganmu, kek. kakek tidak perlu membayar" kata alfons menolak

"terimalah tulang emas ini. mungkin saja kau akan membutuhkannya" paksa kakek itu. alfons harus melanjutkan perjalanan

alfons pun tiba dihutan terlarang pelan pelan ia berjalan sambil memperhatikan keadaan sekitar sampai akhirnnya ia tepat berada di ujung hutan tempat pohon jeruk itu berada

"pasti itu jeruknya" gumamnya sambil mendekati pohon jeruk. ditariknya pegas ketapel. tembakannya berhasil menjatuhkan buah jeruk itu.

"graahhhhh!" tiba tiba terdengar suara raungan menggema.

seekor anjing raksasa mencoba menyerang alfons. dengan cekatan ia menghindari serangan. setelah beberapa kali menembak kerikilnya berhasil mengenai salah satu mata anjing raksasa itu namun hewan itu bangkit kembali untuk menyerang

"gawat kerikilku sudah habis" pikir alfons sambil merogoh kantong.

alfons lengah ia terjatuh karena tersandung batu anjing raksasa itu semakin mendekat

"tulang emas" pikir alfons. ia teringat saran kakek berjanggut

alfons melemparkan benda itu tepat ke wajah hewan buas itu. tiba tiba anjing raksasa itu mengecil berubah menjadi manusia. laki laki berjubah itu melompat kegirangan dan mendekati alfons.

"terima kaish anak muda" katanya semangat. "aku adalah seorang penyihir. puluhan tahun yang lalu aku dikutuk oleh penjaga pohon suci ini karena berniat jahat memakai buah jeruk ini untuk hidup abadi. namun aku tidak akan mengulanginya lagi" lanjutnya.

"apakah kau bisa membantuku?" tanya alfons

"apapun itu sebagai rasa terima kasihku akan ku lakukan" jawab penyihir itu.

alfons ingin kembali ke desa dengan mudah penyihir mengabulkan permintaan alfons

"wushhh...."

hembusan angin bertiup kencang menerbangkan alfons. seketika alfons kembali ke desa acarobaga.

alfons mengiris jeruk itu dan membagikannya kepada warga. tak lama kemudian hidung warga kembali normal termasuk ibu alfons.

esoknya pak kepala desa mengangkat alfons menjadi tabib desa yang baru. dari kejauhan kakek berjanggut penjaga pohon jeruk ajaib tersenyum melihat alfons.














































































Sumber : Majalah Bobo Edisi 02 | 14 April 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan